Ketidak Puasan

1644 Kata
 • Ketidak Puasan Jam istirahat berakhir, semua orang tampak sudah dikelas kecuali delapan orang yang termasuk dalam kelompok Li Saoqi. “Kemana perginya Saoqi? Bukan hanya Saoqi saja, sepertinya orang-orang yang namanya disebut oleh Su Mingzhi tadi pagi juga tidak masuk ke kelas? Apa ada sesuatu yang terjadi pada jam istirahat?” Pikir Wu Shuan. “System! Tunjukkan status!” “Permintaan terkonfirmasi! Name: Su Mingzhi, Age: 17 years, Status: Immature Dominator. Popularity: 5032. Respect: 2. Emotion Point: 1780.” “Ya ampun! Sepertinya pointku terkuras setelah menimbulkan begitu banyak kebencian, yah... Lagipula mendapatkan point kembali tidak terlalu sulit.” Mr. Song masuk kedalam kelas, menaruh beberapa barangnya dibawah kursinya, langsung membuka spidol dan mulai menulis di papan tulisnya. Setelah beberapa tulisan tertulis di papan dia melihat pada Mingzhi. “Siswa Su! Wali kelas Ann sudah memberitahuku tentang kondisimu, aku tidak akan peduli bagaimana dirimu terlihat, kau melewatkan banyak kelasku selama seminggu terakhir dan aku tidak akan mengulang pelajaran yang terlewat, minggu depan kita ujian semester, jadi usahakan kau tidak menghambat yang lainnya.” “Mengerti Mr. Song! Saya tidak akan menghambat yang lainnya.” Mr. Song berbalik melanjutkan menulis di papan. “Yah... Mau dibilang bagaimanapun Su Mingzhi ini siswa paling terbelakang di kelas ini, mau diajaripun dia tak akan mengerti.” Setelah dua jam pelajaran berlangsung akhirnya bel pulang berbunyi. Wu Shuan langsung datang menghampiri Mingzhi di mejanya. “Teman sekelas Su, kita harus bicara!” **** Di sebuah taman di sekolah, di atas bangku panjang di bawah pohon rindang pada sore hari. Wu Shuan dan Mingzhi duduk bersama seperti sedang kencan. “Ketua kelas, apa yang ingin kau bicarakan?” Beberapa orang melewati dan memperhatikan mereka. “Nona Wu Shuan duduk bersama seorang cowok?!” “Dia banyak menerima ajakan cowok untuk berkencan tapi sejauh ini tidak ada yang berhasil mengajaknya.” “Cowok yang bersama Wu Shuan itu kudengar adalah Mingzhi loh, Mingzhi yang itu!” “Serius?! Ternyata dewa basket itu Su Mingzhi?! Ya ampun dia seperti baru terbebas dari kutukan.” “Ketua kelas?! Rupanya kau cukup populer juga ya dikalangan murid-murid.” kata Su Mingzhi mengejutkan Wu Shuan yang termenung mendengar obrolan orang yang lewat di sekitarnya. “Oh!! Tidak juga... Hais... Bukan itu, jangan mengalihkan topik kita.” “Topik apa ketua kelas? Aku hanya tau kalau kau ingin bicara padaku, tapi soal apa?” “Ini soal Saoqi dan kelompoknya, pada jam istirahat apa kau menemui mereka?” “Ya! Aku menemui mereka.” “Apa kau membuat masalah lagi pada mereka?” “Ketua kelas, aku tidak pernah membuat masalah pada mereka, aku hanya ingin menyelesaikan masalahku dengan mereka.” “Teman sekelas Su, mereka tidak kembali pada jam istirahat apa yang kau lakukan?” “Tidak ada... Selain meminta kompensasi.” “Kompensasi? Berapa yang kau minta?” Mingzhi menunjukkannya dengan satu jari. “1000 yuan?” Mingzhi menggelengkan kepalanya dan bilang “Satu! hanya satu, satu pukulan.” “Apa?!! Kau memukul salah satu dari mereka, siapa yang kau pukul?” “Bukan satu orang, ketua. Masing masing orang, aku memukul mereka satu kali.” “Ya ampun! Apa, apa sih yang kau pikirkan... Pagi tadi kau memprovokasi mereka, sekarang kau memukul mereka, kau tidak mengerti...” “Kau yang tidak mengerti, apa aku salah jika membalas perbuatan mereka?” “Teman sekelas Su, kau dalam masalah besar.” “Wow! Jika aku memukul mereka maka aku dalam masalah besar, lalu jika mereka memukuliku, menindasku, melecehkanku apa itu tidak masalah? Kenapa? Karna aku orang kecil?” Wu Shuan terdiam “Ketua kelas dengar... Kau jadi bersikap sebagaimana mestinya seorang ketua kelas, mulai memperdulikan setiap hal yang terjadi dikelas. Saat terjadi sesuatu pada mereka kau langsung bertindak, saat terjadi sesuatu padaku tak seorangpun peduli... Bahkan dimana dirimu saat itu?” “Maaf.... Maafkan aku, teman sekelas Su. Orang-orang yang kau pukuli hari ini bukanlah orang biasa, mereka akan melakukan apapun jika mereka tidak puas. Jika masalah terjadi pada mereka maka hal yang buruk akan terjadi padamu, aku... Hanya tidak ingin itu terjadi.” “Terima kasih ketua kelas Wu. Aku menghargai kekhawatiranmu itu, tapi tak apa... Aku bisa menangani ini. Kau tak perlu khawatir.” “Tapi ini aneh, bahkan setelah kau membuat keributan pada mereka tidak ada pihak sekolah yang tau ataupun pihak keluarga mereka yang datang. Seharusnya jika sesuatu yang buruk terjadi pada anak mereka maka mereka akan datang dan membuat keributan. Apa kau tau sesuatu teman sekelas Su?” Su Mingzhi tersenyum. **** Di sebuah KTV besar di tengah kota, Su Mingzhi berhenti di depannya. Dua orang dengan setelan jas hitam memakai earphone dengan badan bongsor serta kacamata hitam menjaga sebuah pintu masuk menuju KTV. “Maaf bocah, kemana kau mau pergi? Dengan pakaian murahan ini kau berani datang mendekati KTV kami? Pergi sana! Main ketempat lain!” kata salah satu penjaga. “Nak! Apa kau punya kartu member?” Mingzhi menggelengkan kepalanya. “Lalu jika tak ada kenapa kau masih berdiri disini?! Pergi sana! Kau menghalangi orang yang lewat.” Seorang pria berumur sekitar 21 tahunan yang membawa pacarnya berhenti di depan pintu masuk melihat Mingzhi. “Ya ampun, dasar orang miskin. Apa kau mau mencoba permainan orang kaya? Setidaknya perbaiki dulu pakaianmu itu.” kata si pria. “Orang miskin, apa kau tau? Kartu member disini hanya bisa didapat oleh orang yang sering datang kesini menghabiskan sekitar seribu yuan tiap malamnya. Pacarku dan aku setidaknya menghabiskan lima ribu tiap malamnya. Apa kau bahkan tau uang sebanyak itu?” dengan ketus si perempuan melanjutkan omongan pacarnya. Lalu Mingzhi mengambil sejumlah uang dari kantongnya. “Sepuluh ribu yuan! aku yakin ini tidak kurang atau lebih... Kalian boleh menghitungnya tapi kalian harus biarkan aku masuk!” Kedua penjaga itu terkejut, begitu pula dengan sepasang kekasih itu. Mingzhi masih mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini lima ribu yuan! Kau dan pacarmu pakailah uang ini, uang ini kuberikan karna kalian memberiku informasi tentang KTV kecil ini. Baiklah! Bersenang-senanglah.” Kedua orang itu terdiam dan hanya bisa mengambil uang itu dan menyaksikan Mingzhi masuk kedalam. “Ya ampun! Sepertinya dia orang kaya generasi kedua. Barusan aku menyinggungnya, tapi dia malah memberiku lima ribu.” “KTV metropolitan di kota Ini dia bilang kecil? Sebenarnya selama ini dia main kemana?” Mingzhi masuk kedalam KTV. “Seperti yang diharapkan dari anak orang kaya, uang jajan mereka bisa sampai sepuluh ribu yuan dalam sehari, apa orang kaya memang selalu suka menghambur-hamburkan uang seperti itu, dan pria yang membawa pasangannya itu tidak berbohong soal menghabiskan uang lima ribu yuan dalam semalam. Berkat uang mereka aku bisa masuk kesini.” pikirnya. **** Di sebuah ruangan dalam KTV, kelompok Saoqi berkumpul. Mereka memang terbiasa berkumpul ditempat ini dikala senggang, tempat ini sudah menjadi markas bagi mereka. Tampak Saoqi sedang memegangi perutnya, Xiaoran yang tampak gemetar sambil menggigit jari, Liurong yang tak sadarkan diri dan beberapa dari mereka menahan rasa sakit yang baru mereka dapat. “Sial! Si b******k itu menghajar kita dan kita tidak bisa membalasnya sedikitpun.” kata Saoqi. Wu Zi sadarkan diri. “bre! Apa kau tidak mencoba menghubungi kak Nandong agar membantu kita?” “Waktu itu hpku diambil olehnya dan aku tak bisa melakukan apapun, b******n itu...” “Bos! Sebaiknya kita hentikan saja.” ujar Wu Zi. “Dasar tidak berguna! Apa kau memintaku melupakan kejadian tadi, bagiku itu tidak lebih baik daripada menghina diriku sendiri dasar bodoh!” “Dia berbeda sekali dengan Su Mingzhi.” kata Zhiqing. “Menurutku... Dia memanglah Su Mingzhi, wajar saja kalau dia menyimpan banyak dendam pada kita, selama ini kita membullynya, saat datang kesempatan dia untuk membalas kita, maka inilah yang dia lakukan.” Wu Zi berbicara sambil memegangi pipinya. “Aku tak mau tau, masalah ini tidak boleh kita selesaikan sampai disini saja... Aku Li Saoqi, sebelum melihat si kerdil b******n itu mendapat ganjarannya maka aku... Tidak akan melepaskannya begitu saja.” Tok tok tok! Suara ketukan pintu terdengar, semua orang yang berada dalam ruangan spontan melihat pada pintu itu. Tok tok tok! Kelompok Saoqi saling melihat satu sama lain. Hingga ketukan yang ketiga. “Ranran! Jangan melamun! Buka pintunya, mungkin pembawa minuman datang kesini.” ujar Saoqi mengejutkan Xiaoran. Ranran membuka pintunya dan wajahnya langsung ketakutan ketika melihat Mingzhilah yang mengetuk pintu, Xiaoran menutup pintu dengan cepat namun kaki Mingzhi menahan pintu itu. Ranran dengan wajah ketakutannya terjatuh ke lantai. “Apa yang terjadi?!” Saoqi berdiri dari kursinya. “Selamat malam semuanya!” Mingzhi tersenyum sambil tangannya meraih kunci pintu dan mengucinya dari dalam. Mingzhi melempar kuncinya ke kakinya dan menendang kunci itu keluar pintu. “Kau! Kenapa kau bisa sampai kemari?!” “Ayolah Saoqi, bukannya kau sering mengajakku kemari, aku merasa tumben sekali kau tidak mengajakku, jadi aku mencarimu kesini.” “Di tempat ini... Kesenangan mereka bukan hanya di dapat dari karaokean saja, melainkan aku sebagai pertunjukan utamanya. Mereka memaksaku untuk melepas baju dan celanaku lalu menyuruhku merangkak mengitari meja besar itu, akupun harus menggonggong seperti anjing, lalu Saoqi akan menumpahkan minuman di badanku dan minuman yang jatuh ke lantai aku disuruh menjilatnya. Terkadang Xiaoran mengambil bajuku dan menggunakannya untuk memecutku seperti kuda. Ah... Pengalaman yang kudapatkan tiap minggu itu... Membuatku selalu bermimpi buruk.” dalam hati Mingzhi “Dia bahkan tau dimana tempat kami biasa nongkrong, apa dia sungguh si kerdil b******n itu? Bagaimana dia bisa masuk kesini?” pikir Saoqi. “Bagaimana caramu masuk?!!” “hahahahah.... Tentu saja lewat pintu, memangnya apa yang kau harapkan? Sudahlah... Lupakan pertanyaan-pertanyaan itu. Apakah kalian tidak lebih penasaran dengan apa yang akan terjadi?” “b******n! Apa lagi yang kau inginkan dari kami? Kau masih belum puas menghajar kami, Hah?” “Puas?! Apa kalian akan puas dengan membulllyku sekali?” “Dasar gila! Apa yang mau kau lakukan?” Semua orang di dalam ruang karaoke menjadi ketakutan karena atmosfer yang diciptakan oleh Mingzhi. “Biar kuberi tau...” Mingzhi tersenyum.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN