Nyaman

1045 Kata
“Aku mau.” Raja sedikit terkejut begitu melihat Ratu muncul secara tiba-tiba seperti hantu, di tengah malam seperti ini. Raja tengah makan malam sendirian, sembari melihat daftar pekerjaan yang harus ia selesaikan besok. Wanita itu berjalan dari tangga menuju Raja, pakaiannya begitu terbuka, ia hanya memakai baju tidur tipis dengan celana pendek yang hanya menutupi bokongnya serta cardigan yang menjadi outer dari bajunya itu. “This is just an instant noodle. A very instant noodle.” Balas Raja, dengan Ragu. mana mungkin Ratu mau makan makanan seperti itu? bahkan terakhir kali ia ingin makan mie instant, ia harus membuat repot juru masak mereka di rumah sebab, Ratu mau yang sama persis dengan apa yang ada di bungkusan makanan itu. “Gapapa, aku mau.” Kali ini Ratu benar-benar mengambil alih mie instant milik Raja yang bahkan hanya tersisa setengahnya saja, dalam hitungan detik semangkuk mie itu sudah berpindah ke tangannya. Ratu begitu menikmati makanan itu bahkan hingga hampir ia habiskan sendiri, padahal tahu sendiri mie itu Raja sengaja buat untuk dirinya yang tidak mau membangunkan juru masak mereka di tengah malam seperti ini. “Apa kamu? Kok ngeliatin aku gitu banget? gak ikhlas ya?” Ucapnya dengan penuh sarkas. “Aneh kamu, jangan di biasain kayak gitu. Mungkin aku fine-fine aja kalau makanannya kamu rebut, tapi gak tahu kalau orang lain.” Balas Raja. Tentu ia tidak suka melihat istrinya begitu semena-mena kepadanya, ya walau hanya semangkuk mie, tetap saja, ia tidak suka jika Ratu bersikap seperti seorang penjajah. “Kamu kayak gak ikhlas banget, ya ampun, nih.” Ratu menggeser mangkuk itu hingga berada di antara mereka berdua, sementara Raja, ia hanya menatap kosong mie di mangkuk itu walau hanya tinggal setengah. “Aku lagi gak enak badan, males nunggu ojek online, males bangunin mbak juga, makanya lihat kamu makan yang hangat-hangat gini aku langsung mau.” Jelasnya kepada Raja. Spontan Raja langsung memeriksa suhu tubuh wanita di sampingnya itu menggunakan punggung tangannya, ya Ratu sedang tidak berbohong wanita itu benar-benar sedang tidak enak badan, tubuhnya bahkan terasa hangat. “Ke dokter aja gih.” Ratu menggeleng “Aneh banget, Cuma hangat doang, besok juga paling udah sembuh.”                 “Mie nya aku habisin, besok aku ganti yang baru.” Ratu berdiri, ia bahkan mengambil air minum milik suaminya, lalu berjalan menuju kamarnya di lantai atas. Raja hanya melirik punggung wanita itu yang perlahan menghilang dari pandangannya. Ia menggeser menu di ipad nya, masuk ke bagian foto dan mendapati foto-fotonya bersama dengan Raina, hanya foto sederhana yang kebetulan di ambil ketika mereka datang ke sebuah acara kantor, di sana Raina terlihat begitu manis, wajahnya terlihat begitu lugu, ia nampak begitu sederhana walau tubuhnya di balut dengan barang-barang bernilai ratusan juta. Berbeda dengan Ratu yang mungkin kalau saja ia mau memakai baju murahan pasti akan terlihat mahal, auranya, kecantikannya, bentuk tubuhnya bisa mengubah semua yang murah menjadi barang mahal.                 Raja tidak sempat menghabiskan makanannya karena di ambil oleh Ratu, namun di saat yang sama ia juga sama sekali tidak bisa tidur, ia bahkan tidak merasa mengantuk sama sekali. Sembari menunggu dirinya mengantuk Raja memainkan ponselnya, ia membuka laman i********:, mendapati Raina pernah menandainya dalam sebuah postingan, dimana mereka sedang berfoto bersama, sangat dekat, namun tetap masih terlihat seperti boss dan juga karyawan. Jika Raja pikir-pikir lagi, sesuka apapun ia kepada Raina, maka mustahil baginya untuk bisa menikahi wanita itu, standar orang tuanya terlalu tinggi, hal itu mereka buktikan dengan memilih Ratu sebagai menantu mereka, di banding dengan Ratu, Raina sama sekali hanya bagaikan butiran debu. Melihat foto Raina, membuat Raja kembali merasa bersalah, beberapa hari yang lalu ia meninggalkan Raina sementara ia sudah berjanji bahwa akan tidur di tempat wanita itu, namun ia malah kabur, dan memilih untuk menyelamatkan Ratu malam itu. Tidak aneh bukan? Raja hanya menyelamatkan istrinya.                 Sejak hari itu, Raja menjadi sadar bahwa hatinya benar-benar tidak sepenuhnya milik Ratu lagi. ia bersikeras untuk menolak fakta bahwa ia sudah memiliki perasaan terhadap Raina. walau saja, ketika bertemu dengan keduanya secara langsung, Raja lebih memilih Ratu, namun Raja yakin bahwa perasaannya tidak bisa berbohong, terkadang ia juga merindukan Raina, terkadang ia juga tetap butuh Raina, di kala ia panik, Raina adalah orang pertama yang ia hubungi, bukan lagi Ratu. Raja kembali ke galeri foto di ipad nya, menatap foto-foto pernikahannya dengan Ratu, mereka nampak bahagia walau hanya di penuhi dengan kepura-puraan. Ratu nampak tersenyum lepas di sana, entah apa yang wanita itu pikirkan, bagaimana mungkin ia bisa memasang topeng itu di wajahnya sementara hatinya pasti sedang berkecamuk melawan rasa sakit?                 “Apa gua cerai aja?” Tanya nya, kepada diri sendiri. Ia tengah di ambang kebingungan, tidak tahu harus bersikap seperti apa. semakin lama ia menahan diri di hubungan mereka, maka Raja juga semakin merasakan hal aneh pada dirinya. Bagaimana mungkin seseorang bisa biasa saja sementara ia menyukai dua orang sekaligus?.                 Pikiran Raja sudah tidak sehat lagi, ia kemudian mengambil kunci mobilnya, lalu berangkat ke apartement Raina malam itu juga, iya, ia tidak bisa tidur maka ia harus tidur dengan obat tidurnya, dan obat tidurnya adalah Raina. Raja yakin, Raina juga belum tidur atau bahkan ia bisa saja tidur jika sedang kelelahan, namun Raja berharap gadis itu masih terjaga sehingga ia bisa menikmati peluk gadis itu walau hanya sebentar saja. Sesampainya di sana, Raja cukup kecewa sebab Raina sudah tertidur dengan lelap, gadis itu nampak begitu damai di tengah tidurnya. Kemudian Raja mendekat, ia masuk ke dalam selimut Raina, hingga membuat Raina terbangun selama beberapa detik.                 “Ngghh… mas.” Raina menyadari kehadiran Raja yang kini telah berada di pelukannya, pria itu berada di sana, menenggelamkan wajahnya tepat di d**a Raina.                 “I miss you. Hug me, please.” Desis Raja, kemudian Raina mengeratkan pelukannya kepada pria itu, gadis itu tersenyum senang, entah bagaimana tapi mungkin Raja bisa mendengar detak jantungnya saat ini, ia betul-betul senang melihat Raja tiba-tiba berada dalam dekapannya. Dengan begitu lembut, Raina mengelus rambut Raja, pelan-pelan hingga akhirnya pria itu benar-benar tidur dalam dekapannya. Raina lagi-lagi tersenyum, melihat pria itu tengah tertidur lelap, dengan sangat nyaman di pelukannya.                 “Mas, kamu bisa tidur nyenyak kayak gini setiap hari kalau kamu mau menceraikan istri kamu. Aku bisa ngasih semua kenyamanan yang kamu cari selama ini. bisa yuk mas, aku mau kok nunggu kamu.” Bisiknya sembari mengecup kening pria itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN