Zeline menghembuskan napasnya dengan pelan ketika akhirnya dia mendapatkan waktu untuk duduk setelah berjam-jam berdiri di ujung tebing yang cukup mengerikan.
“Kurasa kamu tidak boleh terlalu banyak minum air putih, Zeline. Dengan pakaian seperti itu dan cuaca yang cukup dingin, kamu pasti akan sering ke toilet untuk b*ang air kecil. Toilet di sini sedikit ekstrem” Kata Alina dengan santai.
Zeline menatap wanita itu sambil menyipitkan matanya. Astaga, apakah Zeline harus menahan rasa haus sepanjang hari? Alina bisa membuat dirinya dehidrasi.
Sejujurnya Zeline juga sudah sangat terbiasa dengan keadaan ini. Alina akan membuat beberapa peraturan yang tidak masuk akal ketika mereka sedang melakukan pemotretan di luar ruangan seperti ini.
“Aku bisa pingsan karena dehidrasi, Alina” Kata Zeline dengan pelan.
Sekalipun Zeline sudah memberikan larangan kepadanya, Zeline tetap saja menghabiskan satu botol air mineral yang diberikan oleh seorang asisten fotografer.
Sebenarnya Alina yang bertugas untuk memastikan semua kebutuhan Zeline terpenuhi, termasuk air mineral. Tapi Zeline memang tidak pernah terlalu menuntut Alina untuk melakukan banyak hal. Wanita itu sudah mengurus segala macam jadwal padat Zeline, seharusnya Zeline sudah tahu betapa lelah dan sibuknya Alina.
“Aku tidak melarangmu minum air putih. Aku hanya mengatakan jika sebaiknya kamu tidak minum terlalu banyak. Sebenarnya Zeline, di cuaca yang sangat dingin seperti ini, bagaimana bisa kamu kehausan?” Tanya Alina sambil mengeratkan jaket ke tubuhnya.
Zeline hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan.
Sejak pemotretan di mulai, Aline hanya duduk sambil terus memeluk tubuhnya sendiri karena dia kedinginan. Sementara itu, karena pemotretan kali ini bertema outdoor wedding, Zeline terpaksa menggunakan gaun tanpa lengan yang memiliki potongan d**a rendah. Punggung Zeline juga terekspos tanpa ditututupi oleh kain apapun. Zeline juga tidak melakukan pemotretan sambil duduk diam saja, sejak tadi Zeline terus berpindah pindah tempat dengan pakaiannya yang begitu rumit itu. Jika sekarang Zeline kehausan, bukankah itu hal yang wajar? Sejak tadi Zeline terus mengeluarkan tenaganya hingga dia merasa kehausan.
“Lihatlah semua orang. Lihat juga Marco, dia juga kehausan” Kata Zeline sambil menunjuk ke arah Marco, rekan pemotretannya hari ini.
“Zeline, apakah kamu sudah selesai istirahat? Kita harus segera menyelesaikan pemotretan hari ini. Aku khawatir jika tiba-tiba turun huja” Kata salah satu asisten fotografer.
Zeline menghembuskan napasnya dengan pelan. Belum ada lima menit Zeline menikmati waktu istirahatnya. Ya ampun, apakah di dunia ini ada pekerjaan yang santai? Yang tidak terlalu menyiksa seperti ini..
“Tentu saja. Aku akan memperbaiki riasanku sebentar..” Jawab Zeline sambil tersenyum.
Apapun yang terjadi, sebagia seorang model yang profesional, Zeline harus selalu mengikuti intruksi yang ada. Zeline harus tetap tersenyum dan tampil sempurna sekalipun saat ini dia sedang merasa kelelahan.
Jujur saja, berdiri di atan bebatuan yang tidak rata dengan menggunakan sepatu hak tinggi dan gaun yang berat cukup membuat hari ini terasa mengerikan.
Zeline tidak memiliki pilihan lain. Ini adalah resiko yang harus dia tanggung karena memilih untuk menjadi seorang model.
Well, selama ini semua orang hanya melihat jika menjadi model adalah pekerjaan yang mudah. Padahal sama sekali tidak seperti itu. Zeline sendiri yang telah membuktikan jika menjadi seorang model adalah hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Ada berbagai pemotretan dengan medan dan tema yang kadang sedikit sulit untuk dilakukan. Ada banyak sekali tuntutan yang harus diterima ketika memutuskan menjadi model. Seberat apapun tekanan yang didapatkan, Zeline harus tetap tampil sempurna di depan kamera. Sudahlah, Zeline sebenarnya tidak keberatan dengan pekerjaannya ini, tapi kadang semuanya terasa sangat sangat sulit untuk dilakukan.
“Kamu tampak sangat cantik, Zeline. Selama aku menjadi seorang perias, aku jarang melihat kulit wajah yang semulus dirimu. Bagaimana bisa kamu memiliki kulit secantik ini ketika setiap hari kamu harus menghadapi jam-jam panjang di luar ruangan. Aku yakin kamu juga pasti kekurangan waktu tidur” Kata perias yang memperbaiki riasan Zeline.
Zeline hanya tersenyum sekilas ketika mendapatkan pujian semacam itu.
Sebenarnya, sudah bukan rahasia lagi jika kebanyakan model memiliki kulit yang kurang sehat. Setiap model dituntut untuk bekerja di dalam maupun di luar ruangan selama berjam-jam. Semua model juga harus menerima riasan yang kadang membuat kulit mereka jadi kurang sehat. Ya, lalu masalah jam tidur yang tidak teratur. Semua itu menghancurkan kulit mereka.
“Zeline selalu mendapatkan perlakuan yang baik diriku, oleh sebab itu dia memiliki kulit yang sangat indah” Kata Alina sambil tertawa pelan.
“Jangan bergurau, Alina. Aku tahu bagaimana caramu memperlakukan Zeline. Di antara semua manager model yang aku kenal, kamu adalah yang paling buruk”
Zeline tertawa pelan ketika mendengar kalimat itu.
Astaga, kenapa semua orang selalu berpikir jika Alina adalah manager yang buruk?
Sebenarnya tidak demikian, Alina adalah orang yang sangat baik. Dibandingkan manager lain yang suka berbicara baik ketika di depan lalu membicarakan hal yang buruk di belakang, Zeline lebih menyukai sifat Alina yang apa adanya. Kadang wanita itu memang sering mengatakan kalimat menyebalkan ataupun menyakitkan, tapi Alina memang seperti itu. Dia sulit mengendalikan mulutnya. Ya, setidaknya Alina adalah wanita yang sangat jujur. Alina tidak pernah membuat masalah di dalam hal keuangan padahal biasanya para manager sering kali bermasalah dalam hal itu.
“Tidak, Alina adalah yang terbaik. Dia memang sering berlaku buruk, tapi sebenarnya dia sangat baik. Aku masih menjadi seorang model yang terkenal juga karena Alina. Dia membuat berbagai macam peraturan yang cukup mengerikan untuk dilanggar. Tapi memang benar, berkat dirinya aku memiliki tubuh dan kulit yang indah” Kata Zeline dengan santai.
Apa yang dikatakan oleh Zeline bukanlah kalimat dusta untuk membela Alina. Sebenarnya wanita itu memang seperti menyiksa Zeline karena selalu membatasi makanan Zeline, tapi Alina melakukan semua itu demi kebaikan Zeline juga. Alina juga selalu mewajibkan Zeline untuk melakukan perawatan kulit setiap hari. Ya, catat itu. Setiap hari.
Setelah pulang pemotretan, sekalipun mereka akan pulang tengah malam, Aline tetap mewajibkan Zeline untuk melakukan perawatan kulit terebih dahulu. Kadang Zeline harus menerima fakta jika dia kembali kehilangan jam tidurnya karena peraturan yang Alina tetapkan.
“Dengarkan itu, Alina. Zeline selalu membela dirimu. Jangan menyiksanya lagi dengan prilakumu yang kadang membuat aku sendiri tidak sanggup untuk membayangkannya. Lihatlah tubuh Zeline, dia kurus kering karena kamu selalu melarangnya makan”
Zeline kembali tertawa.
Ah, sebenarnya Zeline juga tidak sekurus itu. Zeline hanya menjaga tubuhnya untuk tetap ideal agar di setiap saat dia bisa tampil sempurna. Sejujurnya sejak kecil Zeline juga sudah terbiasa dengan peraturan itu. Ibunya adalah seorang designer terkenal. Ibunya sering ke luar negeri untuk menghadiri berbagai macam fashion week. Ibunya bahkan berteman dekat dengan beberapa model dunia yang sangat terkenal. Ya, karena itulah ibunya sering meuntut Zeline untuk tumbuh menjadi wanita yang sempurna. Zeline juga tidak pernah keberatan akan semua itu karena dia juga suka melihat tubuhnya yang indah. Zeline sudah mengenal dunia model sejak dia masih kecil. Zeline sudah bermimpi untuk menjadi model sejak dulu. Tentu saja Zeline juga sudah tahu konsekuensi apa saja yang harus dia terima.
“Aku selalu berlaku baik padanya. Sudahlah, jangan banyak bicara. Zeline tidak punya banyak waktu, dia harus segera menyelesaikan pemotretan ini sebelum hujan turun!” Kata Alina dengan sebal.
Zeline hanya tertawa pelan sambil menatap ke arah layar ponselnya yang menampilkan ruang obrolan Zeline dengan kekasihnya. Astaga, bahkan Zeline belum sempat membalas pesan yang terkirim kepadanya, tapi sekarang Zeline harus kembali memberikan ponselnya kepada Alina.
“Sebenarnya Zeline juga tidak terlalu membutuhkan riasan. Dia sangat cantik dengan wajahnya yang natural. Baiklah, sekarang semuanya sudah siap.. Hati-hati Zeline, ada beberapa batu yang licin di sana. Jangan sampai hal yang buruk terjadi padamu, sayang..” Kata perias itu sambil tersenyum.
“Tentu saja. Aku berharap jika pemotretan ini segera selesai. Aku juga sedikit takut dengan bebatuan yang licin itu” Kata Zeline.
Sebenarnya Zeline juga khawatir akan hal yang sama. Tempat pemotretan kali ini benar-benar mengerikan. Lain kali sebaiknya Zeline menolak tema yang satu ini.
“Mungkin lain kali kita harus menghindari tempat semacam ini. benar bukan, Zeline?” Tanya Alina.
Ah, inilah yang membuat Zeline merasa cocok dengan Alina. Wanita itu begitu mengerti apa yang Zeline inginkan.
“Benar sekali” Jawab Zeline sambil tertawa pelan.
Baiklah, karena mereka sudah terlanjur berada di sini, sepertinya Zeline tidak memiliki pilihan lain selain menyelesaikan pemotretan hari ini. Semoga saja semuanya baik-baik saja.