Roy menatap gerakan mata Marvin yang nampak begitu gelisah jika dilihat lebih teliti lagi. "Paman?" "Marvin. Bersikap egois itu boleh meskipun kau harus menyakiti Papamu sendiri, suatu saat nanti Alex pun akan mengerti. Dulu kakekmu pernah berada di posisi Papamu. Tingkahnya, sikapnya, cenderung sama. Tapi siapa yang akan tahu jika pada akhirnya kau sendiri yang akan menderita sama halnya dengan Papamu dulu." Ujar Roy yang berusaha untuk menyadarkan Marvin sebelum sebuah penyesalan itu datang." Kau pernah mendengar kata pepatah bukan? Bahwa penyesalan selalu datang di akhir?" Marvin mendongakkan kepalanya menatap lekat kedua bola mata coklat milik Roy." Sebelum penyesalan itu datang, ada baiknya kau hentikan sebelum kau akan kembali merasakan apa itu penyesalan Marvin." "Karena ada saa