Episode 3 Bab 16

1546 Kata
Malam semakin larut, tapi Eros memilih untuk tetap duduk di tangga jembatan. Matanya tidak terasa lelah, tubuhnya juga tidak kedinginan padahal malam ini angin berhembus cukup kencang. Beberapa kali Eros menghembuskan napasnya dengan pelan. Pikirannya kacau. Masih teringat jelas bagaimana caranya memeluk Aileen. Eros bahkan masih bisa merasakan getaran menyenangkan di dalam hatinya setiap kali dia mengingat pelukan itu. Apa.. apa yang sebenarnya terjadi? Eros tahu jika dia baru saja melakukan hal gila yang mungkin akan membuat Aileen tidak menyukainya. Memeluk Aileen? Apakah Eros sudah gila? Eros bahkan memeluk wanita itu padahal Aileen belum memberikan persetujuan. Gila, Eros memang sudah gila. “Kamu tidak ingin tidur? Mau sampai kapan kita duduk di sini?” Ethan bertanya. Eros menatap pemuda itu lalu mengendikkan bahunya. Saat ini Eros belum ingin beranjak. Eros ingin tetap di sini. “Kalau ingin pulang, kamu bisa pulang sendiri..” Kata Eros dengan pelan. Eros melayangkan matanya, menatap ke arah kota yang jaraknya begitu jauh dari tempatnya sekarang. Gemerlap cahaya kota menerangi jalan di pemukiman ini, tapi tidak ada satupun cahaya yang menerangi hati Eros. “Aku pikir kamu menyukainya..” Kata Ethan. Eros menoleh lalu membalas Ethan dengan cepat. “Aku tidak menyukai Aileen..” Kata Eros. “Aileen? Apakah kita sedang membicarakan perempuan itu?” Tanya Ethan sambil tersenyum mengejek. Eros mengalihkan pandangannya. Tidak, ini bukanlah hal yang benar. Apakah Eros sudah melupakan statusnya sendiri? Untuk sesaat, keheningan kembali menguasai mereka berdua. Eros kembali larut ke dalam pikirannya sendiri, sementara Ethan sepertinya enggan mengganggu Eros. “Aku tidak boleh menyukainya, Ethan..” Kata Eros. Eros melemaskan bahunya. Sekarang dia mulai berbaring sambil menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Ya, selain pantulan cahaya dari kota, pemukiman ini bisa tetap terang karena bantuan cahaya bintang dan bulan. “Kenapa tidak? Aku menyukainya, orang-orang di sini juga menyukainya..” Kata Ethan. Eros tahu jika Ethan memahami maksud dari kalimatnya, tapi pemuda itu tampaknya sedang berusaha membuat Eros menjadi kesal. Eros menarik napasnya dengan perlahan. Apa ini? Apa yang sedang pikirkan? Menyukai Aileen? Perempuan itu memiliki kehidupan yang sempurna, sangat berbeda dengan kehidupan Eros yang serba menyedihkan. Apa yang Eros pikirkan sehingga dia berani menaruh hatinya kepada perempuan itu? Astaga, mereka bahkan baru saling mengenal. Aileen memang sangat baik, perempuan itu terlalu baik hingga dengan mudahnya Eros jatuh hati pada perempuan itu. Namun, ada satu hal yang tidak Eros sadari... Aileen memang baik kepada semua orang, bukan hanya kepadanya saja. Perempuan itu layaknya malaikat yang dilahirkan dalam tubuh manusia. Hatinya begitu tulus, tatapannya begitu menenangkan, suaranya sangat menyenangkan. Iya, Aileen memang seorang malaikat. Lalu, apa yang ada di pikiran Eros sehingga gelandangan seperti dirinya berani jatuh hati kepada seorang malaikat? “Aku terlalu tidak tahu diri, Ethan..” Kata Eros. Eros putus asa dengan perasaannya sendiri. Di detik pertama dia menyadari perasaannya kepada Aileen, saat itu juga dia tahu kalau dia tidak pantas. Hatinya patah saat itu juga. “Apa yang kamu katakan? Dia juga manusia seperti kita, apakah salah kalau orang tanpa kasta menyukai orang—” “Bukan salah, tapi tidak pantas! Aku tidak pantas memiliki perasaan ini..” Kata Eros. Eros memejamkan matanya. Ketika kegelapan merenggut pandangannya, saat itu juga Eros melihat senyuman Aileen. Perempuan itu begitu sempurna.. Kenapa semuanya bisa berjalan secepat ini? “Lalu? Apakah kita tidak pantas menyukai orang lain?” Tanya Ethan. Eros menolehkan kepalanya lalu tersenyum dengan miris. Bukan, bukan itu yang Eros maksud. Orang tanpa kasta seharusnya tahu diri. Eros tidak bisa menaruh hati kepada Aileen, mereka terlalu jauh berbeda. Sebagai orang tanpa kasta, seharusnya Eros jatuh hati kepada orang yang memiliki status sejajar dengannya. Hanya karena Aileen berbuat baik kepadanya, maka Eros bisa bersikap tidak tahu diri? “Seharusnya bukan Aileen. Dia sempurna, Ethan.. aku tidak boleh menyukainya..” Kata Eros. “Justru karena dia sempurna, maka kamu menyukainya, Eros..” Kata Ethan. Tidak, bukan itu alasannya. Eros menyukai Aileen karena dia melihat gemerlap cahaya harapan di mata perempuan itu. Sebuah cahaya yang selama ini Eros cari ada di dalam diri Aileen. Tapi kenapa harus Aileen? Kenapa cinta pertamanya justru harus dipatahkan begitu saja? Bahkan harus dihancurkan di detik pertama ketika dia menyadarinya. Ah, bukankah ini sangat menyedihkan? “Kurasa dia dari kasta kedua atau mungkin pertama. Rumahnya begitu mewah, keluarganya terlihat sangat kaya. Sahabatnya juga demikian.. lalu aku siapa? Kenapa aku bisa menaruh hati kepadanya?” Tanya Eros. Ethan tertawa pelan. “Jadi sekarang kamu mengakui jika kamu memang menyukainya?” Tanya Ethan. Eros menutup mulutnya. Dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. “Kamu hanya menaruh hati kepadanya, itu bukan hal yang salah, Eros. Justru wajar jika kamu menyukainya, Aileen terlihat sangat dekat denganmu. Tapi, jangan pernah berharap lebih..” Kata Ethan. Eros menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin Ethan bisa mengatakan hal seperti itu? Sejak awal, mereka sama sekali tidak memiliki harapan. Hidup di tempat mengajarkan banyak hal kepada Eros. Salah satunya adalah tetap hidup tanpa mengenal harapan. Tidak akan ada hal yang bisa mereka perjuangkan. Bahkan mereka tidak ada yang tahu apakah besok mereka masih memiliki makanan. Jadi, tidak ada yang boleh memiliki harapan atau orang tersebut akan mati di dalam kekecewaan. Kehidupan orang tanpa kasta memang sangat keras. Ada banyak peraturan yang harus diikuti agar mereka tetap bisa bertahan hidup. Mati kelaparan jauh lebih menyenangkan dibanding mati karena dikecewakan oleh mimpi dan harapan. “Aku tidak pernah berharap apapun, Ethan..” Kata Eros. “Kalau begitu, tidak masalah. Jangan bersedih seperti itu, Eros.. setidaknya kamu harus bahagia karena cinta pertamamu adalah malaikat cantik dan baik..” Kata Ethan. Tidak pernah ada rasa gelisah di hati Eros. Selama ini, sekalipun Alfa sering kali kehabisan makanan dan Eros harus menahan lapar selama berhari-hari, Eros sama sekali tidak pernah merasa gelisah. Kalaupun harus mati, Eros selalu siap. Tapi kali, ketika dia menyadari jika dia mencintai seseorang, hatinya terus merasa gelisah. Apakah akan ada hal buruk yang terjadi? Apakah semua ini akan berakhir menyakitkan? “Entah ini sebuah keberuntungan atau kemalangan, Ethan. Aku tidak tahu apakah Aileen masih mau menemuiku setelah ini..” Kata Eros dengan pelan. Eros menarik napasnya, mungkin ini adalah cara semesta untuk kembali mengingatkan dimana posisi Eros yang sebenarnya. Manusia tanpa kasta, kehidupan yang penuh dengan penderitaan, asal-usul yang tidak jelas. Kurang buruk apa lagi kehidupan Eros? “Kurasa dia akan datang kembali.. apa yang salah dengan memeluknya, Eros?” Tanya Ethan. Salah, semua ini jelas salah. Bagaimana mungkin Eros bertindak gila dengan memeluk Aileen. Perempuan itu memang baik, tapi Eros yakin jika Aileen pasti jijik dengan semua tingkahnya. *** “Dari mana kamu mengenalnya, Eros?” Eros menolehkan kepalanya, menemukan Alfa yang sedang berdiri di belakangnya. Untuk sejenak Eros memilih menutup mulutnya. Dia sedang mencoba merangkai penjelasan yang tepat untuk dikatakan kepada Alfa. “Siapa?” Tanya Eros dengan pelan. “Perempuan itu. Dari mana kamu mengenalnya? Aku melihat semuanya dengan jelas..” Kata Alfa. Eros menarik napasnya. Apakah Eros tidak bisa terbebas dari topik pembicaraan tentang Aileen? Sejak tadi perempuan itu terus mengganggu pikirannya. “Namanya Aileen, Alfa..” Kata Eros. “Aku bahkan tidak berani menyebut namanya. Tapi kamu terlihat sangat dekat dengan perempuan itu” Eros kembali menutup mulutnya. Apakah status mereka memang serendah itu? “Aku menyukainya.” Kata Eros. Eros menundukkan kepalanya, dia tahu konsekuensi apa yang akan dia dapatkan ketika dia mengakui perasaannya ini. Tapi, di depan Alfa, apa yang bisa Eros sembunyikan? Perempuan itu merawat Eros sejak dia masih bayi. Alfa bahkan jauh lebih berjasa dibandingkan ibu kandungnya sendiri. “Kamu menyukainya? Apakah ini sebuah lelucon, Eros? Kamu menyukai relawan yang memberikan bantuan kepadamu?” Tanya Alfa. Eros kembali menundukkan kepalanya. Untuk yang kesekian kalinya, Eros harus menerima kenyataan tentang keadaannya. Dia harus ingat dimana posisinya. Tapi, bukankah Eros hanya mengatakan jika dia menyukai Aileen? Eros tidak mengharapkan apapun. Dia merasa senang dengan perasaannya, itu sudah cukup untuknya. “Apakah orang tanpa kasta—” “Kamu tidak seharusnya melakukan ini. Jangan mematahkan hatimu sendiri!” Kata Alfa dengan cepat. Eros mengusap wajahnya dengan kasar. Bahkan Eros sudah tahu jika hatinya telah patah di detik pertama ketika dia menyadari perasaannya sendiri. Eros tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyadari perasaannya. Aileen memang pantas untuk dicintai.. masalahnya, Eros yang tidak pantas untuk menyimpan perasaan kepada perempuan itu. “Aku sudah patah, Alfa..” Kata Eros. “Lalu? Lalu kenapa kamu masih mencoba memikirkan perempuan itu? Biar aku katakan kepadamu jika kamu melupakan fakta ini.. kita orang tanpa kasta, ingat itu baik-baik. Kuharap kamu tahu batas-batas mana saja yang tidak bisa kamu langgar..” Kata Alfa. Manusia tanpa kasta. Ya, hidup tanpa uang, tanpa rumah yang layak, tanpa makanan yang cukup, tanpa fasilitas kesehatan dan pendidikan, tanpa... tanpa identitas yang jelas. Lalu sekarang, ada lagi batas yang harus Eros patuhi. “Aku terlalu tidak tahu diri—” “Akhirnya kamu sadar akan hal itu. Jangan menyusahkan dirimu sendiri..” Alfa berbicara dengan suara yang bergetar. Tidak, perempuan itu tidak boleh menangis. Seseorang yang telah membesarkannya, memberikan tempat tinggal dan perlindungan sejak dia masih bayi, Eros tidak boleh membuatnya menangis. “Tidak, Alfa.. jangan menangis seperti ini..” Kata Eros sambil mendekati perempuan itu. “Seberapa dalam perasaanmu? Aku rasa kamu baru menyadarinya malam ini. Jadi, sebelum semuanya terlambat, aku harap kamu segera membunuh perasaanmu sendiri..” Kata Alfa sambil melangkahkan kakinya meninggalkan Eros. Membunuh perasaannya sendiri? Ah, itu ide yang sangat bagus. Iya, sangat bagus.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN