Cheater

1074 Kata
“Rare banget ya hadiah kamu kali ini, tapi Nya… di banding sama tas, mama lebih mau dihadiahi testpack dua garis merah di banding ini. tapi terimakasih ya, hadiahnya.” Belum berhenti sembab di matRatu akibat ucapan suaminya di mobil, kini lagi-lagi Ratu di hujami dengan pernyataan yang membuat hatinya beribu-ribu kali terasa sakit, bukannya tidak mau punya anak, ia hRatu belum di beri rezeki itu oleh tuhan. “Iya ma, Ratu sama Raja juga lagi usaha kok, doain ya ma.” Balas Ratu. “Kalian masih berusaha buat bayi tabung? Bukannya rahim kamu bermasalah setelah keguguran itu?” “Kata Dokternya masih bisa kok ma.” “Andai saja waktu itu kamu gak keguguran mungkin sekarang anak kamu sudah masuk TK. Andai saja ya nya? Jangan berhenti usaha ya, mama pengen banget punya cucu, dan cuma Raja anak mama satu-satunya, jadi mau sama siapa lagi mama minta cucu kalau gak sama kalian?” Sambung Melisa. Ratu mengangguk saja tanpa menjawab, ia sudah seakan kehabisan kata-kata untuk menanggapi pertRatuan dan pernyataan yang setiap tahunnya terus berulang, Ratu sampai hapal kata-kata apa saja yang akan di katakan oleh mertuRatu setiap kali ia datang berkunjung ke sana. ***** “Kamu turun di gudang aja ya.” Ucap Raja sebelum menghentikan mobilnya di gudang barang milik istrinya itu, sejak pulang dari rumah orang tua nya, pria itu tak henti-hentinya mendapat telepon dari seseorang yang bahkan teleponnya tak di angkat oleh Raja, seakan sengaja bahwa ia tidak mau Ratu tahu siapa yang meneleponnya. “Aku mau turun di rumah.” Balas Ratu. “Nggak, aku gak mau nganterin kamu ke rumah.” Jawab Raja, tanpa rasa bersalah. “Kenapa?” “Jauh, kamu turun di sini. Terserah habis itu mau ke mana, mau ke rumah atau kemana juga ya bukan urusan ku. Aku mau balik ke kantor, aku mau ketemu sama client ku.” Balas Raja dengan kata-kata nya yang terlalu menyakiti hati Ratu. “Terserah Gem.” Balas Ratu, ia hendak turun dari mobil namun tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu yang aneh di bawah sana, matRatu seketika membelak ketika melihat benda apa yang berada di dalam mobil suaminya itu. sebuah alat kontrasepsi pria, yang kotor dan penuh dengan berbagai macam bercak s****a di dalamnya. “Gem…” Ucap Ratu pelan, hampir tak terdengar. SuarRatu tiba-tiba serak, menahan sesuatu yang ingin meledak dalam dirinya. Tangannya bergetar hebat ketika meraih benda kotor itu dengan tissue, air matRatu pun seketika jatuh membasahi pipi. RasRatu ia tidak menyangka bahwa Raja melakukan hal paling menjijikan itu di belakangnya. “Turun.” Balas Raja, dingin. Bukannya meminta maaf karena sudah tertangkap basah, Raja malah meminta Ratu turun dari mobilnya dengan dingin seakan tidak terjadi apa-apa. “Nggak! Aku gak bakalan turun sebelum kamu mau jelasin, ini punya siapa. Ini bukan punya kamu kan Gem? Kamu gak mungkin kan ngelakuin ini di belakang aku? iya kan Gem? Gak mungkin kan? Bukan punya kamu kan ini? mobil kamu di pinjem sama temen kamu terus temen kamu yang-” “Itu punya ku. Kenapa? Kamu keberatan?” Balas Raja tanpa rasa bersalah. “Hahaha! Nggak! Nggak mungkin! Kamu bohong!” Ucap Ratu dengan suara yang tercekat, kerongkongannya tiba-tiba terasa kering mendengar ucapan Raja barusan, ia masih tidak mau percaya bahwa Raja melakukan hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. “Turun nya, kamu buang-buang waktu ku.” “Kamu tau… kamu itu jahat Gem.” “Terus kenapa kamu gak mau cerai kalau tahu aku jahat? Ayo cerai.” “Nggak, nggak mau, aku tahu kamu cuma bosan, kamu cuma gak tahu harus gimana kan? Aku gak bakal mau cerai, apapun yang terjadi.” “Tapi aku mau.” “Terserah, aku gak bakal mau.” “Kalau begitu, jangan mengatur. Kamu tau, perasaan ku sudah hilang, aku tiap hari berusaha cari alasan supaya bisa cinta lagi sama kamu tapi dunia gak ngedukung aku Nya. Aku mati rasa sama kamu, nyentuh kamu aja aku udah gak bisa, aku udah jijik. Kamu telanjang di depan aku pun, aku udah gak nafsu.” “Pernikahan itu bukan tentang nafsu atau nggak nya Gem, kita udah janji di depan penghulu dan saksi nikah kita, janji terbesar yang pernah kita ucapkan seumur hidup. Kamu gak bisa gini Gem.” “Turun Nya, aku gak mau debat di sini. Kita selesaiin ini di rumah.” Balas Raja dingin. Mau tidak mau Ratu turun dari mobil suaminya, dengan air mata yang berlinang di pipi nya. Bahu nya pun bergetar hebat, tak kuasa menahan rasa sakit di dada nya. Beberapa pasang mata melihatnya dengan iba, setelahnya satpam dan beberapa karyawan yang lainnya menghampiri Ratu dengan khawatir. “Ibu Ratu gak apa-apa?” TRatu Satpam yang menjaga gudangnya itu. “Mobil kantor ada? Antar saya ke rumah Aruna sekarang.” Balas Ratu. Satpam itu kemudian mengangguk mematuhi perintah Ratu. Iya, tidak ada tempat lain selain Aruna untuk mengadu, hRatu Aruna yang bisa mengerti kondisinya saat ini. padahal Ratu juga ingin bercerita dan menumpahkan segala keluh kesahnya kepada orang tuRatu, namun ia tidak bisa. Mengingat bahwa menikah dengan Raja bukanlah suatu yang mudah untuknya, ia telah menyalahi aturan adatnya, menyalahi aturan agamRatu, menentang orang tuRatu hingga mendapat restu, kalau orang tuRatu tahu bahwa begini kehidupan pernikahannya dengan Raja Ratu hRatu tidak tahu entah akan mendapat dukungan atau cacian dari orang tuRatu. Tidak butuh waktu lama bagi Ratu untuk sampai ke rumah Aruna, ia langsung masuk ke dalam kamar gadis itu, menabrak tubuh Aruna, memeluk sahabatnya dengan sangat erat sembari menumpahkan segala air matRatu di bahu gadis itu. rasRatu sangat sesak, hingga ia sendiri tak bisa mengontrol dirinya. Aruna tentu saja kaget melihat apa yang terjadi di hadapannya, namun dengan sigap ia menenangkan Ratu, mengelus pundak gadis itu pelan. “It’s okay, nangis aja Nya, gak usah di tahan.” Ucap Aruna. kemudian tangis Ratu semakin menjadi, selama ini ia memang selalu menumpahkan segala masalahnya kepada Aruna, namun kali ini adalah yang paling membuatnya jatuh, ia seakan sengaja di seret ke sebuah jurang kenyataan bahwa suaminya tak lagi cinta kepadRatu, dan suaminya sudah berani meniduri perempuan lain selain dirinya sendiri. “Ra… dia tidur sama perempuan lain.” Ucap Aruna yang suara Ratu saja hampir tak terdengar oleh Aruna. “Maksud lo? Dia ketahuan?!” TRatu Aruna, ia melepas pelukan Ratu. Menatap mata sahabatnya dengan tatapan tajam, tangannya pun seketika terasa dingin, hal itu bisa dirasakan sendiri oleh Ratu. “Iya…” “Lo tahu ceweknya siapa?” Ratu menggeleng. “Tapi gua bakal cari tahu.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN