Angin segar menyusup lewat ventilasi udara yang ada di kamar tempat Derren dan Rania menginap. Bahkan sinar matahari mulai mengintip melalui celah jendela yang tidak tertutup rapat oleh gorden. Sinar kuning keemasan menimpa wajah Rania dengan lembut hingga membuat wanita itu menggeliat pelan. Sedikit silau, untuk membuka mata saja menjadi enggan. Perlahan-lahan, Rania membuka kedua matanya walaupun masih terasa sangat berat. Samar-samar ia mencoba melihat apa yang ada di hadapannya. Meski pandangan masih sedikit kabur, Rinia bisa melihat siapa yang kini tidur di sebelahnya. Terkejut, itulah yang dirasakan Rania saat mendapati wajah teduh sang suami yang sedang tertidur pulas. Tidak hanya itu, Rania juga terkejut dengan posisi tidur keduanya. “Derren,” gumam Rania. Rania dan Derren tidak