18. Terima Kasih, Abang Sayang

1989 Kata

"Ogah!" Maya menolak dengan keras permintaan Dokter Reza. Ia bahkan menggelengkan kepala berulang-ulang sebagai tanda mempertegas penolakannya. "Kenapa?" tanya Dokter Reza heran. Kedua alisnya bertaut. "Enggak mau pokoknya! Gelay! Geli lebay!" "Sama calon suami, kok, begitu?" "Biarin!" "Calon suami? Siapa calon suami siapa? Apa maksudnya Dokter Reza calon suami Maya?" Tanpa Maya dan Dokter Reza sadari, tiba-tiba Andini, perawat Poli Bedah yang ruangannya tidak jauh dari Poli Anak berdiri dalam jarak kurang dari dua meter dari mereka. Gadis itu menatap dua insan yang berada dihadapannya itu penuh tanya. Rautnya jelas menampakkan rasa penasaran dan ingin tahu. Dahinya mengernyit, kedua alisnya bertaut. Ia jelas mendengar dengan baik apa yang baru saja diucapkan oleh Dokter Reza

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN