“Apa? Apa yang bagaimana? Sayang? Kamu belum lupa, kan, bagaimana rasa bibirku?” imbuh Bram, tanpa ekspresi berlebih lelaki ini menatap Mimi penuh kemenangan. “Aaaaaaaarrrrh,” ini adalah pekikan frustrasi dari bibir Mimi, “Gemblung!”. Semua orang dalam ruangan menatap wajah mimi yang memerah, parahnya pria di balik titel CEO tersebut makin menggila dengan kemampuan mulutnya berbicara, “jangan bilang kamu lupa bagaimana bibirmu diam-diam merasakan lembutnya bibirku,” Bapak mimi menatap anak gadisnya dengan mata membulat lebar dan suasana hati resah bukan kepalang. Membuat mimi mengangkat tangannya dan menutupi wajahnya saking malunya, “Bukan begitu.. bukan begitu kejadiannya..” anak gadis ini di rundung rasa hina terhadap keadaan yang menimpanya. Di balik rasa malu ya