Episode 7 Bab 43

1876 Kata
  Dua tahun lalu...   Aileen menatap hamparan taman bunga di halaman belakang rumahnya. Sudah hampir dua bulan berlalu sejak pertemuan terakhirnya dengan Eros. Aileen tidak menemui pemuda itu, Aileen tidak datang ke pemukiman tanpa kasta, juga tidak mendengar kabar. Aileen berusaha keras untuk menjalani kehidupannya seperti saat dia tidak mengenal Eros. Sayangnya, sangat sulit berpura-pura mengabaikan perasaanya sendiri. Sering kali Aileen memilih untuk menangis diam-diam ketika dadanya mulai terasa sesak. Aileen sering menghindari keluarganya. Aileen memilih pulang lebih malam agar dia bisa melewatkan makan malam. Aileen juga memilih berangkat lebih awal agar dia bisa sarapan lebih pagi. Aileen berusaha keras untuk tidak berbicara dengan kedua orang tuanya, juga sedikit menjauh dari Adeline. Aileen tahu kalau dia  menghukum orang-orang yang tidak bersalah, tapi mau bagaimana lagi? Hanya itu saja cara untuk bisa Aileen lakukan untuk menghindari kesedihannya. Jika dia berhadapan dengan ayahnya, maka Aileen akan kembali ingat pada hari dimana Ethan meninggal. Ketika Aileen berbicara dengan ibunya, maka Aileen akan mengingat pertemuan terakhirnya dengan Eros. Saat itu ibunya ikut menemui Eros dan Ethan di pemukiman. Lalu, saat bersama dengan Adeline, Aileen akan mengingat semua tangisan yang disaksikan oleh adiknya itu. Iya, Aileen memang berusaha mengindari mereka semua, tapi sebenarnya semua kenangan buruk itu tetap saja terputar di kepala Aileen. Aileen masih mengiat segalanya. Aileen ingat pada tangisannya, pada kemarahannya dan pada rasa kecewa yang seakan memenuhi dadanya. Aileen berusaha keras untuk menghabiskan waktunya di luar rumah. Aileen akan kembali pulang pada pukul 11 malam, lalu langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Setiap pagi Aileen akan berangkat lebih awal, dia meninggalkan Adeline yang selama ini ingin berangkat sekolah bersamanya karena adiknya itu tidak suka berangkat bersama dengan Aruna. Ya, semua itu sudah Aileen lakukan.. Tapi sekarang, hanya dengan kehadiran satu orang yang selama dua bulan ini terus mengacaukan pikirannya, semua usahan yang Aileen lakukan hancur begitu saja. Aileen menutup mulutnya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Eros.. pemuda itu ada di depan Aileen. Dia sedang berdiri dan menatap Aileen dengan mata berkaca-kaca. Aileen bahkan sudah tidak sadar jika sejak tadi dia telah meneteskan air matanya. Aileen tidak bisa menahan rasa sesak di dadanya ketika dia melihat Eros berdiri sendirian padahal biasanya di belakang pemuda itu selalu ada Ethan yang akan tersenyum sambil melambaikan tangannya. Tidak, Aileen kembali mengingat Ethan. “Aileen..” Ketika Eros memanggil namanya dengan suara lirih, sata itulah Aileen kembali kehilangan kendali atas dirinya. Aileen berlari secepat yang dia bisa lalu memeluk pemuda itu dengan erat. Iya, Aileen kembali menemukan potongan hatinya yang hilang selama dua bulan ini. *** “Kenapa kamu tidak pernah datang, Aileen?” Tanya Eros ketika Aileen masuk ke dalam kamarnya. Aileen tidak memiliki pilihan lain selain membawa Eros masuk ke dalam kamarnya. Aileen tidak ingin ada openjaga atau pelayan yang melihat Eros di halaman belakang rumahnya. Aileen duduk di samping Eros, dia masih tidak percaya jika pemuda itu benar-benar nyata. Tadi, Adeline menemui Aileen dan menjelaskan segalanya. Adiknya itu tidak sanggup melihat Aileen yang terus murung. Adeline mengambil resiko yang sangat besar, dia datang menemui Eros dan membawanya ke rumah ini. Adeline mendengar pembicaraan ayahnya dan ibunya, mereka sedang pergi ke luar negeri selama dua hari, ini perjalanan rahasia oleh sebab itu Aileen dan Adeline tidak diberi tahu oleh orang tuanya. Aruna juga sedang pergi berlibur bersama dengan teman-temannya, oleh karena itu Adeline nekat membawa Eros ke rumah mereka. Aileen memeluk Eros sekali lagi hanya untuk memastikan jika pemuda itu memang benar-benar berada di sampingnya. Aileen tidak bisa membendung air matanya. Dia merasa sangat senang karena melihat Eros baik-baik saja setelah kejadian buruk yang menimpa Ethan dua bulan yang lalu. Aileen masih mengingat tangisan Eros saat pemakaman Ethan. Aileen tahu kalau Eros sangat terluka karena dia kehilangan sahabat dekatnya. Tapi pemuda itu berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja. “Maafkan aku, Eros..” Kata Aileen sambil tetap memeluk Eros. Aileen tidak memiliki pilihan lain. Aileen ingin menemui Eros, tapi dia sangat takut. Aileen tidak ingin membuat Eros berada di dalam bahaya. Aileen tahu apa saja yang bisa dilakukan oleh ayahnya. “Jangan menangis.. jangan menangis lagi, Aileen. Aku tahu kamu selalu menangis selama dua bulan ini. Adeline sudah menceritakan semuanya kepadaku..” Kata Eros sambil memblas pelukan Aileen. Sama. Semua masih tetap terasa sama. Pelukan Eros tetap menjadi hal yang begitu menenangkan hati Aileen. Hanya pelukan pemuda itu saja yang mampu memberi ketenangan pada hati Aileen yang selama dua bulan ini terasa sangat kacau. Aileen menatap Eros sejenak. Aileen masih tidak percaya jika pemuda ini benar-benar berada di hadapannya. Dua bulan mereka tidak bertemu dan tidak bertukar kabar apapun. Aileen tidak tahu bagaimana Eros menjalani harinya tanpa Ethan. Mereka selalu bersama sejak puluhan tahun lalu. Ethan adalah bagian dari kehidupan Eros. Ketika kehilangan Ethan, maka Eros juga kehilangan sebagian dari hidupnya. Eros menjalani hari yang sangat buruk dan Aileen tidak berada di sampingnya. Aileen sibuk dengan luka dan ketakutannya sendiri hingga dia melupakan keadaan Eros. Dibandingkan dengan Aileen, Eros pasti jauh lebih sedih. “Eros, aku mohon maafkan aku..” Kata Aileen dengan sungguh-sungguh. Aileen tahu jika Eros bukan pria yang bodoh. Pemuda itu pasti tahu jika kematian Ethan bukanlah sebuah kebetulan, ada orang yang sengaja membunuh Ethan. “Kenapa kamu harus meminta maaf, Aileen?” Tanya Eros. Aileen menundukkan kepalanya. Kenapa dia harus minta maaf? Iya, karena semua ini disebabkan oleh Aileen. Kematian Ethan disebabkan oleh Aileen. Bukan hanya itu saja, jika Eros masih berhubungan dengan Aileen, maka pemuda itu juga sedang dalam bahaya. Sebenarnya apa yang disukai manusia dari peraturan kasta yang dibuat puluhan tahun lalu? Apa yang menyenangkan dari peraturan tidak masuk akal ini? Orang-orang kaya yang bisa melakukan apapun, lalu orang miskin yang hidup sengsara karena tidak memiliki kasta. Kenapa bukannya semakin berkembang, dunia ini malah kembali mengalami kemunduran? Orang kaya yang berkuasa bisa melakukan apapun karena mereka berada di kasta Aporipse. Ya, apalagi jika mereka adalah seorang Elysium atau pegawai pemerintah dengan jabatan tinggi. Aileen tidak habis pikir dengan kesenjangan ini. Semua orang berlomba untuk memberikan kesengsaraan bagi oleh lain. “Kematian Ethan disebabkan oleh ayahku..” Kata Aileen sambil kembali meneteskan air matanya. Eros menghembuskan napasnya, pemuda itu tampak kembali menundukkan kepalanya dengan pelan. Eros sangat sedih. Pemuda itu kehilangan sahabat yang sangat dekat dengan dirinya. Ini semua tidak mudah untuk Eros. “Lalu.. kenapa kamu meminta maaf kepadaku? Bukan kamu yang membunuh Ethan..” Kata Eros. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Iya, memang bukan Aileen. Tapi semua ini disebabkan oleh dirinya. Aileen ingin kembali berbicara tapi dia dikejutkan dengan pintu kamarnya yang terbuka secara tiba-tiba. “Maaf karena aku mengganggu kalian, aku membawa makanan dan minuman. Aileen tidak makan apapun sejak pagi, tolong buat dia menghabiskan sarapan ini..” Kata Adeline sambil meletakkan nampan berisi dua piring sarapan dan dua gelas s**u coklat. Adiknya itu tersenyum kepada Aileen. Adeline terlihat sangat tulus. Apapun yang terjadi di masa depan, Aileen tidak akan pernah melupakan kebaikan Adeline hari ini. Bagaimanapun sifat adiknya itu, Adeline tetaplah seorang adik yang manis dan baik. Adeline menghawatirkan banyak hal di balik kalimatnya yang terkadang terdengar menyakitkan. Adelina sangat perhatian sekalipun kadang dia terlihat tidak peduli dengan apapun dan siapapun. “Adeline..” Kata Aileen dengan pelan. “Jangan menangis lagi. Untuk apa kalian mengingat sesuatu yang menyedihkan? Sudahlah, kalian tidak memiliki banyak waktu.. jadi lebih baik kalian segera tertawa..” Kata Adeline sambil tersenyum. Aileen menatap Adeline dengan pandangan terpana. Dari mana adiknya belajar berbicara semanis itu? “Well, aku mengutip kalimat yang dikatakan oleh Eros saat kami dalam perjalanan ke sini..” Kata Adeline sambil mengendikkan bahunya dan berjalan dengan santai menuju ke arah pintu. Aileen memutar bola matanya dengan kesal. Ya, setidaknya adiknya itu membuat suasana hati Aileen jadi sangat baik. “Iya, Adeline memang benar. Jangan mengingat hal yang sedih, Aileen.. tidak aakn ada yang berubah sekalipun kamu menangis hingga beberapa tahun ke depan. Ethan memang sudah meninggal, aku merasa sangat sedih, tapi tidak ada yang bisa aku ubah dengan air mataku. Menangislah sewajarnya, tapi jangan jatuh ke dalam kesedihan yang terlalu dalam. Aku mencoba untuk berdamai dengan semuanya, bahkan aku memaafkan semua orang sebelum mereka meminta maaf kepadaku atas kematian Ethan. Aku menerima semua ini.. jadi cobalah untuk melakukan hal yang sama..” Kata Eros sambil menatap Aileen dengan serius.   Aileen menganggukkan kepalanya. Seumur hidupnya, dia tidak pernah bertemu seseorang yang memiliki hati sebesar Eros. Memaafkan orang lain bahkan saat orang itu belum meminta maaf adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. “Jujur saja, di saat pertama melihat Ethan tidak sadarkan diri dengan tubuh yang penuh darah, hatiku menggelap, Aileen. Aku ingin menghancurkan semua orang yang melukai Ethan.. tapi akhirnya aku sadar, Ethan tidak akan menyukai tindakanku. Aku berusaha untuk berdamai dengan semuanya.. berusaha memaafkan orang lain padahal selama ini aku hidup dengan dendam yang seakan terus menggerogoti hatiku..” Kata Eros. Aileen tahu kalau Eros menjalani kehidupan yang tidak mudah selama ini. Pemuda itu hidup dalam kesengsaraan sehingga emosi pasti akan lebih mudah tumbuh dibandingkan kasih. Tapi Eros membuktikan jika dia menang atas hatinya sendiri. Pemuda itu berusaha keras untuk mengendalikan hatinya yang penuh dengan luka. Aileen kagum padanya.. “Aku dibuang oleh orang tuaku. Aku tidak tahu mereka berasal dari kasta mana, tapi mereka membuangku, Aileen. Aku membenci mereka, aku dendam pada mereka.. lalu Ethan datang dalam hidupku. Aku merasa seperti memiliki seorang adik yang bergantung pada diriku. Sejak saat itu aku berusaha keras untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam segala hal di hidupku, Ethan selalu menjadi orang pertama yang menghiburku. Dia mengajariku untuk tidak menyimpan dendam meskipun hidup kami penuh dengan luka..” Kata Eros. Aileen tahu kalau Ethan sangat berarti untuk Eros. Mereka bagaikan saudara meskipun tidak memiliki darah yang sama. “Seminggu setelah kematiannya, aku selalu menunggumu datang. Aku melihatmu di pemakaman Ethan, dan aku tahu kalau kamu juga sangat bersedih atas kejadian ini..” Kata Eros. Aileen menundukkan kepalanya. Aileen merasa sangat menyesal karena hari itu dia memilih untuk pergi meninggalkan Eros sendirian. Jika saja Aileen datang menemui Eros, pasti pemuda itu tidak merasa sendirian ketika dia harus menghadapi kesedihan atas kepergian Ethan. “Lalu aku sadar, kamu juga sangat terluka. Dua orang yang sedang terluka tidak akan bisa saling menyembuhkan.. jadi aku memilih untuk menyembuhkan lukaku terlebih dahulu..” Kata Eros. Aileen menutup matanya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Eros saat itu. Dia sendirian, dia kehilangan sahabat baiknya. “Hal terakhir yang Ethan minta dariku adalah tidak menyerah atas dirimu. Aku mungkin bisa kehilangan nyawaku, tapi aku tidak akan menyerah..” Kata Eros. Aileen mengangkat kepalanya dan menatap Eros dengan pandangan tidak setuju. Tidak, Eros tidak boleh mengatakan hal buruk seperti itu. Aileen tidak akan bisa menahan dirinya jika Eros sampai pergi dari hidupnya. Aileen pasti akan sangat kacau dan tidak akan ada yang bisa menyelamatkan Aileen dari kekacauan itu. “Jangan mengatakan hal buruk..” Kata Aileen. Eros menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. “Aileen, sesuai dengan permintaan Ethan, aku tidak akan menyerah atas dirimu.. apakah kamu juga akan melakukan hal yang sama untuk kisah in?” Tanya Eros. Awalnya Aileen merasa ragu. Perasaan takut kembali menguasai hatinya, tapi ketika dia menatap mata Eros, Aileen merasa.. dia merasa jika semuanya akan baik-baik saja asalkan mereka tetap bersama. Oleh sebab itu, tanpa memikirkan apapun.. Aileen menganggukkan kepalanya dengan pelan. Apapun yang terjadi, mereka tidak akan menyerah. Tidak akan pernah menyerah..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN