• Ketakutan
“Kami sudah sering membully Mingzhi, sekarang dia ingin membalas dendam pada kami. Zhiqing sudah jatuh, berikutnya giliran kami. Aku tidak akan biarkan dia menghajarku.”
Nalan berlari kedepan sambil memutar kedua tangannya dengan cepat, bak orang yang kesurupan Nalan mulai berteriak.
“Huaa!! Huaaaaaaa! Aaaaaa! Mati kau!”
Mingzhi menangkap kedua tangan Nalan dengan satu gerakan dan menguncinya dibawah ketiaknya. Lalu Mingzhi mendorongnya sedikit dengan bahunya... Ketika Nalan terlontar kebelakang Mingzhi dengan cepat meninju perut Nalan dan BURGH!!!, wajah nalan merah legam, pipinya mengembung dan Nalan terjatuh sambil memegangi perutnya, lalu dia berdiri lagi namun masih memegangi perutnya. Kaki nalan gemetar dan dia bergerak sempoyongan.
“Nafasku berantakan, ini sakit sekali... Apa dia menepati janjinya? Sialan! Mau bersikap sedikit lembut apanya.” dalam hati Nalan sambil bernafas dengan nafas yang tersengal-sengal.
Setelah bergerak sempoyongan kekiri dan kekanan akhirnya Nalan kembali terjatuh sambil memegangi perutnya.
“Satu pecundang menyusul, tapi lima lainnya masih berdiri, mau membiarkanku SAVAGE?!” kata Mingzhi dengan nada provokasi.
“Sial, Nalan dan Zhiqing jatuh hanya dengan satu pukulan... Su Mingzhi ini sekarang susah ditangani, apa yang terjadi padanya?” pikir Wu Zi.
Liurong maju menghadapi Mingzhi, Tian Fan dan Xia Baili mundur dan mencari sebuah senjata yang bisa di gunakan di situ. Mingzhi memasang kuda-kuda Taekwondo yang digunakan oleh Zhiqing di awal.
“Beberapa saat lalu aku berpikir kalau orang ini tidak punya dasar seni beladiri, kuda-kudanya ngawur, kupikir dia hanya pandai bertarung tanpa teori beladiri apapun. Sekarang aku melihat dia memasang kuda-kuda seperti Zhiqing. Apa ini sebuah gertakan?!” pikir liurong.
Liurong maju selangkah dan sebuah tendangan secepat cambuk mengenai pipinya dengan sekejap. Pandangan Liurong menjadi kabur dan seperti terdengar suara CUIIIIIINGGGGG.... mengiang dikepalanya sebelum akhirnya dia pingsan.
“Taekwondo?! Terlebih jurus ini adalah jurus yang Zhiqing gunakan. Apa dia baru saja mempelajarinya?” dalam hati Xiaoran yang melihatnya dari kejauhan.
Tian Fan dan Xia Baili kembali dengan balok kayu ditangan mereka. Mereka berdua maju bersama, Tian Fan mencoba memukul kepala Mingzhi, lalu Mingzhi menangkis tangannya yang memegang kayu, lalu tangan satunya memukul siku Tian Fan hingga balok kayunya lepas, dan dengan cepat tangan Mingzhi memukul leher Tian Fan setelahnya, lalu Mingzhi menangkap balok kayu itu sebelum jatuh ke tanah. Dengan balok kayu yang baru saja di dapatkan Mingzhi dia menggunakannya memukul perut Xia Baili, setelah Baili membungkuk Mingzhi memukul dengan ujung balok yang dipegangnya tepat ada punggung Baili, dan Baili pun terjatuh.
“Aku berhasil meniru gerakan Zhiqing, setelah memiliki memory photography semua yang kulihat jadi jelas sekali, sangat mudah diingat. Bahkan setiap gerakan beladiri di film yang pernah ku tonton, awalnya samar-samar tapi setelah memiliki memory photography semua ingatan itu mudah untuk dipanggil kembali.”
“Tinggal Wu Zi dan Li Saoqi.” dalam hati Mingzhi sambil menatap mereka berdua.
“Aku tidak bisa menyangkalnya... Gerakan yang digunakan si b******k ini bukanlah gerakan seorang seniman beladiri amatiran, sepertinya dia memang tau beberapa gerakan. Kalau begitu sedikit sulit menanganinya.” pikir Wu Zi.
Wu Zi mengeluarkan sebuah gerakan seni beladiri.
“Kungfu?! Jadi si Wu Zi ini tau Kung Fu?” dalam hati Mingzhi.
“Wing Chun! Wu Zi! Tolong bimbingannya!”
“apa ini? Formalitas seorang seniman beladiri? Sial, untuk sesaat aku merasa buruk soal ini.” dalam hati Mingzhi sambil memasang kuda-kuda.
Wu Zi berlari ke arah Mingzhi dan dengan gerakan cepat memukul ke arah wajah Mingzhi, Mingzhi berhasil menangkis serangannya tapi di saat bersamaan tangan Wu Zi yang satunya memukul rusuk Mingzhi. Lalu dengan cepat pola serangannya berubah ubah dan akhirnya belasan pukulan dari Wu Zi mengenai Mingzhi.
“Dia cepat! Siapa Wu Zi ini?! Setidaknya dia seorang master muda. Pukulannya cepat dan itu lebih menyakitkan dari tendangan Zhiqing. Setiap pukulannya terasa walau sakitnya bisa ditahan. Kalau orang biasa yang dipukul saat ini sudah pasti dia tidak akan berdiri.”
“Lima pukulanku waktu itu berhasil melumpuhkan seorang guru karate yang datang keperguruan wing chun untuk mencari masalah, tapi si Mingzhi ini bahkan seperti tidak kesakitan meskipun sudah dipukul beberapa kali.”
“Si b******k itu bahkan mampu menandingi Wu Zi, Wu Zi adalah orang terkuat di kelompokku, bahkan jika Wu Zi bertarung satu lawan satu dengan Kak Nandong kesempatan menangnya adalah Fifty-Fifty.”
“Sial! Dia masih tidak berhenti memukulku dengan gerakannya yang cepat itu, apa dia bahkan mengambil nafas?!”
“Sial! Dia masih tidak tumbang... Apa boleh buat. (Wu Zi mengubah tangannya dari kepalan menjadi sikap seseorang ketika hendak menampar) rasakan ini! (tangannya menarget mata Mingzhi).”
“Sial, aku kehilangan pandanganku!” Sebelah mata Mingzhi berkedip dengan cepat dan mengeluarkan air mata.
Lalu lutut Mingzhi ditendang dengan keras oleh Wu Zi tepat di bagian samping.
“Sial! Harusnya kaki itu patah saat kutendang, tapi bahkan kaki itu tidak bergerak. Ketahanan baja macam apa itu?! Huft... Aku harus tenang!”
Wu Zi mundur selangkah dan memasang kuda kuda. Mingzhi melihatnya dengan sebelah matanya yang masih berkedio dengan cepat.
“Sabetan yang digunakannya mengganggu pandangan, sial! Rasanya seperti ditumpahi sambal cabai di mata, sangat perih! Tapi aku melihatnya, semua gerakan itu!” Mingzhi tersenyum dan wajahnya tampak menyeramkan dengan senyum itu.
“Ya ampun! Dia ini monster macam apa sih? Dia kembali memasang kuda-kuda, masih bisa melawan setelah menerima banyak pukulanku, Su Mingzhi ini kuat sekali... Apa?!!”
Mingzhi memasang kuda-kuda yang sama dengan Wu Zi.
“Dia menirunya... Ini sama seperti ketika dia meniru gerakan Zhiqing.” pikir Saoqi.
“Apa?! Apa dia mempelajari gerakan yang baru saja dilihatnya? Sial! Jangan terpancing, mungkin itu hanya gertakan, tidak mungkin dalam sekali lihat dia...”
Wuzzz! Sebuah pukulan melesat mendekati wajah Wu Zi, spontan ditangkisnya dan satu pukulan lagi langsung menuju rusuk Wu Zi dengan cepat, gerakan Mingzhi mirip dan secepat gerakan Wu Zi. Mereka saling pukul dan saling tangkis, kaki mereka pun tak hanya diam saja, mereka saling menendang dan saling menahan.
“Yang benar saja! Dia melihat gerakanku sekali dan langsung bisa mempraktekkannya, sial! Apa-apaan ini.”
“Wu zi adalah seorang jenius beladiri dari keluarga Wu, banyak patriah hebat berasal dari keluarga Wu. Wu Zi adalah seorang generasi muda yang digadang-gadang akan melampaui leluhurnya, seorang genius. Tapi melihat betawa kewalahannya melawan si b******k ini...”
Saoqi hanya melihat pertarungan sengit antara Mingzhi dan Wu Zi, suara adu jotos itu membuat Saoqi terpukau dan membuatnya tidak melakukan apapun kecuali menyaksikan pertarungan itu.
“Wu Zi ini terlalu tenang, bahkan setelah saling membalas pukul aku tidak melihatnya emosi sedikitpun. Dia bahkan tidak tampak kelelahan... Tapi aku mulai terbiasa dengan gerakannya, sudah kuduga aku bisa mempelajari gerakannya bahkan saat aku terfokus menangkis serangannya.”
“Apanya yang baru saja mempelajarinya? Gerakan ini hanya bisa dikuasai oleh orang yang berlatih selama bertahun-tahun, aku sudah berlatih Wing Chun sejak kecil, sampai saat ini tidak ada yang bisa melawanku sampai sesengit ini.”
Setelah beberapa kali berbalas pukulan dan tendangan akhirnya Wu Zi bisa dipukul mundur.
“Sial! Dia lebih cepat sekarang, pukulannya pun terasa lebih keras! Seorang jenius yang bisa belajar secara cepat hanya dengan melihat pergerakan... JANGAN BERCANDA!!!”
Plass! Sebuah pukulan keras langsung mengarah ada Mingzhi dan Mingzhi berhasil menangkisnya. Tangan sebelah Mingzhi melancarkan serangan untuk menyabet mata Wu Zi.
Sabetannya tepat sasaran hanya saja Wu Zi dengan cepat memberikan reflek sehingga arah serangannya mengenai bagian bawah mata Wu Zi.
Wu Zi melompat mundur dan mengusap pipinya.
“Nyaris! Jika aku tidak reflek sedikit saja aku akan kehilangan mataku, sabetannya itu begitu dalam, pipiku saja berdarah, kalau kena mata maka game over sudah.”
“Aku menyerah! Aku menerima kekalahanku.” Kata Wu Zi dan memberi hormat pada Mingzhi.
“Mingzhi bahkan membuat Wu Zi menyerah? Li Saoqi pernah bilang kalau Wu Zi ini seorang ahli bela diri dan seorang jenius di bidangnya, dia dapat melawan sepuluh orang sendirian, lalu apa ini yang kulihat?”
Mingzhi tersenyum dan melepaskan kuda-kudanya.
“Wu Zi! Menyerah katamu? Kau tidak melihat bagaimana dia menghajar kita? Apa-apaan ini?”
Wu Zi memalingkan dirinya dari Mingzhi dan bicara pada Saoqi.
“Bos! Sebaiknya kita sudahi saja dan meminta maaf pada teman sekelas Su.”
“Apa kau bilang?! Meminta maaf?”
“Wu Zi!”
Wu Zi berbalik dan sebuah pukulan mendarat pada rahangnya dan Wu Zi jatuh terkapar.
“b******n! Bukannya dia tadi bilang menyerah dan mengaku kalah? Lalu kenapa kau masih menghajarnya?!”
“Li Saoqi... Pertanyaan konyol semacam itu kau memintaku menjawabnya? Bukankah kalian yang mengajariku, dulu walau aku meminta ampun dan meminta maaf, mengatakan aku menyerah pada kalian, lantas apa kalian mendengarnya? Tendangan, pukulan, kekerasan fisik lainnya. Itulah jawaban yang kalian berikan padaku.”
“Nah! Sekarang hanya tinggal kau dan pacar baumu itu. Apa yang akan kau lakukan? Melindunginya? Atau kabur meninggalkannya?” sambung Mingzhi.
“Jangan mendekat! Kalau kau berani menyentuhku bahkan sehelai rambutpun, ayahku pasti menemukanmu dan membuatmu dalam keadaan yang lebih parah dariku. Jika kau berani macam-macam padaku seluruh organisasi harimau giok akan mencarimu dan membunuhmu.”
“Sial sial sial! Dia bahkan masih mendekatiku meskipun tau aku anak Li Yifei seorang mafia paling kejam di kota ini, aku harus meminta kak Nandong untuk membantuku... Dia dan kelompoknya pasti bisa membereskan si b******n gila ini.” dalam hati Saoqi.
Saoqi merogoh kantong celananya untuk mengambil smartphonenya.
“Mencari ini?”
“Sial! Bagaimana hpku ada ditangannya? Hah? Apakah saat dikafe dia mengambilnya?”
“Berkat skill imaginerku aku bisa memindahkan hp Saoqi dari sakunya ke tanganku. Mengancamku dengan latar belakang dan kekuasaan milik keluargamu? Selama aku memiliki system maka tidak ada keluarga manapun yang bisa menyentuhku.”
“Mingzhi mengambil Hp Saoqi, dia sekarang tidak bisa meminta tolong siapapun. Aku harus membantunya, aku pikir aku harus menelpon kak Nandong.”
Xiaoran menaruh minuman ditangannya dan merogoh sakunya.
“Tidak ada?! Apa di tas?! Sial... Aku tidak bisa menemukannya dimanapun.”
Mingzhi menghancurkan hp Saoqi dengan meremasnya, lalu mendekati Saoqi.
“b******k! Jangan mendekat! Jangan lakukan atau aku.”
“Aku apa? Saoqi, tak banyak yang bisa kau lakukan selain menerima pukulan dariku, pejamkan matamu maka mungkin rasanya tidak akan sakit.”
“b******n!!!”
BUKK! saoqi tertinju pada perutnya, dia terjatuh tanpa bisa mengatakan apapun. Mingzhi pergi berjalan ke arah Xiaoran, xiaoran mencoba lari namun hanya tembok yang menunggu dibelakangnya. Dengan wajah ketakutan Xiaoran terduduk. Mingzhi melihat sebuah minuman di bangku lalu mengambilnya.
“Fang Xiaoran, kebiasaanmu masih sama, kau suka sekali menonton orang dihajar sambil membawa minuman. Setengahnya kau minum, lalu setengahnya lagi kau akan tumpahkan ke kepalaku. Apa ini? Kau bahkan tak meminumnya sama sekali, apa kau tidak menikmati pertunjukannya? “ Mingzhi mengatakannya sambil tersenyum di dekat wajah Xiaoran yang ketakutan.
Mingzhi menumpahkan minuman Xiaoran ke kepalanya, lalu menaruh cup plastiknya ke atas kepala Xiaoran dan Mingzhi berdiri dan mulai beranjak pergi.
Mingzhi berhenti sejenak dan melemparkan hp Xiaoran ke hadapannya. Begitulah bagaimana Mingzhi menghajar orang-orang yang selalu membullynya.