Brakkk…. Pintu ditutup dengan cara ditendang menggunakan kaki Langlang. Tak peduli ada orang yang melihat, kedua insan yang sedang saling memagut tak sabaran itu saling melepaskan pakaian mereka satu sama lain. Langkah mereka bergerak pasti menuju tempat tidur yang akan jadi arena pergumulan mereka sore ini. Hanya terjeda ketika melepaskan pakaian lewat kepala, berjalan sambil kembali memagut dan melumat penuh tuntutan, Savira dan Langlang akhirnya jatuh di atas kasur dengan posisi saling menindih. “Eugnh.” Deru napas keduanya saling berkejaran. Savira merasakan seluruh tubuhnya begetar hebat. Padahal mereka hanya berciuman. “Mas,” rengeknya dengan tatapan sayu, menatap ke arah pria yang sedang melepaskan celana pendekanya dengan buru-buru. “Sebentar, Sayang.” Langlang bergegas m