“Ren ….” Mereka bertiga bergegas masuk menghampiri Rena yang tampak panik memegangi tangan Atha. Darah masih terus mengalir dari luka yang ternyata lumayan dalam itu. “Apa-apaan ini!” Sifa tampak tidak senang melihat keadaan kamar rawat rumah sakitnya yang hancur berantakan. Bukan hanya sofanya yang morat-marit, kaca meja juga hancur, tivi layar besar di dinding sudah jatuh remuk di lantai dan banyak barang pecah tidak karuan. “Kamu tidak apa-apa? Tidak terluka kan?” tanya Satria menatap Rena dari ujung rambut sampai kaki, memastikan sendiri keadaan calon istrinya baik-baik saja. “Tidak apa-apa, tapi tangan Kak Atha terluka kena gores pecahan kaca.” jawabnya menggeleng. “Apapun masalahnya, kalian benar-benar sudah keterlaluan membuat keributan di sini. Pasien-pasien lain juga butuh i