Bab 12

1891 Kata
Kinara melayangkan tatapannya ke arah Dareen yang sedang menggenggam tangan Zeline menuju ke arahnya. Zeline, seorang model muda yang namanya sedang naik daun beberapa bulan terakhir karena kontrak kerjanya dengan sebuah agensi model ternama yang selama ini dikenal sangat selektif dalam memilih anggota. Zeline memulai debutnya sebagai seorang model untuk pakaian lokal yang mulai meroket di kancah internasional. Sekalipun Kinara hanya wanita biasa yang setiap hari bekerja di kios baju sederhana, Kinara mengikuti berita tentang Zeline sejak awal wanita itu meniti karirnya. Kinara tidak menyangka jika wanita yang ia idolakan adalah kekasih pria yang ia idamkan selama beberapa hari terakhir. Ya, dari cara mereka bergandeng tangan, Kinara bisa menebak jika Dareen dan Zeline memiliki hubungan istimewa. Oh astaga, mereka memang terlihat sempurna! Kinara menghembuskan napasnya dengan pelan. Seharusnya Kinara sudah sadar akan apa yang terjadi di dalam hidupnya. Dia bukan siapa-siapa. Seorang pria seperti Dareen pasti memiliki standar yang begitu tinggi dalam hal memilih pasangan. Bagaimana mungkin Kinara berkhayal mengenai sesuatu yang benar-benar tidak akan pernah terjadi? Perlakuan baik yang diberikan oleh Dareen saat mereka saling mengenal beberapa hari lalu telah membuat Kinara terbang terlalu tinggi. Kinara tidak sadar diri. Apa yang Dareen lihat dari seorang wanita menjijikkan seperti dirinya? Kinara sama sekali tidak cantik, Kinara juga bukan seorang wanita yang memiliki tubuh indah seperti Zeline. Dibandingkan dengan Zeline yang tampak begitu anggun, Kinara tidak lebih dari seonggok sampah yang akan terlihat sangat menyedihkan jika harus berdiri di samping Zeline. Kinara hanya seorang wanita yang kebetulan menyelamatkan anjing kesayangan milik kakaknya Dareen. Benar, Dareen baik padanya karena pria itu ingin berterimakasih pada dirinya. Iya, hanya itu saja. Kinara berharap terlalu tinggi hanya karena Dareen bersikap ramah padanya. Sadarlah, Kinara! Pria seperti Dareen sudah memiliki kekasih. Dalam hidup Kinara, dia tidak pernah merasa semarah ini. Kinara sangat iri dengan kehidupan Zeline yang tampak sangat sempurna. “Kinara, dia adalah Zeline, kekasihku” Kinara bahkan tidak sadar jika saat ini Dareen dan Zeline sudah sampai di depannya. Kinara mengerjapkan matanya lalu langsung memberikan senyuman di bibirnya agar Dareen maupun Zeline tidak menyadari raut terkejut yang awalnya Kinara berikan. “Ah, Zeline? Kamu ternyata jauh lebih cantik dari yang selama ini aku lihat di internet.” Kata Kinara sambil tertawa pelan. Tentu saja itu sebuah tawa palsu. “Itu sama sekali tidak benar, Kinara.” Kata Zeline. “Bagaimana kabarmu, Kinara? Apakah kamu sudah menunggu lama di sini? Maafkan aku, kami terjebak macet dan kelaparan sepanjang jalan jadi kami tadi sempat pergi makan lebih dulu. Apakah kamu sudah memesan makanan?” Kinara menelan ludahnya sendiri ketika dia mendengar kalimat yang dikatakan oleh Dareen. Sejak pagi Kinara menahan rasa lapar karena dia ingin menikmati makan siang bersama dengan Dareen. Kinara tidak tahu jika Dareen kali ini akan mengajak kekasihnya untuk makan siang bersama. Kinara pikir, mereka hanya hanya akan makan berdua saja. “Sebenarnya aku tidak terlalu lapar.” Kata Kinara. “Jangan seperti itu. Aku akan memesankan makanan yang menjadi ikon dari restoran ini, bagaimana?” Tanya Dareen sambil tersenyum. Kinara ingin menganggukkan kepalanya dan tertawa dengan keras seperti biasanya. Iya, ia ingin menertawakan takdir hidupnya yang begitu menyedihkan. Setelah beberapa hari berlalu dengan impian tinggi karena harapan akan sebuah keajaiban, akhirnya Kinara harus dijatuhkan oleh rasa kecewa yang begitu dalam. Pria itu datang bersama dengan kekasihnya yang tampak begitu sempurna, Kinara jelas kehilangan rasa percaya dirinya sejak awal mereka bertemu. Astaga, Zeline terlihat seperti boneka hidup! Lihatlah betapa cantiknya wajah wanita itu. Zeline memiliki mata dan bibir yang cantik, hidungnya juga sempurna. Jangan lupakan betapa putih dan halusnya kulit wanita itu. Sama sekali tidak ada cacat di dalam tubuhnya. Rambut panjang Zeline yang berwarna coklat terang tampak begitu indah dan lembut. Wanita itu pasti menghabiskan uang hingga ratusan juta hanya untuk melakukan perawatan setiap bulan. Kinara bahkan tidak sanggup untuk menatap bagaimana penampilannya saat ini. Jika dibandingkan dengan Zeline yang tampak begitu sempurna hanya untuk makan siang, Kinara jelas tidak ada apa-apanya. Kinara bahkan bisa merasakan jika saat ini ada banyak orang yang mulai memperhatikan Zeline. Benar, Zeline akan selalu menjadi magnet yang mengambil perhatian semua orang. Wajar jika Zeline mendapatkan perhatian lebih dari orang di sekitar mereka, semua orang pasti merasa terkejut karena kedatangan Zeline. “Apa yang kamu inginkan, sayang?” Tanya Dareen sambil menatap Zeline. Kinara merasa jika jantungnya ditekan dengan sangat kuat. Kinara tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Ya, Kinara benar-benar dijatuhkan dengan cara yang menyakitkan. Keputusan Dareen untuk membawa Zeline ke acara makan siang mereka memang mengacaukan hati Kinara. “Aku tidak bisa makan apapun siang ini. Aku sudah menghabiskan jatah makanku tadi pagi. Alina akan marah jika dia tahu aku makan siang sebanyak dua kali..” Kata Zeline dengan suaranya yang begitu lembut. Sial! Bagaimana mungkin Tuhan menciptakan sebuah kehidupan yang buruk untuk dirinya sementara Tuhan menciptakan segala hal yang sempurna untuk Zeline? Zeline memang sangat beruntung! “Kamu akan terus menyiksa dirimu? Zeline, lihatlah Kinara.. dia tumbuh sehat dengan tubuh yang kuat. Jangan memaksakan dirimu seperti itu! Makan yang banyak agar kamu memiliki cukup energi. Aku rasa Alina sudah terlalu mengaturmu!” Kinara kembali menelan ludahnya sendiri. Sebenarnya, jika didengarkan dengan baik, kalimat Dareen sama sekali tidak memiliki maksud buruk. Dareen hanya menunjukkan kepada Zeline jika tubuh wanita itu sudah terlalu kurus. Tapi entah kenapa, keadaan hati Kinara yang sedang sensitif merasa jika Dareen sedang membandingkan antara tubuhnya yang gemuk dan tubuh Zeline yang sempurna. Sial! “Dareen, kita sudah sempat makan tadi. Kamu kelaparan dan aku sudah menemanimu makan siang.. aku tidak bisa makan lebih banyak lagi” Kinara bisa melihat jika Zeline merasa sedih akan apa yang terjadi. Dari tatapannya saja Kinara sudah bisa menebak jika Zeline memiliki hati