• Sebuah Pertemuan
Mingzhi sudah ada di depan pintu masuk Aula Pesta Bintang, dia berhenti dan melihat ponselnya sebentar.
“Wu Shuan dan Nyonya Wu menelpon, dan ini... Nomer tak dikenal menelponku sebanyak empat puluh delapan kali, hahaha... Sudah pasti ini Kakak Wu Shian. Dia itu!”
Seseorang menepuk bahu Mingzhi.
“Baru juga dibicarakan dan orangnya sudah muncul,” dalam hati Mingzhi.
Saat Mingzhi menoleh bukan Wu Shian yang ada di belakangnya melainkan orang lain yang tidak asing baginya.
“Chef muda! Ingat aku?” sapanya dengan riang.
“Ah! Chef Edmond! Lama tidak berjumpa, Chef! Bagaimana kabar anda?” kata Mingzhi sambil berjabat tangan dengan Chef Edmond.
“Baik, sangat baik! Senang bisa melihatmu disini Chef Muda.”
“Haha... Saya agak sungkan dipanggil Chef oleh ahlinya sendiri, bagaimana kalau Chef Edmond memanggil saya Mingzhi saja?”
“Jadi namamu Mingzhi ya? Salam kenal anak muda, tidak.. Nak Mingzhi,” jawab Chef Edmond sambil tersenyum.
“Terdengar lebih baik,” kata Mingzhi, Mingzhi lalu menoleh ke arah gadis yang ada disamping Chef Edmond.
“Ah! Aku lupa memperkenalkannya padamu ya? Kalian tampak seumuran, ini adalah putriku Elaine, dia cantik, bukan?” ucap Chef Edmond.
“Membuat saya memuji di depan orangnya sendiri, bukankah ini sedikit memalukan untuk saya, Chef?”
“Tapi ya... Putri anda sangat menawan,” sambung Mingzhi.
Elaine terlihat tersipu mendengar Mingzhi memuji dirinya.
“Nak Mingzhi? Apa kau mau masuk ke dalam Aula Pesta?”
“Ya, saya memang sedang ingin masuk ke dalam Aula Pesta Bintang.”
Elaine menarik tangan ayahnya dan mulai berbicara menggunakan bahasa Prancis.
“Dia adalah orang yang di undang langsung oleh Tuan Li, ayah harus bersikap baik padanya. Aku melihat sendiri bawahan tuan Li menyampaikan undangan untuknya.”
“Benarkah? Dia tidak terlihat seperti orang kaya atau orang dengan status luar biasa, yang ayah tau adalah anak ini pintar memasak, dan ayah menyukainya.”
“Ku dengar dia ini muridnya Master Cong, jadi ayah harus tau cara memperlakukannya.”
“Ah... Baiklah, ayah mengerti.”
“Satu hal lagi, Yah! Aku... Aku menyukainya, bisakah ayah membantuku?”
“Apa?!”
“Astaga... Putriku tidak pernah mengatakah hal seperti ini sebelumnya, tapi dia terlihat sangat serius, mau bagaimana lagi,” pikir Chef Edmond.
Chef edmond kembali menggunakan bahasa China kepada Mingzhi.
“Nak Mingzhi? Karena kau seumuran dengan putriku... Maukah kau menemaninya, dia bilang dia bosan terus bersamaku karena aku terus-terusan mengajaknya bertemu orang-orang tua, jika dia mendapatkan teman seumuran untuk diajak berkeliling di pesta ini dia pasti akan senang.”
“Baiklah Chef, jika anda tidak keberatan mempercayakan putri anda pada saya, maka saya akan melakukan sesuai yang Chef Edmond katakan.”
“Terimakasih Nak Mingzhi! Aku bisa mengandalkan dirimu.”
“Elaine Sayangku! Berjuanglah!” Chef Edmond pergi sambil menyemangati Elaine dengan bahasa Prancis.
Di depan pintu Aula hanya tinggal Mingzhi dan Elaine yang berdiri berduaan. Mingzhi tampak biasa saja dan Elaine merasa canggung berada di dekat Mingzhi.
“Ehem! Kau... Su Mingzhi dari Kelas Satu, kan? Kau sekelas dengan Nona dari Keluarga Wu, Wu Shuan, kan?” kata Elaine dengan gugup.
“Na namaku... Namaku Elaine Roschefielth, aku dari kelas dua. Aku juga dari akademi Sanming.”
“Ah... Begitu ya? Jadi kau kakak kelasku? Meskipun kau tau namaku... Biar kuperkenalkan diriku padamu dengan benar, namaku Su Mingzhi, aku dari kelas satu, murid dari akademi Sanming juga. Senior Elaine... Salam kenal!” kata Mingzhi dengan menggunakan bahasa Prancis.
Elaine terpaku mendengar Mingzhi berbicara menggunakan bahasa Prancis dengan fasih.
“Senior Elaine? Apa aku salah mengatakan sesuatu? Kupikir... Bahasa Prancisku cukup baik, apa aku masih ada salah dalam hal pengucapan ya? Kau sebagai orang Prancis pasti bisa mendekte letak kesalahanku, bukan?” sambung Mingzhi dengan bahasa Prancis.
“Ka kau kau... Kau bisa bicara menggunakan bahasa prancis?!!” kata Elaine menggunakan bahasa China.
“Oh! Kau tak tau ya? Bukan hanya bicara, aku juga bisa mendengar dan mengartikannya dengan jelas, intinya aku fasih berbahasa Prancis.”
Elaine seakan-akan membeku.
“Dari awal aku sudah tau apa yang kau bicarakan dengan ayahmu jadi... Aku hanya sedikit terkejut saja di bagian saat kau bilang kau menyukaiku, bukankah itu pengakuan cinta yang tidak disengaja?” kata Mingzhi.
“Bu bu bukan begitu, aku...”
“Lupakan saja dan tenanglah, aku hanya sedikit menggodamu saja haha. Senior Elaine, salam kenal!”
Mingzhi mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Elaine, dan dengan perasaaan yang agak malu-malu Elaine mau menjabat tangan Mingzhi, Mingzhi lalu tersenyum manis pada Elaine, senyum itu cukup menggetarkan hati Elaine.
“Mari masuk Senior.”
“Astaga... Ini memalukan sekali, aku bahkan tidak tau kalau Su Mingzhi ini fasih berbahasa Prancis, memangnya sejak kapan dia mempelajarinya hingga bisa sefasih itu? Pria ini menyimpan begitu banyak kejutan dalam dirinya, aku tidak percaya kalau dia adalah Su Mingzhi yang selalu di B*lly,” pikir Elaine.
Saat keduanya masuk mereka disambut oleh Hong Wuzi dan Hong Wuyi secara kebetulan.
“Sodara Su!” seru Wuzi.
Wuzi langsung berlari ke arah Mingzhi dan menariknya kebelakang serta berbisik.
“Hoho... Bukannya itu senior kita, Elaine? Jadi... Kau menjinakkannya di belakang tunanganmu?”
Mingzhi mendorong Wuzi dan menunjukkan wajahnya yang merah.
“Apa-apaan itu,” kata Mingzhi sambil berjalan lagi ke dekat Elaine.
“Sudah punya tunangan dan kau masih bermain dengan perempuan lainnya, Bule cakep pula. Su Mingzhi... Kau yang terburuk ya,” ujar Wuyi sambil membuang mukanya dan memperlihatkan wajah cemburunya.
Mingzhi hanya menanggapinya dengan senyum terpaksa.
Di tempat lain di dalam Aula, Keluarga Wu sedang bertemu dengan keluarga lainnya, disana Wu Shian melihat suatu yang tak biasa, seorang pria dengan pakaian yang sangat mencolok yang sangat beda dengan yang lainnya.
“Adik Su?! Dia hadir ke Pesta Bintang juga? Aku harus menghampirinya!”
Wu Shian langsung berlari ke arah Mingzhi, Wu Shuan yang melihat kakaknya berlarian di Aula juga ikut berlarian sambil meminta maaf.
“Sayang? Ada apa dengan mereka?”
“Mungkin mereka sedang menjemput calon menantumu,” Wu Meilin mengatakannya dengan tersenyum.
“Hahhhh???”
Qi Qiu Wei yang merasa ada orang berlari di belakangnya spontan melihat ke arah tersebut.
“Sodari Wu? Kemana mereka... Eh? Bukankah itu Kakak Su?”
Qi Qiu Wei langsung bicara pada kakeknya.
“Kakek, Qiu Wei... Pergi dulu sebentar, ada seseorang yang harus Qiu Wei temui.”
Qi Qiu Wei lalu langsung berjalan ke arah Mingzhi.
Mingzhi dari kejauhan dapat melihat Wu Shian berlarian dengan semangat.
“Haaaa.... Orang yang paling tidak bisa membaca suasana tiba, gawat! Di belakang itu bukannya Qi Qiu Wei?! Aku harus menghindari benturan yang tidak di perlukan.”
“Adik Su!!!” seru Wu Shian sambil menjulurkan kedua tangannya dan siap memeluk Mingzhi.
“Kak Wu Shian.... Tolong jangan, Kak!” Mingzhi menutup mata sambil menghalangi Wu Shian yang ingin memeluknya.
Mingzhi membuka matanya sedikit mencoba mengintip, Wu Shian malah meletakkan jari-jemarinya di sela jari Mingzhi dan memegang tangan Mingzhi dengan kuat, Lalu Wu Shian mendekati Mingzhi dengan tatapan menggoda.
“Apa kau takut Kakak ini akan memakanmu? Tidak-tidak! Daging sepertimu... harus dinikmati perlahan sebelum dimakan,” ucap Wu Shian dengan dengan nada yang menggoda.
Wuzi yang mendengarkan nada yang begitu s*****l tiba-tiba mimisan dan terlihat tergoda, bahkan Elaine yang juga seorang perempuan merasa tergoda mendengar Wu Shian menggoda Mingzhi, Wuyi yang melihat adiknya bersikap seperti itu langsung menginjak kaki Wuzi dengan keras. Di sisi lain Mingzhi mencoba melepaskan tangannya dari Wu Shian.
Wu Shuan langsung menjitak kepala Kakaknya, Wu Shian lalu mau melepaskan tangannya dari Mingzhi.
“Kakak... Tolong bacalah suasananya, ini adalah Pesta yang sangat formal, Kakak tidak boleh menunjukan sikap yang tidak pantas kepada para tamu.”
“Baiklah...” dengan sedikit air mata keluar dari matanya dan sambil memegang kepalanya Wu Shian mengatakannya.
“Selamat siang semuanya!” sapa Qi Qiu Wei dengan ramah.
“Kakak Su? Bukannya kau bilang kau ada urusan yang harus kau hadiri? Apa itu disini?” sambung Qi Qiu Wei sambil merangkul tangan Mingzhi dan menempel padanya.
“Qi Qiu Wei...???”
“Bukannya Kakak Su sepakat untuk memanggilku Adik Qiu? Apa Kakak Su lupa? Bukankah Kakak yang bilang sejak kita mulai berpacaran?” sela Qi Qiu Wei.
Wu Shian, Wu Shuan, Elaine dan juga Hong Wuyi terkejut mendengar pengakuan yang menyatakan kalau Mingzhi dan Qi Qiu Wei sudah berpacaran.
“Sodara Su... Aku akan mengambil minuman disana...” sambil berbalik Wuzi mengatakannya.
“Haha... Disini sangat panas ya!” sambung Wuzi yang sudah agak jauh dari tempst mereka berkumpul.
Para gadis mulai melihat satu sama lain dengan tatapan permusuhan di antara mereka.
“Ah... Kurasa ini tidak baik,” pikir Mingzhi sambil mencoba bergerak mundur.
Saat Mingzhi melangkah mundur tanpa sengaja ada seorang anak kecil yang berlarian dan secara tidak sengaja menabrak kaki Minghzhi, gadis kecil itu terjatuh dan Mingzhi langsung berjongkok mendekatinya.
“Ya ampun... Adik kecil, apa kau tidak apa-apa?” sambil memegang gadis kecil itu dan membantunya berdiri Mingzhi mengucapkannya.
Gadis itu menatap Mingzhi, saat dia ingin menangis dan melihat wajah Mingzhi di depannya, dia kembali menjadi tenang.
“DNA terkonfirmasi! Gadis Kecil ini memiliki kesamaan dengan Host! Darah yang mengalir dalam tubuh Host dan Gadis Kecil ini kompatibel.”
“Ehh? Apa itu artinya?”
Dari belakang gadis kecil itu seorang perempuan yang usianya kurang lebih seumuran dengan Mingzhi mengambil gadis kecil itu yang lalu menggendongnya.
“Mingyu, jangan berlarian sembarangan, disini ada banyak sekali orang, kau itu masih kecil, jika ada yang menabrakmu gimana?”
“Maaf Kakak...” dengan wajah sedih gadis kecil itu mengatakannya.
“Berjanjilah untuk tidak berlarian sembarangan, kau mengerti?!”
“Um!”
“Sekarang minta maaflah pada Kakak yang barusan kamu tabrak.”
“Kakak! Mingyu minta maaf karena menabrakmu,” ucap gadis kecil itu sambil menundukkan kepalanya.
Mingzhi lalu menjulurkan tangannya untuk meraih kepala gadis itu dan membelainya dengan lembut.
“Kakak tidak apa-apa.”
“Benarkah? Lalu kenapa Kakak menangis? Apa Kakak terluka karena Mingyu menabrak Kakak?” ucap gadis itu sambil memegang tangan Mingzhi yang mengelus kepalanya.
Mingzhi lalu tanpa sadar mengusap pipinya dan benar saja dia mengeluarkan air mata.
“Are? Apa yang terjadi? kenapa aku menangis?” tanya Mingzhi dalam hati.
“Xeqing! Apa kau menemukan adikmu?”
Suara yang sangat tidak asing mengejutkan Mingzhi, matanya langsung mengarah pada asal suara itu, namun orang dibelakangnya tidak terlihat karena terhalanh oleh kepala perempuan di depannya yang di panggil Xeqing itu.
Tubuh Mingzhi bergetar dan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Semuanya seakan senyap tak bersuara kecuali suara langkah kaki, tepatnya sepatu. Suara itu semakin dekat dan orang yang wajahnya tertutupi itu perlahan kelihatan.
Wajah yang sangat tidak asing. Benar! Orang itu adalah...
“Zhao Mingde!!!”