Rio-Ratu

1099 Kata
                Mungkin bisa di bilang, bahwa Raina terlena akan sikap manis yang di tunjukan oleh Raja kepadanya, tidak bisa di pungkiri bahwa Raina tertarik kepada pria itu, siapa yang tidak tertarik kaalu Raja memperlakukan Raina berbeda dengan orang lain, Raina terlihat begitu special, apa lagi Raja sudah berani memanggil Raina untuk makan malam di rumah keluarganya, walau secara tidak langsung, tetap saja Raina menganggap hal itu sebagai tanda bahwa Raja benar-benar serius kepadanya. *****                 “Aku mau ketemu.” Ucap Ratu kepada Rio via telepon. Sudah tak terhitung lagi seberapa lama mereka tidak bertemu, bahkan Rio sama sekali tidak menghubungi Ratu akhir-akhir ini, kecuali ia meminta uang lebih.                 “Aku kerja.” Jawab Raja, singkat. Ratu menghela napas “Ya aku juga kerja, aku juga kerja bahkan kerjaan ku lebih banyak daripada kamu, tapi kamu lihat deh, kamu bahkan gak nyariin aku sama sekali, aku ngilang juga kamu gak akan tau, kamu juga gak pernah nyari aku kecuali kamu butuh uang.”                 “Terus kamu ngerasa kamu hebat banget? iya deh yang uangnya banyak, iya deh yang paling hebat, kalau kamu ngerasa kayak gitu yaudah, lagian yang punya kesibukan juga bukan kamu sendiri, hidup aku gak 24/7 buat kamu Ratu. Kamu ngomongin uang sama aku, kamu gak ikhlas? Kamu gak rela uang kamu di pakai sama aku?” Harga diri Ratu terasa di injak-injak saat itu juga, Rio betul-betul tidak menghargai Ratu, mendengar Rio berbicara seperti itu tentu saja Ratu naik pitam, sama Raja yang notabene nya jauh lebih terhormat daripada Rio saja ia bisa semena-mena dan tidak ingin di injak-injak seperti ini, apa lagi hanya dengan Rio.                 “Kita selesai. Semua yang aku kasih ke kamu, hari ini bakal aku ambil mobil, apartement, rumah, kartu kredit, tabungan dan lain-lain hari ini tidak akan jadi milik kamu lagi.” Ratu mematikan sambungan teleponnya, ponsel bernilai puluhan juta itu jatuh dair tangannya, ia memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pusing, ia tidak sadar bahwa ia mengakhiri hubungannya dengan Rio yang telah berjalan bertahun-tahun lamanya. Bukan karena tidak cinta, bukan juga karena uang, Ratu hanya ingin Rio menghargainya seperti dulu lagi. Anna yang melihat dan mendengar percakapan boss nya itu tentu saja terkejut bukan main, selama bekerja dengan Ratu, wanita itu tidak pernah sama sekali mengucapkan kata putus kepada pria yang berstatus sebagai pacarnya itu, dalam keadaan apapun, Anna juga bingung apa yang membuat Ratu sehingga berani mengambil keputusannya itu.                 “Anna.” Panggil Ratu.                 “Iya, saya bu.”                 “Tarik semua fasilitas yang ada sama Rio, sekarang juga, mobil sampai apartement atau bahkan rumah yang di tempati oleh ibu nya harus kosong hari ini juga, kuras semua uang yang ada di dalam debit atas nama saya, kartu kredit yang terhubung dengan saya cut saja, saya tidak mau lagi berurusan dengan dia.” Ucap Ratu dengan penuh penekanan di setiap kata nya. Dengan cepat Ratu mengambil tas nya, lalu keluar dari ruangannya, ia tidak bisa menghabiskan waktunya lebih lama lagi di kantor, ia butuh Kirana untuk menjadi penenangnya.                 Lenggangnya kota Jakarta siang itu membuat Ratu semakin larut dalam kekesalan serta penyesalannya sendiri, bayangan-bayangan tentang hubungannya bersama Rio selama ini, setiap sudut kota yang telah mereka lewati bersama membuat Ratu merasa frustasi, sejenak ia berpikir apakah ia salah mengambil keputusan atau keputusannya sudah tepat? Ratu bahkan hampir saja menangis kalau saja ia tidak ingat bahwa ia sedang bersama dengan sopirnya saat ini.                 “Tunggu di depan pak.” Ucap Ratu begitu ia turun dari mobilnya. Ia masuk ke dalam kediaman Kirana, Ratu hendak masuk, namun pin pintu gadis itu tidak cocok lagi dengan yang biasanya. Ratu menelepon Kirana, namun gadis itu sama sekali tak menjawab panggilannya, Ratu menggerutu kesal sembari mengeluarkan kunci cadangan yang dulu pernah Kirana berikan kepadanya, sebenarnya kunci itu adalah kunci darurat, yang katanya bisa di gunakan apabila sewaktu-waktu alat kunci itu rusak.                 Ratu terdiam cukup lama begitu pintu terbuka, mata nya menatap lurus dua pasang sepatu yang saling berjejeran di dekat pintu masuk, Ratu tentu saja hapal betul siapa pemilik sepatu – sepatu itu, dengan langkah pelan, Ratu mendekati salah satu kamar di ujung ruangan apartement itu, terdengar suara-suara desahan menjijikan yang mampu membuat Ratu sangat penasaran, dengan satu kali dorongan keras Ratu berhasil membuka pintu kamar itu, ya sepasang laki-laki dan perempuan tengah melakukan hal yang paling menjijikan yang paling Ratu benci.                 “Shit.” Desis Ratu. Dua orang yang tengah memadu kasih di sana tentu saja terkejut, mereka bahkan sampai tak tahu harus berbuat seperti apa begitu melihat Ratu berdiri menatap mereka. Rio buru-buru memakai pakaiannya sementara Kirana masih berada di dalam kamar. Sekarang, Ratu sudah berjalan keluar dari gedung apartement tadi, Rio berusaha mengejar Ratu berharap ia masih bisa menerima maaf dari wanita itu, namun apa daya, Ratu tetaplah Ratu mungkin tuhan bisa memberi maaf namun Ratu tidak sama sekali.                 “Ratu, Ratu!” Rio menarik tangan Ratu begitu wanita itu hendak masuk ke dalam mobilnya. Ratu kemudian menghempaskan tangan pria itu kuat-kuat, sekarang rasa cintanya kepada Raja tiba-tiba sirna begitu saja, tergantikan oleh rasa marah yang membuat dirinya merasa sangat muak.                 “Go away. Saya gak mau kenal sama kamu lagi.” Ucap Ratu, belum sempat Raja menjawab kemudian Kirana muncul di tengah-tengah mereka. Memang wanita itu punya segudang muka hingga ia masih berani menunjukan wajahnya di depan Ratu, Ratu benar-benar sudah muak, hari ini ia telah di tampar oleh dua kenyataan pahit bahwa dua orang yang paling ia percaya kini mengkhianatinya.                 “Ratu gue…”                 “Sekarang gua benar-benar sadar, kalau gua dengan kalian berdua emang gak akan pernah bisa sebanding. Dari dulu tiap ada orang yang bilang kalian berdua Cuma benalu buat gua, gua selalu berusaha buat nutup telinga. But here’s the truth, lo berdua emang Cuma manusia miskin gak tau malu dan gak punya rasa terimakasih, yang hidupnya bergantung sama orang. Congrats b***h now you gotta pay your bills by yourself, and now we are strangers.” Selepas berbicara seperti itu, Ratu segera masuk ke dalam mobilnya, tidak peduli dengan Kirana dan Raja yang berusaha menggapainya untuk meminta maaf. Dan untuk kesekian kalinya, Ratu di hantam oleh kenyataan pahit, dunia kembali memberitahunya bahwa tidak ada orang yang benar-benar bisa di percaya. Setelah kepercayaannya di rusak oleh Hartawan beberapa tahun silam, Ratu menutup dirinya kepada orang-orang, bertemu dengan Rio adalah suatu keajaiban yang membuatnya percaya bahwa masih ada orang yang bisa ia percaya, Kirana juga masih selalu berada di sisinya. Dengan hal itu Ratu berusaha membuat mereka berdua tetap tinggal dengannya dengan memberikan semua yang bisa ia berikan, dengan harapan dengan cara itu mereka bisa selamanya, namun ternyata Ratu salah, semua orang bisa mengkhianatinya tanpa peduli dengan apa yang telah mereka lalui bersama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN