08-Get f*****g Out!

1329 Kata
Happy reading :) Bisma terbangun ketika mendengar sebuah suara isakan di sebelahnya. Ia menoleh dan mendapati setengah bahu polos Annelise yang tidak tertutup selimut bergerak karena terisak. Bisma mendekat. Mendekap Annelise dari belakang dengan sayang "maafkan aku. maafkan aku baby. Aku hanya tidak ingin kehilanganmu" bisiknya setengah menyesal karena merenggut kehormatan Annelise sebagai seorang wanita. Annelise tak menyahut, dia hanya ingin menangis saat ini. Annelise begitu jijik pada dirinya sendiri karena Annelise merasa dirinya sangat kotor sekarang. "baby" Isakan Annelise semakin menjadi. Ia menggerakkan tubuhnya untuk menolak semua sentuhan Bisma. "aku tahu ini cara yang salah. tapi aku benar-benar tak bisa kehilanganmu Annelise. mengertilah" Bisma memohon. "tinggalkan aku sendiri- "Annelise, "aku ingin sendiri. tolong, pergilah" Bisma menghela napasnya kemudian mencium kepala Annelise "baiklah, kamu butuh menenangkan diri. Tapi ingat Annelise, jangan sekalipun berpikir untuk melakukan hal bodoh- "pergi !!" bentak Annelise muak. Bisma mengusap bahunya dengan lembut "jangan takut karena kita sebentar lagi akan menikah. jangan khawatir" Bisma beranjak dari ranjang dan memakai pakaiannya sembari berucap "aku selalu mengawasimu. besok pagi aku akan datang lagi" Bisma berjalan memutari ranjang lalu berdiri di hadapan Annelise yang langsung memejamkan matanya tak sudi melihat Bisma "ingat, sebelum kau hamil kita akan menikah. Jadi jernihkan pikiranmu. jangan- "berapa wanita yang pernah kau tiduri ?" tanya Annelise tegas namun dengan intonasi rendah. Bisma terdiam mendengar pertanyaan Annelise. "kenapa ? tidak bisa menjawab ? kau juga mengatakan akan menikahi mereka semua ?" "kau memang bukan wanita pertama yang pernah ku sentuh. Tapi hanya kamu yang akan ku nikahi. Aku tidak bercinta dengan mereka, hanya s*x, kau tahu ?" "mereka ? berapa wanita ? berapa kali ?!" "hentikan Annelise !! kau tak perlu tahu urusanku !" Annelise membalik tubuhnya untuk memunggungi Bisma "pergilah. urusi saja urusanmu" "bu-bukan begitu. Annelise, maksudku tadi bukan begitu. Ya Tuhan baby, maafkan aku" "pergilah, aku butuh waktu sendiri. kau tidak ingin mengerti aku lagi ?" ucap Annelise lirih. Bisma sungguh keterlaluan. Annelise dilarang ini itu. Pergerakannya selalu di batasi oleh Bisma sedangkan Annelise tahu bagaimana pergaulan bebas Bisma di Amerika selama ini. Tak jarang ketika Annelise begitu merindukannya lalu Annelise menghubungi Bisma terlebih dulu, suara seorang perempuan yang terdengar. Annelise tak pernah marah meskipun ia berhak dan sangat ingin. Bisma selalu menjelaskan padanya dengan kalimat memuakkan yang sama setiap Annelise membahasnya 'ayolah baby, kau tahu kan Amerika ? aku pria normal biasa dan butuh hal seperti ini. Tapi aku hanya mencintaimu. Aku hanya selalu melakukan hubungan satu malam. bukan bercinta seperti yang kau pikirkan' Dan sekarang Annelise merasa dirinya sangat mudah di bodohi oleh tingkah b***t Bisma. Seujung kuku Annelise pun tak boleh terlirik pria lain. tapi Bisma ? What the hell !! Apa yang pria itu lakukan padanya !? ini keterlaluan !!! Annelise ingin memaki pria itu sepuasnya ! "get f*****g out !!" teriak Annelise melihat Bisma hanya diam disana. Bisma membuang napasnya kasar "aku pergi" Bisma pun keluar dari kamar Annelise. Annelise menahan napasnya hingga terdengar suara pintu apartemennya yang tertutup. Annelise menangis sejadinya disana. Ia bahkan ingin mengakhiri hidupnya saja daripada menanggung malu ini. Annelise tak ingin orang tuanya kecewa jika tahu Annelise kehilangan kehormatannya sebelum menikah. Annelise tidak ingin. Tapi akal sehatnya masih berkuasa sekarang. Jika ia mengakhiri hidupnya, pasti orang tuanya juga akan sangat sedih. Bunuh diri bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah. Annelise bangkit dari ranjang dengan terbalut selimut lalu meraih ponselnya. Annelise menghubungi seseorang. "hallo honey. how are you ?" "mom" sapa Annelise lirih pada Ibunya. "honey, what happened ? you crying ?" "mom... its hurt" ucap Annelise sembari terisak. "oh God. what's wrong honey ? kenapa kamu menangis seperti ini ? talk to mom" "mom..." Annelise semakin terisak dan tak tahu harus mengatakan apa pada Ibunya. "mom akan ke apartemenmu sekarang honey, wait for me huh ?" "mom, im sorry. i dont wanna marry with Bisma" "oh my God ! ada apa dengan kalian honey ? pernikahan kalian tinggal 2 minggu lagi. Waiting for mom honey. i'll come to you. kamu butuh pembicaraan antar wanita, benar ? im going to you as fast as i can honey" "o-okay mom. see you soon. bye" Annelise pun mematikan sambungan telephone. Annelise kembali menangis. Beruntung kedua orang tuanya yang lebih sering tinggal di Swedia karena perusahaan utama keluarganya ada disana telah tiba di Indonesia seminggu lalu untuk bertemu keluarga Bisma yang bahkan sebulan lalu sudah berkunjung ke Swedia untuk membicarakan pernikahan putra putri mereka tanpa Annelise tahu. Annelise tak tahu pernah ada pertemuan keluarga di Swedia. Ia hanya tahu seminggu lalu keluarga Bisma secara resmi datang ke rumah orang tuanya di Indonesia untuk membicarakan pernikahan mereka. * * * Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Bisma masih terdiam di kamarnya karena kejadian tadi. Bisma menyesal membuat Annelise kecewa padanya tapi Bisma tak menyesal bisa memastikan Annelise akan tetap menikah dengannya. "apa yang membuat Annelise marah ?" gumam Bisma masih bertanya-tanya tentang marahnya Annelise yang tiba-tiba dan tanpa sebab itu. Bisma mengingat-ingat lagi apa saja yang pernah ia lakukan pada Annelise sebelum Annelise marah seperti ini. Bisma mengacak rambutnya frustasi "kau membuatku gila Annelise !!" * * * Annelise membukakan pintu apartemennya saat bel berbunyi dan disusul suara Ibunya yang memanggil. Walau tahu password apartemen putrinya, Ia tetap menunggu Annelise sendiri yang mempersilakannya masuk. Annelise langsung menubruk tubuh Ibunya untuk di peluk "mom" "Annelise, ada apa ? kalian bertengkar ?" Grace, Ibu Annelise membawa putrinya ke sofa terdekat agar mereka bisa lebih nyaman berbicara. "mom. Bisma tak lebih dari pria b******k yang sangat menyebalkan" adu Annelise menatap Ibunya sendu. "honey" Grace menangkup wajah Annelise dengan sayang "listen to mom, bukankah kamu sudah terbiasa dengan sifat over protective tunanganmu itu ? lalu sekarang kenapa kamu tiba-tiba ingin membatalkan pernikahan yang tinggal menghitung hari ?" "mom" Annelise kembali memeluk Ibunya "he's cheat on me. dia berselingkuh mom" "what !? berselingkuh ?" Grace sulit percaya hal ini. Melihat bagaimana possessivenya Bisma terhadap Annelise, Grace tak menyangka Bisma bisa berselingkuh seperti ucapan Annrlise. Annelise mengangguk "dia punya wanita lain" "calm down honey. apa kamu yakin ? kamu dengar sendiri dari Bisma ?" "im sure. Aku melihat sendiri mom. di pertunangan teman Annelise beberapa waktu lalu Annelise melihat Bisma bersama wanita lain" "mungkin mereka hanya- "wanita itu mencium Bisma mom. bergelayut di lengannya dan memeluk Bisma berkali-kali. Dan Bisma tak menolak itu semua. Bisma ikut tertawa disana. dan... dan yang lebih meyakinkan Annelise lagi jika Bisma berselingkuh karena malam itu Bisma mengatakan akan lembur sampai jam 9 tapi aku melihatnya di pesta itu pukul 8 mom. Annelise dibodohi selama ini oleh Bisma. dia penipu" Annelise menangis di dekapan Ibunya. Meluapkan semua bebannya bersama sang Ibu. Grace mengusap punggung Annelise dengan lembut "serahkan ini pada mommy dan daddy honey. tenang saja, kau hanya ingin membatalkan pernikahan kalian kan ?" Annelise mengangguk cepat "yes mom" "sekarang istirahatlah, mom akan menemanimu malam ini" "no need mom. mommy pulang saja, Annelise sudah sangat lebih baik sekarang. Daddy pasti sebentar lagi pulang kan ? Annelise baik-baik saja" "oh my Annelise. mom sangat mencintaimu. Mom akan melakukan apapun untuk kebaikanmu dan juga kebahagiaanmu" "thank you mom. i love you too" Grace mengusap wajah Annelise "mommy pulang ya, semuanya akan mommy dan daddy bereskan. Don't wasted your time for doing nothing, Annelise" "I do mom, is always nice to talk to you. sekali lagi terimakasih mom. mommy yang terbaik" "ah honey, kamu pasti belum makan kan ? mommy akan membuatkan sup jamur dengan kentang kesukaanmu dulu" "tidak perlu mom- "tunggu sebentar sweetie" Grace berjalan ke dapur untuk membuat makanan untuk Annelise. Annelise menatap punggung Ibunya yang mulai sibuk dengan alat-alat dapur. Ia merasa sangat beruntung karena Ibunya sedang ada disini. Annelise tak tahu harus lari kemana jika orang tuanya ini masih ada di Swedia. Bercerita pada kedua sahabatnya pun Annelise merasa percuma karena Vanesa sangat tidak menyukai Bisma. Annelise berjalan mendekati Ibunya lalu memeluk Grace dari belakang "thank you so much mom. thank you" ucap Annelise dengan lirih. Menyandarkan kepalanya di punggung sang Ibu. Annelise tak bisa membayangkan jika orang tuanya tahu apa yang sudah Bisma renggut darinya. Meskipun tinggal di lingkungan bebas, kedua orang tua Annelise masih memegang erat budaya timur. Norma dan kesopanan adalah hal penting di mata mereka. "yes darling. Mom will always stand by you"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN