Derap kaki Daffin pasti. Dia keluar dari gedung pencakar langit seraya mengukir senyum manis. Lekas dia merogoh ponsel dan menghubungi seseorang. Daffin masuk ke dalam mobil, lalu tancap gas mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menembus jalanan yang padat merayap karena waktunya makan siang. Tepat pukul satu siang, lelaki itu segera mengatur jadwal pertemuan saat ini. Mobilnya berhenti di rumah makan Padang sederhana. Judulnya memang sederhana, tetapi dalamnya serta makanannya tak sederhana terbilang mewah beberapa lauk yang dijual di sana disodorkan di atas meja dan Daffin dapat memilih makanan apa saja yang akan dimakannya. Tentu saja dia tak makan sendirian. Saat Daffin sudah duduk dan selang tiga detik Galuh datang. Iya, dia yang terobsesi dengan Paramita. "Selamat siang, Pa