Aileen tertawa ketika dia melihat Adeline menatap Aruna dengan sinis.
Ya, mereka akhirnya berada dalam satu mobil yang sama. Aruna tidak ingin menggunakan mobilnya, dia ingin datang ke rumah Keizaro bersama dengan Aileen dan Adeline.
Tentu saja Aileen mengizinkan kakaknya itu ikut dengan mobilnya. Sekalipun Aruna sering membuat Aileen kesal, Aileen tetap menganggap Aruna sebagai kakaknya. Aileen tidak akan mungkin menolak keinginan Aruna untuk satu mobil dengannya.
“Apakah kamu bisa berhenti memotret wajahmu sendiri? Aku benar-benar merasa geli dengan perbuatanmu, Aruna!” Kata Adeline yang duduk di samping Aileen.
Aileen kembali tertawa. Adeline memang sangat jago mengatakan kalimat yang menyakitkan.
Jujur saja Aileen juga merasa geli dengan perbuatan Aruna. Sejak berangkat, Aruna sibuk dengan riasan di wajahnya. Perempuan itu terus saja mengomel karena dia bangun kesiangan sehingga dia tidak bisa make up dengan tenang. Setelah selesai merias diri, Aruna sibuk dengan kamera kecil yang terbang di sekitarnya. Perempuan itu terus saja memotret dirinya seakan dia sedang berpose untuk sampul majalah fashion. Benar-benar menggelikan!
“Apakah kamu sedang iri karena wajahmu tidak secantik aku?” Tanya Aruna.
Adeline mendelikkan matanya. Adiknya itu tampak semakin kesal ketika dia mendengar jawaban Aruna.
Aileen kembali tertawa. Mereka memang tidak cocok berada di mobil yang sama.
Lihat saja apa yang terjadi saat ini. Baru beberapa menit duduk bersama, mereka sudah saling berdebat satu sama lain.
“Kamu sangat menjijikkan! Kalau aku memiliki wajah sepertimu, aku akan memilih untuk mengurung diriku di dalam kamar. Aku akan merasa malu ketika bertemu dengan orang lain..” Kata Adeline dengan santai.
“Apakah kamu sedang mengatakan jika wajahku jelek?” Tanya Aruna dengan tatapan kesal.
Adeline mengendikkan bahunya dengan santai. Aileen tertawa keras ketika dia melihat raut menyebalkan yang Adeline tampilkan. Adeline memang sangat pandai untuk merusak suasana hati seseorang. Aruna pasti sangat kesal saat ini.
“Aku tidak berkata demikian, kamu sendiri yang mengakui jika wajahmu jelek!” Kata Adeline.
Apa? Bagaimana mungkin Adeline berani mengatakan hal itu?
“Adeline!”
“Sudah, jangan ribut di dalam mobilku. Aku akan menurunkan kalian berdua di pinggir jalan jika kalian masih berdebat seperti ini” Kata Aileen.
“Aku tidak keberatan..” Kata Adeline dengan santai.
“Aku akan membunuhmu jika kamu berani melakukan itu!” Aruna menatap Aileen dengan kesal.
Astaga, Aruna memang selalu berlebihan.
“Diamlah jika tidak ingin turun di sini, Kak” Kata Aileen sambil membalas tatapan Aruna.
“Kamu tidak akan berani melakukan itu kepadaku, Aileen.” Kata Aruna sambil tersenyum mengejek.
Aileen tertawa pelan. Apakah selama ini Aruna berpikir jika Aileen takut kepadanya? Ah, sangat menggelikan.
“Hentikan mobilnya di sini. Kakakku ingin turun” Kata Aileen dengan tenang.
Mobil yang mereka tumpangi akhirnya mendarat dan berhenti di pinggir jalan.
Aileen menatap Aruna yang tampak terkejut dengan apa yang terjadi.
“Kakak bisa turun sekarang” Kata Aileen dengan pelan.
Adeline tertawa dengan keras. Adiknya itu terlihat menikmati apa yang sedang terjadi.
“Kamu berani melakukan ini kepadaku?” Tanya Aruna yang tampak sangat kesal.
Aileen mengendikkan bahunya. Kenapa Aileen harus takut? Ini adalah mobil miliknya.
“Kalau Kakak tidak mau mendengarkan apa yang aku katakan, Kakak bisa turun sekarang juga” Kata Aileen sambil membuka pintu mobil yang ada di sisi Aruna.
“Kamu pikir kamu siapa sehingga bisa melakukan hal ini kepadaku? Jangan membuat masalah denganku atau aku akan membuatmu menyesal” Kata Aruna sambil menyilangkan tangan di depan d**a.
Aileen menarik napasnya dengan pelan. Dia tidak memiliki banyak waktu. Aileen harus segera sampai ke rumah Keizaro karena pemuda itu akan berangkat 30 menit lagi.
Ah, Adeline benar. Seharusnya Aileen tidak mengizinkan Aruna berangkat bersamanya. Kakaknya itu sangat menyebalkan.
“Bukan begitu caranya mengancam. Kamu terlihat seperti seseorang yang sedang memohon karena tidak memiliki tumpangan..” Kata Adeline.
“Sudahlah, jangan membuat aku jadi semakin kesal. Aku akan menurunkan kalian berdua jika kalian tidak mau diam.” Kata Aileen dengan pelan.
“Jalankan kembali mobilnya, aku harus segera sampai di rumah Keizaro” Kata Aileen pada akhirnya.
***
“Kenapa kamu baru datang, Aileen?” Tanya Keizaro sambil memeluk Aileen.
Aileen tertawa lalu membalas pelukan Keizaro.
Tidak terasa, mereka telah bersahabat selama belasan tahun. Untuk yang pertama kalinya, Aileen akan tinggal berjauhan dengan sahabatnya.
“Adeline dan Kak Aruna membuat keributan di mobil. Untung saja aku tidak terlambat..” Kata Aileen sambil tersenyum.
“Kak Keizaro, aku membeli jam tangan ini dengan uang sakuku selama satu bulan penuh. Anggap saja ini sebagai hadiah kenang-kenangan dariku” Kata Adeline sambil menyerahkan kotak jam tangan dengan merk ternama.
Aileen menatap Adeline sambil tersenyum. Adeline memang anak yang manis.
“Adeline, apa yang kamu lakukan? Ini terlalu berlebihan, aku sangat menyukainya. Terima kasih, Adeline..” Kata Keizaro sambil memeluk Adeline.
Aileen mengusap air matanya yang tiba-tiba saja menetes.
Setelah ini Aileen akan benar-benar kesepian. Dia tidak akan bisa bertemu Keizaro setiap hari, dia juga tidak akan mendengarkan lelucon Keizaro yang menyebalkan. Aileen akan kehilangan banyak hal hari ini.
“Jangan membuatku menangis, aku berusaha keras untuk tidak terlihat menyedihkan seperti Aileen!” Kata Adeline sambil melepaskan pelukannya.
Aileen tertawa pelan. Aileen tahu kalau Adeline memiliki hati yang lembut sekalipun dia sering kali bersikap kasar.
Adeline adalah tipe perempuan yang suka terlihat kuat tapi sebenarnya hatinya sangat mudah tersentuh.
“Oh tidak, jangan menangis, Adeline..” Kata Keizaro sambil kembali memeluk Adeline.
Aileen menatap ke sekeliling rumah Keizaro yang tampak ramai dengan beberapa kerabat dan teman-teman dekat Keizaro.
“Aileen? Kamu baru datang?”
Kerina, kakak perempuan Keizaro datang dan menyapa Aileen yang sejak tadi hanya diam di samping Keizaro.
“Kakak? Bagaimana kabar Kakak? Aku dengar Kakak sekarang bekerja di badan intelejen negara, Kakak sangat hebat!” Kata Aileen sambil tersenyum.
“Jangan memuji orang lain ketika kamu sendiri sudah dua kali menolak tawaran untuk bekerja di departemen pemerintahan” Kata Kerina sambil memutar bola matanya.
Aileen tertawa sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.
“Jangan seperti itu, Kak. Kakak benar-benar hebat. Sudah lama sekali kita tidak bertemu” Kata Aileen.
Kerina menganggukkan kepalanya. Ya, mereka memang sudah jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Aileen selalu menghabiskan waktunya untuk mengurus yayasan, sementara Kerina pasti sangat sibuk dengan pekerjaan di badan intelejen negara.
“Sudahlah, Keizaro sejak tadi melihatmu. Sepertinya kamu harus menemuinya sekarang..” Kata Kerina sambil menunjuk ke arah Keizaro yang sekarang sedang berbicara dengan Aruna.
Ah, sejak kapan Keizaro pergi dari sisinya?
“Dia memang selalu seperti itu, Kak..” Kata Aileen sambil tertawa dengan pelan.
Aileen melangkahkan kakinya untuk mendekati Keizaro. Ketika Aileen sampai di samping Keizaro, Aruna langsung menatap Aileen dengan kesal.
“Aku membeli sepasang sepatu untukmu. Aku harap kamu akan menyukainya.. Ini bukan sepatu sembarangan karena aku tahu kamu bukan orang yang suka menggunakan sepatu biasa. Sepatu ini cukup sulit didapatkan, tapi dengan susah payah aku akhirnya menemukannya..” Kata Aruna sambil tersenyum dengan ramah.
“Terima kasih, Kak. Aku akan sangat menyukainya.. Ah, sayang sekali.. ini bukan ukuran sepatuku. Ini lebih besar dari ukuranku..” Kata Keizaro sambil berusaha menggunakan sepatu yang baru saja diberi oleh Aruna.
Aileen menutup mulutnya, dia berusaha untuk menahan tawa.
Astaga, Aruna pasti akan sangat kesal karena dia salah membeli ukuran sepatu.
“Apa? Bagaimana bisa?” Tanya Aruna.
Aileen tersenyum samar ketika dia melihat ekspresi Aruna yang sedang panik.
Kakaknya itu pasti berusaha keras untuk mendapatkan sepatu yang dibuat dalam jumlah terbatas di dunia ini. Sayang sekali, dia membeli sepatu dengan ukuran yang salah.
Aileen mengenal Keizaro dengan sangat baik. Pemuda itu tidak pernah mau menggunakan sesuatu yang sesuai dengan ukurannya.
Sayang sekali, sepatu mahal itu pasti tidak akan digunakan oleh Keizaro.
“Iya, ini jauh lebih besar dari ukuranku. Tapi tidak masalah, aku akan tetap menyimpannya. Terima kasih, Kak Aruna..” Kata Keizaro sambil melepaskan sepatunya.
“Ini tidak mungkin! Aku melihat kotak sepatumu di dalam kamar Aileen. Seharusnya ukuran itu sudah benar!” Kata Aruna.
Aileen mengernyitkan dahinya. Apa yang sedang dikatakan oleh Kakaknya?
Sejak kapan ada kotak sepatu Keizaro di dalam kamarnya?
“Aku tidak menyimpan kotak sepatu milik Keizaro. Kakak pasti salah lihat..” Kata Aileen dengan pelan.
“Seingatku aku memang tidak pernah meninggalkan kotak sepatuku di kamar Aileen” Kata Keizaro.
Aileen menatap Keizaro lalu menganggukkan kepalanya.
“Jika itu bukan kotak sepatu Keizaro, lalu kotak sepatu siapa yang ada di kamarmu? Aku melihatnya, aku tahu jika itu adalah kotak sepatu milik laki-laki..” Kata Aruna.
Aileen memukul dahinya dengan pelan. Astaga, itu adalah kotak sepatu milik Eros dan Ethan.
Aileen ingat jika dia sempat membeli sepatu baru untuk Eros dan Ethan saat mereka pertama kali bertemu. Adeline pasti meletakkan kotak sepatu itu di dalam kamarnya karena saat itu Aileen sedang berada di rumah sakit dan tidak bisa mengurus apapun.
Aileen menelan ludahnya dengan pelan. Apa yang harus dia katakan sekarang?
“Sepertinya Kakak salah melihat. Mungkin saja itu adalah kotak sepatuku..” Kata Aileen dengan tenang.
Lagi-lagi Aileen kembali berbohong.
“Itu tidak mungkin. Apakah ukuran sepatumu lebih besar dibandingkan Keizaro?”
Aileen terdiam. Dia tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan yang satu ini.
“Sudahlah, kalian jangan berdebat seperti itu. Aku harus segera naik ke atas karena helikopterku akan berangkat sepuluh menit lagi..” Kata Keizaro sambil menarik tangan Aileen untuk naik ke atap rumahnya.
“Apakah ini saatnya untuk berangkat?” Tanya Aileen begitu mereka sudah berada di landasan pacu yang ada di atap rumah Keizaro.
Aileen menatap sebuah helikopter putih yang sudah terparkir di atas atap. Untuk sesaat Aileen hanya diam sambil memeluk bahu Keizaro.
Tidak terasa, mereka akan benar-benar berpisah sekarang.
“Hei, jangan seperti ini, Aileen.. aku akan pulang dua minggu lagi untuk mengurus beberapa hal penting yang masih tertinggal di sini. Kita akan bertemu dan menghabiskan waktu bersama..” Kata Keizaro sambil mengusap kepala Aileen.
Dua minggu? Biasanya Aileen bisa menemui Keizaro kapanpun dia mau.
“Kamu akan pergi jauh, wajar kalau aku merasa sedih..” Kata Aileen sambil terus memeluk Keizaro.
Aileen dan Keizaro tidak pernah terpisah dalam waktu yang lama. Ini kali pertama untuk Aileen.
“Aku akan kembali pulang dua minggu lagi. Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu bersedih..” Kata Keizaro sambil mengusap air mata Aileen.
Aileen menghembuskan napasnya lalu mengangguk dengan pelan. Akhirnya Aileen memilih untuk melangkahkan kakinya ke arah Adeline yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Aileen tahu kalau Keizaro harus segera berpamitan dengan keluarga dan juga beberapa teman dekatnya.
“Kamu terlihat seperti akan ditinggal oleh kekasihmu, Aileen..” Ejek Adeline.
Aileen mengusap air matanya dengan pelan. Sejak tadi Aileen terus memperhatikan Keizaro yang sedang tertawa ketika dia memeluk keluarganya. Mereka semua tampak bahagia, tidak seperti Aileen yang terus saja menangis sejak dia datang ke rumah ini.
“Dia lebih dari kekasih untukku..” Jawab Aileen dengan pelan.
“Ya, sayang sekali kamu melewatkan kesempatan untuk menikah dengannya. Di luar negeri akan ada banyak gadis cantik, Kak Keizaro sudah pasti akan tertarik dengan salah satu dari mereka” Kata Adeline sambil tertawa.
Aileen memutar bola matanya. Apakah selama ini Adeline berpikir jika Aileen akan cemburu ketika Keizaro memiliki kekasih? Hubungan persahabatan mereka tidak seperti yang Adeline pikirkan.
“Aku tidak peduli dengan hal itu..” Kata Aileen.
“Lalu kenapa kamu menangis?” Tanya Adeline sambil menatapnya dengan kesal.
“Sudah kubilang jika Keizaro lebih dari kekasih untukku.. dan dia akan pergi..”