"Sa-saya mau dibawa ke mana, Tuan?" Lovi memberanikan diri untuk bertanya. "Jangan banyak tanya. Segera bersiap dan pergi ke tempat parkir. Majikan barumu sudah menunggu. Kamu tak perlu bekerja di sini lagi," jawab Tiger ketus. "Benarkah?" tanya Lovi dengan mata berbinar. Senyumnya merekah menghiasi wajahnya yang penuh air mata. Meski ia sudah kehilangan hal yang paling berharga, setidaknya ia tidak harus menambah banyak dosa lagi. "Tapi hati-hati di rumah barumu nanti. Salah-salah Kamu bisa kehilangan kepala," ucap Tiger disertai seringaian menyeramkan. "Tidak apa-apa, Tuan. Saya tidak masalah, asalkan saya tidak perlu melakukan hal hina seperti ini." Lovi berpikir jika lebih baik ia kehilangan nyawanya dari pada ia harus menjadi seorang yang hina. Tiger tersenyum miring dan berkat