yang begitu lembut. Ya ampun, kenapa dunia bisa sangat tidak adil seperti ini? Kinara sering kali menahan lapar karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan, tapi lihatlah apa yang terjadi pada Zeline. Wanita itu malah menolak untuk makan. “Baiklah, aku hanya akan memesan makanan ringan. Bagaimana dengan kentang goreng?” Tanya Dareen yang tampaknya masih berusaha untuk membujuk kekasihnya. Oh sial! Kinara mengira jika Dareen hanya akan berbicara dengannya saja saat mereka sedang makan siang seperti ini, tapi ternyata ekspektasinya tidak sesuai dengan realita yang ia dapatkan. Semua perhatian Dareen terpusat untuk Zeline yang terus menolak makanan yang ditawarkan oleh pria itu. “Dareen, itu makanan yang akan membuatku dibunuh oleh Alina..” Kata Zeline. Dareen tampak menghembuskan napasnya dengan pelan. Pria itu merasa kecewa hanya karena kekasihnya tidak mau makan? Astaga, yang benar saja! “Baiklah, bagaimana denganmu, Kinara? Apa saja yang ingin kamu pesan?” “Aku masih merasa kenyang, Dareen..” Bohong! Kinara berbohong akan hal itu. Saat ini Kinara bahkan bisa mendengar suara perutnya yang meronta karena kelaparan. Sial, berada di dekat Zeline membuat Kinara merasa tidak percaya diri. Kinara juga ingin dipandang seperti Dareen memandang Zeline yang duduk dengan anggun di depannya. Ada apa dengan dunia ini? Kenapa membuat takdir yang sangat tidak adil? “Apakah kalian berdua bersekongkol untuk melewatkan makan siang?” Tanya Dareen sambil tertawa pelan. Baiklah, ini semua sudah cukup! Kinara merasa tidak tahan jika dia harus duduk bersama dengan Dareen dan Zeline. Sekalipun sejak tadi Zeline selalu melemparkan senyum yang bersahabat, Kinara tetap merasa muak dengan wanita itu. Kinara iri dengan semua hal yang dimiliki oleh Zeline. Zeline sama sekali tidak perlu melakukan apapun untuk bisa bertahan hidup. Wanita itu mendapatkan segala hal dengan mudah karena dia kaya raya. “Maafkan aku. Aku harus pulang dengan cepat karena ada urusan yang mendadak. Kita mungkin bisa bertemu lagi lain waktu, Dareen. Sampai jumpa Zeline.” Kata Kinara sambil bangkit berdiri dan melangkahkan kakinya dengan cepat tanpa tahu jika di sampingnya sedang ada seorang pelayan yang berjalan sambil membawa nampan. Tepat sekali, sebuah kejadian memalukan harus terjadi dan kali ini Kinara benar-benar merutuki hidupnya sendiri. Kinara jatuh dengan posisi yang begitu memalukan. Kinara bahkan tersiram jus yang dibawa oleh pelayan tadi. Sial! Kenapa Kinara selalu mendapatkan hal yang buruk? “Astaga, Kinara! Apakah kamu baik-baik saja?” Sambil meringis kesakitan Kinara masih bisa mendengar suara Dareen yang tanpak terkejut dengan apa yang terjadi. Kinara juga bisa melihat jika Zeline melangkahkan kakinya dengan cepat ke arahnya, wanita itu terlihat khawatir akan keadaan Kinara. “Apakah ada yang sakit, Kinara?” Masih dengan posisi duduk di lantai, Kinara mendengar pertanyaan dengan suara lembut dari Zeline. Wanita itu juga mengeluarkan beberapa lembar tissu dari tas miliknya untuk segera membersihkan baju dan rambut Kinara. Sial, ini sangat memalukan! “Aku baik-baik saja. Sudahlah, Zeline. Jangan menyentuhkku!” Kata Kinara sambil menolak sentuhan Zeline di tubuhnya. Entah kenapa