“Perintahkan seseorang untuk mencari tahu gadis yang ada di dalam foto ini, her name is Raina. kalau sudah ketemu, bawa dia ke hadapan saya.” Kedua tangan Raja saling bertaut di atas meja, untuk pertama kalinya dalam sejarah pernikahannya dengan Ratu, ia mau membawa wanita lain ke hadapannya. Raina… gadis polos itu nampak begitu menarik di mata Raja, membayangkan bagaimana ekspresi Ratu ketika nanti ia tahu ia akan di duakan dengan gadis polos yang bahkan latar belakangnya saja tak sebanding dengan mereka. Ratu mungkin akan langsung mengamuk kepada Raja begitu tahu tentang Raina.
“Maaf tuan, kalau boleh tau siapa gadis bernama Raina ini? apa dia sudah berbuat macam-macam kepada Tuan Raja? Apa langsung di habisi saja?” Tanya pria bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam itu. Raja tersenyum licik mendengarnya, entah kenapa semuanya jadi terasa lebih menyenangkan akhir-akhir ini.
“Dia perempuan yang akan menggantikan Ratu.” Pria di hadapan Raja diam sejenak, tentu saja ia kaget. Boss nya itu selama bertahun-tahun hanya menyebut satu wanita dalam hidup nya, walau mereka tahu bagaimana sikap Ratu kepada Raja, namun selama ini Raja terlihat biasa-biasa saja, lantas apa yang merubah Raja dalam waktu singkat ini?
“Maksud Tuan, bagaimana?” Tanya pria itu, lagi.
“I think you don’t have to know everything. Jalankan tugas kamu, terima gaji kamu, dan bungkam. Sekarang kamu boleh keluar.” Balas Raja, dingin. Setelahnya pria tadi meninggalkan ruang kerja Raja, meninggalkan Raja sendirian di sana. Pekerjaan hari ini sudah cukup membuat Raja lelah, tetapi mengingat Raina entah kenapa ia menjadi bersemangat. Raja menyambar jas kerja nya di atas sofa, kemudian berjalan keluar, hari ini ia akan pulang cepat, ia tidak boleh terlambat untuk menghadiri makan malam dengan keluarga Ratu.
*****
“Kamu bisa bertingkah seperti seorang suami, you can hug me, kiss me on the cheek, tapi jangan berlebihan, kamu harus tahu batasan kamu.” Ucap Ratu di saat mereka berdua sudah duduk di dalam satu mobil yang sama. Raja hanya menghela napas dan tersenyum ke arah luar jendela, Ratu tidak akan berubah sampai kapan pun itu.
Perihal sikap Ratu yang begitu dingin kepada Raja hanyalah konsumsi orang-orang di sekeliling mereka saja seperti para pekerja di rumah mereka, asisten Raja, asisten Ratu, dan tentu saja teman dekat mereka berdua. selebihnya mereka selalu bertingkah selayaknya rumah tangga mereka adalah rumah tangga yang paling harmonis, baik di depan keluarga besar Raja maupun keluarga besar Ratu. Kenapa? Alasannya cukup sederhana, Ratu menginginkan tujuh puluh persen harta orang tua nya, dan ia tidak boleh bertingkah sebelum mendapatkan harta itu.
Kediaman orang tua Ratu pada malam itu cukup sepi, begitu mereka datang mereka berdua langsung di sambut oleh dua orang pelayan yang akan mengantarkan mereka berdua ke ruangan khusus tempat di mana orang tua Ratu mengadakan perjamuan makan malam. Kalau ada yang bertanya, seberapa kaya orang tua Ratu, maka jawabannya sederhana, orang tua Ratu adalah satu dari tujuh orang terkaya yang ada di Indonesia.
“Di sana ada siapa lagi?” Tanya Ratu kepada pelayan di depannya dengan nada yang cukup dingin.
Pelayan itu berhenti sejenak, memutar badan kemudian menatap Ratu takut-takut. “Ada bapak, ibu, nona Erika, dan tuan Gavin, nyonya.” Ratu mengangguk, ia berkali-kali menghela napas kasar setelah mendengar jawaban dari pelayan tadi. Erika adalah saudara tiri Ratu, anak dari istri siri ayah nya yang kini tengah hadir di antara mereka, biasanya dia tinggal dan hidup enak di salah satu villa milik mereka yang ada di Bali. Sementara itu Gavin adalah suami Erika, mereka berdua menikah sama seperti Raja dan Ratu, menikah karena perjodohan konyol. Bedanya, Erika dan Gavin selalu terlihat saling cinta, atau… hanya berpura-pura. Jika ada yang bertanya di mana ibu kandung Ratu, jawabannya adalah, ibu kandung Ratu sudah meninggal sejak Ratu berumur delapan belas tahun, wanita malang itu meninggal ketika dalam perjalanan bisnis menuju Bandung, katanya akibat kecelakaan mobil, namun lucunya sopirnya saja tidak kenapa-kenapa sementara mobil yang mereka tumpangi hancur lebur tak bersisa.
“It’s okay, dia gak ganggu kamu kok.” Raja menarik Ratu, merangkul istrinya itu sembari sesekali mengelus pundak Ratu. Ratu tidak menolak, ia juga tidak menunjukan reaksi apa-apa hingga akhirnya mereka berdua tiba di depan pintu ruang perjamuan itu.
“Tangan kamu bisa di taruh di pinggang, I’m not your bestfriend.” Bisik Ratu. Raja terkekeh pelan menuruti perintah istrinya itu. kemudian mereka berdua masuk ke dalam ruangan super besar yang sangat mewah, di satu bagian terisi berbagai macam makanan, di bagian lain terlihat beberapa orang yang tengah memainkan alat musik guna menghibur mereka yang sedang berkumpul malam ini, di sisi lain juga terdapat beberapa orang pelayan yang siap sedia melayani mereka ketika mereka butuh.
“Kamu bikin papa nunggu.” Tuan Hartawan menyapa putri dan juga menantunya dengan sebuah pelukan hangat, bergantian dengan menantunya.
“Sorry, aku lama nunggu Raja, dia kena macet.” Balas Ratu, oke kali ini lagi-lagi Raja yang menjadi sasarannya. Ratu tidak menyapa Erika, Gavin dan juga ibu tiri nya, sudah biasa, Ratu memang tak pernah bersahabat dengan mereka semua, bahkan di depan orang banyak sekalipun.
“Oh Raja, kamu lagi sibuk banget ya sekarang? Unicorn dan pesaingnya bergabung, pasti banyak sekali yang harus di urus.”
Raja mengangguk “Begitulah pa, tapi rasanya puas sekali.” Balas Raja. Mereka berbincang cukup lama, perihal bisnis, sesekali perihal Ratu, dan di akhir percakapan mereka, Hartawan kembali bersuara, kali ini dari mimik wajah nya ia nampak begitu serius, ia menatap Ratu dalam-dalam.
“Villa yang di Bali…”
“Oh s**t… I was told you that don’t ever inviting me just because you want to talk about that shit.” Balas Ratu kasar, mood nya tiba-tiba memburuk begitu mendengar ucapan ayah nya barusan.
“Ratu listen to me.” Hartawan menegaskan nada bicaranya.
“What do you want to do dengan harta mama? don’t you forget that semua villa, restaurant, dan hotel kita yang ada di Bali itu adalah harta ibu?! I don’t know what you want to do with one of them but, I told you, jangan pernah ganggu apapun yang atas nama ibu.” Balas Ratu tak kalah dingin.
“Mama kamu cuma pengen renovasi beberapa bagiannya, ada bagian yang sudah ketinggalan jaman, mau di ganti jadi lebih modern supaya orang yang sewa juga lebih menikmati jika menyewa villa itu.” Balas Ratu.
“Aah, modern Villa? Hahaha, you think I’m stupid ah? Erika, Gavin, itu rencana kalian kan? Kalian pikir saya tidak tahu bagaimana rencana kalian dalam membangun bisnis? Alih-alih membangun konsep modern Villa di tengah-tengah milik orang tua saya, kalian mau menjadikan milik ibu saya lahan bisnis kan? Heiii… look at your face, look at your mom face, both of you still look like Zero, you still look like an trash, so stop thinking that you gonna be one of crazy rich thoo, bangun, kerja yang bagus, jangan mau hasil instan. Sorry pa… tapi kalau papa tetap ngasih mereka izin, aku gak bakal segan-segan menuntut kalian semua.” Ratu berdiri meninggalkan ruangan itu, sementara Raja menyusul di belakangnya. Ratu berjalan begitu cepat, hingga Raja harus berlari hanya untuk menghadang Ratu.
“Oke, I know kamu marah sekarang, tenangkan diri kamu. Angkat dagu mu Ratu, nanti mahkota mu jatuh.”