Savira sedang membaca buku medis saat Kujira menghampiri dan meletakkan mie cup instannya di depan wanita itu. “Terima kasih.” “Sama-sama,” jawab Kujira lalu duduk. Namun tatapannya berpindah pada ponsel Savira yang terus bergetar di atas meja. Berulang kali Savira hanya menoleh lalu sibuk kembali dengan bacaannya. Dan hal itu membuatnya terlihat kesal. Jam kerja Savira masih belum selesai. Ia tidak bisa mengubah mode ponselnya ke mode sunyi di karenakan ponselnya harus selalu aktif agar dokter atau rekannya mudah menghubunginya di saat-saat genting. Ponsel pun hanya berhenti sebentar lalu kembali bergetar hingga rasanya Savira ingin melempar ponselnya. “Siapa?” “Tidak penting.” Savira menatap layar kemudian memasukkannya ke dalam saku baju begitu selesai melihat siapa nama penele