sekarang Kinara merasa sangat menyedihkan. Kinara langsung mencoba untuk berdiri sayangnya dia gagal karena pergelangan kakinya terasa sangat sakit. Oh ya ampun, apa lagi yang akan terjadi padanya? “Tenang saja, Kinara.. jangan langsung berdiri seperti itu!” Kata Dareen sambil menyentuh lengan Kinara. “Jangan menyentuhku, Zeline! Aku baik-baik saja!” Kata Kinara dengan suara yang keras ketika Kinara merasakan tangan lembut Zeline yang memijat pergelangan kakinya dengan pelan. Kinara memejamkan matanya dan semakin mendekatkan dirinya ke arah Dareen yang berada di belakangnya. Sungguh, Kinara tahu jika ini adalah hal yang salah tapi dia sama sekali tidak bisa menghentikan keinginan hatinya. “Maaf, maafkan aku, Kinara. Apakah sakit jika disentuh?” Tanya Zeline dengan pelan. Kinara mencoba mengabaikan pertanyaan yang diberikan oleh Zeline. Saat ini hati Kinara sudah dipenuhi dengan rasa marah akan segala hal yang terjadi. Hei, jika Zeline tidak ikut makan siang, semua ini tidak akan terjadi bukan? “Bagaimana jika kita mengantarkan Kinara pulang? Dia tidak akan bisa pulang sendirian di keadaan seperti ini” Kata Zeline. Kinara langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak, mereka tidak boleh mengantarkan Kinara pulang ke rumah. Apa yang harus Kinara katakan jika mereka melihat rumah Kinara yang mirip seperti kandang tikus? Oh ya Tuhan, semuanya baik-baik saja di awal pertemuan, kenapa malah jadi kacau seperti ini? “Itu ide yang bagus. Kinara, apakah bisa berjalan menuju mobil? Aku akan mengantarmu pulang” Kata Dareen. “Tidak, aku bisa pulang sendiri. Jangan khawatir, kakiku sudah baik-baik saja, Dareen” Kata Kinara sambil mencoba tersenyum sekalipun sekarang dia sedang menahan denyutan nyeri yang begitu menyakitkan. “Jangan keras kepala seperti itu, Kinara. Kami akan mengantarmu pulang..” Kata Dareen. Kinara mencoba memutar otaknya. Bagaimana jika Dareen dan Zeline bertemu dengan orang tuanya? Sekalipun tadi pagi ibunya mengatakan jika dia akan pergi ke pasar untuk menjaga kios, tapi bagaimana jika tiba-tiba ibunya pulang? Kinara tidak siap jika dia harus menerima pandangan merendahkan dari Zeline dan Dareen. Ini adalah hal yang sangat buruk. Kinara sama sekali tidak bisa melakukan apapun sekarang. dia tidak punya pilihan lain karena kakinya memang sangat sakit. “Tidak, jangan memaksaku! Aku bisa pulang sendiri!” Sekali lagi Kinara mencoba untuk bangkit, sayangnya Kinara kembali jatuh dan membuat pergelangan kakinya semakin sakit. Kinara melayangkan tatapannya ke arah sekeliling rumah makan ini. Sial! Dia jadi pusat perhatian karena insiden memalukan yang menimpa dirinya. Tidak seperti Zeline yang secara natural selalu mendapatkan perhatian penuh dari orang lain sekalipun dia sama sekali tidak melakukan apapun, Kinara harus menjatuhkan tubuhnya dan mempermalukan dirinya sendiri agar dia mendapatkan perhatian. Sial! Ini sangat tidak adil! “Kamu tetap ingin duduk di sini dan dilihat oleh semua orang?” Seakan tahu apa yang ada di pikiran Kinara, Dareen mengajukan sebuah pertanyan yang akhirnya hanya bisa membuat Kinara menghembuskan napasnya dengan pelan. Benar, Kinara memang tidak memiliki pilihan lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN