Living A Life

1505 Kata
"Selamat pagi!" seru seorang suster berpostur pendek dan sedikit berisi. (Baca: bantet).        Kedatangannya membuyarkan lamunan Yongki tentang Mina. Sedari tadi ia terus menerus memikirkan gadis itu. Apa yang sedang Mina lakukan? Mina sudah makan atau belum? Apa Mina masih sibuk menekuni hobi barunya menguntit dan menempel pada Kian?         Yang terakhir itu membuat Yongki merasa kesal sekaligus sedih. Ia sudah lama suka pada Mina. Tapi ia terlalu pengecut. Ia takut ditolak. Tapi Yongki santai - santai saja mengingat Mina tidak pernah terlihat dekat dengan murid mana pun. Lain ceritanya kalau sekarang Mina jadi dekat dengan Kian.       Dari sekian banyak murid laki - laki di sekolah, kenapa harus Kian? Lagi - lagi Kian!        "Selamat pagi!" seru si Suster Bantet semari melambai - lambaikan tangannya di depan wajah Yongki.        Yongki baru sadar bahwa dirinya telah melamun lagi. melamunkan Mina -- dan Kian. "Pagi!" Yongki akhirnya menanggapi salama si Suster Bantet.        "Pagi - pagi ngelamun aja, sih, Dek!" gerutu si Suster. Ia menarik meja dorong bersisi makanan pasien, kemudian mengambil salah satu nampan. "Karena kondisi kamu masih belum baik, kamu dapet jatah bubur, s**u, sama pisang aja buat sarapan. Nanti kalau kamu udah baikan, kamu bakal dapet nasi, sayur, sama lauk yang enak!"        "Nama Suster siapa?" tanya Yongki tiba - tiba.        Suster itu kaget karena tiba - tiba Yongki menanyakan namanya. "Kenapa kamu nanya - nanya nama saya? Saya udah punya pacar!"        Yongki tergelak mendengar jawaban si Suster. "Ya ampun, saya tanya bukan karena naksir sama Suster. Pengen tahu aja siapa nama orang yang udah nganterin sarapan buat aku. Suster lupa nggak pakek nametag!"       Suster itu menyentuh bagian atas dadanya. Benar, ia lupa belum memakai name tag. Aduh, kalau ketahuan pihak rumah sakit bisa gawat. Dan satu lagi, ia juga malu karena sudah ke - GR - an. "Nama saya Alila. Udah, itu buruan dimakan sarapannya! Saya keluar dulu!"       "Pagi!" Dokter tiba - tiba masuk ke kamar ini.        Suster Alila terkejut dengan kedatangan Dokter itu, dan segera menutup wajah dengan kedua tangan. Aksi mendadaknya itu justru membuat Dokter Kevin segera menyadari keberadaannya, dan langsung tahu itu siapa. Satu lagi ... ia juga segera tahu kesalahan apa yang membuat si Suster terburu - buru ingin pergi. "Kamu, tuh, masih muda pikunan. Malu Ayah lihat kamu dihukum tiap hari gara - gara lupa nggak pakek name tag!"        Kedua mata Yongki membulat. Ternyata si Suster Bantet adalah anaknya Dokter Kevin. Melihat tubuh ayahnya yang tinggi besar, seharusnya ia menurun barang sedikit. Kenapa ia malah pendek sekali begitu?        "Namanya juga orang lupa, Yah!" Suster Alila cemberut maksimal, mendorong meja dengan kecepatan maksimal, agar bisa cepat keluar dari sini.        Dokter Kevin menatap kepergian putrinya sambil geleng - geleng. Kapan putrinya itu akan berubah menjadi wanita yang anggun? Padahal umurnya sudah cukup dewasa, tapi kelakuannya masih seperti anak - anak. Pusing rasanya kepala Dokter Kevin.        "Dia begitu gara - gara pacaran sama anak - anak!" Ujung - ujungnya Dokter Kevin malah curhat pada Yongki.        "Pacaran sama anak - anak?" ulang Yongki.       "Iya. Pacarnya lebih muda lima tahun. Udah saya bilangin buat cari laki - laki yang udah matang aja. Biar laki - laki itu bisa merubah pembawaannya yang kekanakan, jadi wanita dewasa yang sesuai umurnya. Eh, dia ngeyel. Tetep aja pacaran sama brondong!"        "Biarin aja lah, Dok. Namanya juga cinta!" Yongki menatap map cokelat yang dibawa Dokter Kevin. "Apa itu hasil pemeriksaanku?"       Mimik Dokter Kevin berubah serius setelah Yongki bertanya. "Ya, ini hasil pemeriksaan kamu. Kamu yang kuat, ya! Segera katakan ini pada ayahmu, agar saya dan beliau cepat membuat kesepakatan tentang pengobatan buat kamu."        "Jadi aku beneran punya penyakit serius?"       Dokter Kevin menyerahkan hasil pemeriksaannya. "Baca lah, sembari saya menjelaskan!"        Yongki membuka map cokelat dengan cepat. Meskipun ia sudah menduga bahwa penyakitnya serius, tapi ia tetap lah sangat gugup sekarang. Yongki menarik napas dalam sebelum membaca hasilnya. "Sirosis?"       Dokter Kevin mengangguk. "Adanya pembentukan jaringan parut atau fibrosis pada liver. Penyakit ini berkembang secara perlahan dan mengakibatkan jaringan yang sehat digantikan oleh jaringan parut tersebut. Jaringan parut akan menghambat aliran darah yang melewati hati sehingga kinerja hati menjadi terganggu atau bahkan terhenti.        "Yongki, saya harap kau mau menjadi anak baik dan tidak membangkang saran dari saya. Tolong jangan menolak! Karena ini demi kebaikanmu sendiri."       ~~~~~ TM: ROLL EGG - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~         Taxi itu perlahan tapi perlahan menepi. Yongki mengernyit menatap mobil milik Dad di pelataran rumah. Oh, baguslah jika ternyata Dad pulang lebih awal. Ia bisa mengatakan tentang penyakitnya dan tentang saran-saran pengobatan yang diberikan oleh Dokter Kevin secara langsung.        "Sebentar ya, Pak, saya ambil uang dulu!" pamitnya pada supir taxi.       Yongki melenggang melewati deretan paving yang berjajar rapi. Begitu masuk rumah, Yongki tersenyum melihat Dad duduk di ruang tamu.        Namun senyuman manis Yongki segera memudar kala melihat ekspresi marah sang Ayah.        "Apa aja yang kamu lakukan selama lima hari ini?" Dad melempar sebuah surat.       Hanya dengan melihat sekilas, Yongki tahu itu adalah surat panggilan dari sekolah. Tentu saja karena ia tidak masuk ke sekolah selama lima hari tanpa keterangan. Kenzi datang ke rumah sakit untuk mengunjunginya sekali. Saat itu Yongki sama sekali tidak ingat untuk menitipkan surat dokter atau semacamnya pada Kenzi.         Kenzi tidak pernah datang lagi. Yongki tahu ia pasti sibuk mengurus teater musikal bersama panitia yang lain. Yongki juga yakin bahwa sebenarnya Kenzi sudah mengatakan pada para guru bahwa ia sakit. Tapi sekali lagi, aturan di sekolah memiliki prosedur rumit yang menyulitkan murid - murid yang sakit.        "Aku bisa jelasin, Dad!"        "Kamu tahu? Dad ada jadwal rapat hari ini. Tapi Dad terpaksa mengundur jadwal itu karena surat panggilan ini. Apa Dad pernah ngajarin kamu bolos? Kamu marah karena Dad larang kamu ikut teater musikal yang nggak ada gunanya itu?"        Hilang sudah niat hati Yongki untuk menjelaskan pada ayahnya secara baik - baik. Yongki memikirkan masalah batalnya ia mengikuti audisi teater musikal selama dirawat di rumah sakit. Yongki berusaha merelakannya selama berhari - hari. Sekarang Dad malah menuduhnya sembarangan.       "Kenapa kamu diam? Percuma selama ini Dad mengajarkan kamu untuk disiplin. Nyatanya didikan Ayah masih kalah dengan darah yang mengalir dalam tubuh kamu. Gen wanita jalang itu terlalu dominan. Sehingga kamu tumbuh sama seperti dia, pembangkang!"       Perasaan Yongki semakin berkecamuk. Dad tidak mau mendengar penjelasannya, menuduhnya sembarangan, dan ia juga lagi - lagi menghina Mom.        "Dad boleh nuduh Yongki sesuka hati. Tapi bisakah Dad sekali aja nggak usah nyinggung tentang Mom? Mom udah lama pergi sama Jeje. Mom nggak salah apa - apa. Tapi Dad masih terus - menerus menyalahkannya atas segala hal!"       Sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipi Yongki. Yongki memegangi pipinya yang terasa panas.      Entah apa yang merasuki Dad hingga ia menjadi begitu jahat. Yongki sudah berusaha bersabar sejauh ini. Ia selalu menjadi anak baik dan penurut. Bahkan ia mengorbankan banyak keinginannya demi membuat Dad bangga. Tapi apa? Semua pengorbanan yang ia lakukan hanya berujung sia - sia. Dad tidak tahu apapun di dunia ini, selain menjadikan Yongki sebagai alat untuk selalu menyalahkan Mom.       Yongki melangkah pergi meninggalkan sang Ayah. Ia berlari masuk ke kamar. Yongki mengambil koper, berkemas seperlunya. Persetan dengan nasehat Dokter Kevin untuk bicara baik - baik pada Dad tentang penyakitnya. Lebih baik Yongki pergi dan memulai lembaran baru dengan menjalani apa pun yang ia suka.         ~~~~~ TM: ROLL EGG - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~       Masya Allah Tabarakallah.        Halo semuanya. Ketemu lagi di cerita saya. Kali ini judulnya Murmuring. Mau tahu kenapa dikasih judul Murmuring? Ikutin terus ceritanya, ya.         Oh iya, selain cerita ini saya punya cerita lain -- yang semuanya sudah komplit -- di akun Dreame / Innovel saya ini.   Mereka adalah:          1. LUA Lounge [ Komplit ]                   2. Behind That Face [ Komplit ]              3. Nami And The Gangsters ( Sequel LUA Lounge ) [ Komplit ]              4. The Gone Twin [ Komplit ]         5. My Sick Partner [ Komplit ]        6. Tokyo Banana [ Komplit ]                7. Melahirkan Anak Setan [ Komplit ]         8. Youtuber Sekarat, Author Gila [ Komplit ]          9. Asmara Samara [ Komplit ]        10. Murmuring [ On - Going ]        11. Genderuwo Ganteng [ On - Going ]        12. Theatre Musical: Roll Egg [ On - Going ]        13. In Memoriam My Dear Husband [ On - Going ]        14. Billionaire Brothers Love Me [ On - Going ]         Jangan lupa pencet love tanda hati warna ungu.       Cukup 1 kali aja ya pencetnya.    Terima kasih. Selamat membaca.         -- T B C --          
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN