Gemblung

1182 Kata

“Saya Bramantyo, salam kenal ayah,” Bram lebih pandai membaca situasi, “saya tidak menculik putri anda, saya hanya mencintainya, karena itu saya melalukan tindakan gila, maafkan saya ayah,” “*Anjir!!” kesal Anton. Mengudara memompa kemarahan pada pemuda yang lainnya. Di karena kan emosi, empat anak muda tersebut hampir berdiri, “teman-teman,” untung saja panggilan Mimi yang mampu menangkan. “Mencintai putriku?” Suroso mengernyitkan dahinya, kepalanya menoleh mengamati putrinya. Sesuatu yang tidak sepadan antara putrinya dengan penampilan lelaki blasteran Jerman tersebut. Akan tepi tak dapat dia ungkiri putrinya kini sedikit berbeda, tanpa kaca mata dan rambut berponi yang biasanya menutupi sebagian seluruh dahinya, alis dan bulu mata lentiknya terkubur dalam-dalam. “Iya, maka dari itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN