• Kecanggungan
“Tak! Tak! Tak! Tak! Tak!”
Suara Mingzhi memotong sayuran di dapurnya.
“Siapa sangka Qi Qiu Wei mengiyakan perkataanku, ah... Padahal tadinya aku hanya ingin mendengar dia setuju atau tidak dengan pertunangan tak disengaja ini, ternyata dia sendiri yang menyetujuinya, jadi sebenarnya bukan Pak Tua Qi yang menyuruh dia untuk bertunangan denganku, hehehe.... Apa aku memang setampan itu sampai membuat gadis seperti Qi Qiu Wei tertarik.”
Mingzhi melihat wajahnya dengan berkaca pada gelas bening di rak yang berada tepat di sebelahnya.
“Ya ampun! Aku benar-benar tampan, kenapa aku jarang memuji diriku sendiri,” kata Mingzhi sambil bergaya dengan memegang dagunya.
“System! Berapa Point Emosi yang aku miliki saat ini?”
“Jawab! Point Emosi yang dimiliki oleh Host adalah lima ribu enam ratus tujuh puluh tiga Point Emosi.”
“Jumlahnya cukup memprihatinkan, yah... Walaupun akhir-akhir ini sangat mudah untuk mengumpulkan Point, tapi Point-Point itu langsung segera mencapai Nol disaat kritis. Walau sudah punya banyak tapi aku harus tetap berhati-hati, salah-salah jika aku menyinggung orang saat Pointku sedang tipis maka aku tidak akan bisa berbuat banyak.”
“Host! Setelah berita pertunangan itu tersebar pasti point Host akan terisi kembali.”
“Kau benar, Pak Tua Qi orang yang berpengaruh, namanya pasti pernah di dengar dimana-mana. Terlebih, Li Yifei punya banyak hutang pada kita... Saat uangnya diberikan maka aku akan menukarkan semuanya dengan Point Emosi. Mungkin aku akan mendapat Item bagus di Shop.”
“Mingzhi!!! Ada seseorang yang mengetuk pintu, mungkin itu Paman Hwan,” Mrs. Ann berteriak dari ruang tamu sambil membaca majalah.
“Kakak Ann, bisakah kau bukakan pintunya, aku harus menjaga masakan ini agar tidak gosong, apa kau mau makan makanan pahit?” jawab Mingzhi yang juga berteriak.
Sebelumnya di depan rumah Mingzhi, seorang gadis cantik berdiri sambil melihat ke kanan dan ke kiri dengan wajah bingung.
“Apa benar ini alamat rumahnya Kakak Su? Kenapa lingkungan sekitar sini terlihat agak kumuh ya? Apa benar dia tinggal di tempat seperti ini?” pikir Qi Qiu Wei.
“Nona Muda... Apa benar kita datang ke tempat yang tepat? Tempat ini berada di pinggiran kota, dan keadaannya sangat memprihatinkan,” kata Han Suyan.
“Tapi menurut pesan di Wechat sih sudah benar, ini alamatnya. Menurut lokasi yang dia Share juga sudah tepat,” Kata Qi Qiu Wei sambil melihat sebuah rumah kecil yang ada di depannya.
“Dia bilang bahwa nomor rumahnya adalah nomer delapan belas. Tunggu! Rumah ini nomornya tiga belas.”
Qi Qiu Wei lalu menyeka nomer yang tercantum itu dengan tangannya.
“Nona Muda! Tangan anda akan kotor jika...” Han Suyan berusaha menghentikan Qi Qiu Wei.
“Ini tertutup debu. Kakak Su memang tinggal di rumah kecil ini. Apa dia tidak berasal dari keluarga kaya? Lalu kenapa dia bersekolah di akademi Sanming? Bahkan keluarga kelas dua saja agak kesulitan membayar biaya masuk disana.”
“Sebenarnya apa latar belakang yang ada pada Kakak Su? Siapa dia sebenarnya?”
Qi Qiu Wei membuka gerbangnya sedikit keras, pintu gerbang kecil berderit karena sudah karat.
“Saya sudah mencari tau latar belakang Su Mingzhi, tidak ada hal yang spesial darinya kecuali hal-hal yang sudah dia lakukan belakangan ini. Saya juga sudah mencari data tentang keluarganya, tapi saya tidak mendapatkan apapun. Apa ini benar-benar rumah keluarganya? Apa dia sebenarnya dari keluarga miskin?”
“Lalu bagaimana kau akan menjelaskan caranya membayar biaya sekolah Akademi Sanming yang begitu mahal?” kata Qi Qiu Wei.
Han Suyan tidak mengatakan sesuatu setelah itu.
“Apa benar Kakak Su tinggal di rumah yang tidak layak seperti ini?”
Qi Qiu Wei mengetuk pintu dari kayu tua itu dengan perlahan. Setelah dia mengetuk sebanyak tiga kali terdengar suara seorang wanita menyebut nama Mingzhi.
“Ini benar rumah Kakak Su, tapi... Siapa wanita yang memanggilnya, aku agak familiar dengan suaranya itu. Apa Kakak Su tidak tinggal seorang diri?”
Pintu terbuka, dua perempuan cantik itu sama-sama terkejut dan melototi satu sama lain.
“Nona Qi?!”
“Mrs. Aan?!”
Keduanya saling melihat penampilan mereka, dan mulai menilai satu sama lain.
“Nona muda Qi? Kenapa dia bisa mampir kesini? Setauku dia itu kakak kelas Su Mingzhi, bukankah seharusnya mereka tidak saling kenal? Apa ada yang terjadi diantara mereka? Terus apa-apaan penampilan Nona muda Qi ini? Dia tampil lebih santai, tak seperti saat dia dengan seragam osisnya, dibalik imagenya sebagai seorang gadis tegas, siapa sangka dia bisa tampil seimut ini?” dalam hati Mrs. Ann.
“Astaga apa-apaan ini? Apa ini benar-benar Mrs. Ann? Rambutnya di kuncir ke atas, dia juga memakai kacamata bulat besar sambil memegang Snack Crispy, bajunya tidak serapi saat dia disekolah dan... Dia terlihat seperti seorang pemalas yang tidak memiliki pekerjaan. Apa dia sebenarnya seperti ini?” dalam hati Qi Qiu Wei.
Untuk memecah kacanggungan yang terjadi Mrs. Ann menyapa Han Suyan.
“Han Suyan juga disini, ya? Selamat datang,” dengan sedikit keringat di dahi Mrs. Ann, sambil menyembunyikan Snack Crispy yang dipegangnya Mrs. Ann mengatakannya.
“Salam Bu Guru Ann!” dengan sopan Han Suyan memberi salam pada Mrs. Ann.
Mingzhi keluar dengan menggunakan celemek. Kedua gadis di luar rumahnya kebingungan karena Mingzhi biasa-biasa saja dengan Mrs. Ann yang berpenampilan seperti itu.
“Qi Qiu Wei, Wakil Ketua Osis... Kalian sudah datang, masukah!”
Sesuai dengan yang Mingzhi katakan, kedua gadis itu masuk ke dalam rumah Mingzhi, mata mereka melihat sekeliling rumah kecil itu.
“Di luar tampak usang, tapi di dalam sini sangat bersih dan rapi,” dalam hati Qi Qiu Wei.
“Kecuali....”
Mrs. Ann mengambil semua Snack dan Soda yang berserakan di kursi panjang tempat dia bermalas-malasan di rumah Mingzhi, tangan Mrs. Ann memeluk semua benda kesayangannya itu, sedangkan kakinya menyapu bungkus Snack dan kaleng Soda ke bawah kursi panjang itu.
Wanita dengan kacamata besar itu tersenyum lalu berlari ke arah kamar Mingzhi.
Mingzhi datang membawa masakannya keluar dengan kedua tangannya.
“Kakak Su, biar ku bantu,” kata Qi Qiu Wei.
“Um!” sambil tersenyum Mingzhi langsung menjawabnya.
“Nona Muda! Biar aku saja yang membantu Su Mingzhi.”
“Kau duduk saja, aku tidak apa-apa kok,” ujar Qi Qiu Wei.
Han Suyan patuh pada perintah Qi Qiu Wei, Su Mingzhi dan Qi Qiu Wei lalu pergi ke dapur bersama.
“Kakak Su, kenapa bisa ada Bu Guru Ann disini?”
“Oh itu! Ya... Dia sering datang ke rumahku.”
“Apa dia kerabatmu?”
“Bukan, dia bukan kerabat ataupun keluargaku, kami tidak memiliki hubungan seperti itu.”
“Saat aku di luar tadi aku mendengarmu berteriak dan memanggilnya kakak.”
“Dia sudah ku anggap seperti kakakku sendiri, setelah kepergian ibuku... Tak lama aku bertemu dengannya,” Mingzhi tersenyum namun matanya terlihat sendu.
“Pergi? apa maksudnya ibunya telah meninggal dunia?” dalam hati Qi Qiu Wei.
“Ibuku... Belum lama ini dia meninggal dunia, dia sakit parah. Aku merawatnya sendiri karena hanya aku yang ibuku punya. Ayahku... Dia pergi menceraikan ibuku bertahun-tahun yang lalu,” sambung Mingzhi.
“Tapi sepertinya tidak akan lama sampai aku bertemu b*jingan itu.” dalam hati Mingzhi.
Dengan mata yang tiba-tiba memancarkan ketidakpuasan dari dalam hatinya, tangan Mingzhi juga mengepal dengan kuat.
Walau agak ragu-ragu saat pertama kalinya tapi Qi Qiu Wei memberanikan dirinya menyentuh tangan Mingzhi dan menggenggamnya. Mingzhi yang merasakan sentuhan itu melihat ke arah tangannya. Alisnya yang tertekuk kembali berjajar lurus dan emosinya perlahan turun.
Qi Qiu Wei mangangkat tangan Mingzhi setinggi dadanya, lalu perlahan dengan tangan yang lainnya Qi Qiu Wei mengelus tangan Mingzhi.
“Kakak Su, pasti sangat berat untukmu selama ini...”
Mingzhi menatap Qi Qiu Wei dengan wajah bingung, mata Mingzhi melihat pada ekspresi wajah Qi Qiu Wei yang kala itu seperti berduka dan ikut merasakan kepedihannya.
Mingzhi yang tak mengatakan apapun setelah beberapa lama Qi Qiu Wei mengelus tangannya itu membuat Qi Qiu Wei menatap wajah Mingzhi. Saat mata mereka saling bertemu, dalam sekejap tangan mereka, mereka sembunyikan di belakang bahu mereka. Qi Qiu Wei dan Mingzhi saling membuang muka, tampak rona merah di wajah keduanya.
“Ehem!”
“Kita harus...”
“Ya!”
“Biar kubawa ini!”
“Aku akan membawa yang ini.”
Suasana sendu itu digantikan oleh kecanggungan yang tiba-tiba terjadi diantara mereka.
Mingzhi dan Qi Qiu Wei keluar membawa masakan dan beberapa alat makan dari dapur. Keduanya masih menunjukkan wajah yang sedang merona.
“Qi Qiu Wei! Tinggal satu di dapur, biar aku sendiri yang mengambilnya, kau duduk saja.”
“Tidak, Kakak Su saja yang duduk, aku bisa mengambilkannya untuk Kakak.”
“Um... Baiklah.”
Han Suyan memperhatikan keduanya dengan tatapan yang penuh rasa curiga. Saat Qi Qiu Wei kembali ke dapur barulah Han Suyan mengatakan sesuatu.
Han Suyan mendekat pada Mingzhi, dia sedikit naik ke meja untuk mendekati Mingzhi yang ada di seberangnya. Dengan suara yang di pelankan dan tatapannya yang masih begitu tajam Han Suyan mengatakannya...
“Pasti terjadi sesuatu, apa kau sudah mencuri ciuman pertama Nona Muda?”
Mingzhi menggeleng dengan cepat, ditatap dengan tajam oleh Han Suyan membuatnya berkeringat dingin.
“Ingat ini baik-baik, meskipun Nona Muda Qi bersedia menjadi pacarmu, aku Han Suyan tidak akan membiarkanmu mencium Nona Muda seenaknya, kau tau... Ciuman itu akan membuat seorang gadis polos seperti Nona Muda Qi hamil.”
Ditatap dengan dingin oleh Han Suyan membuat Su Mingzhi hanya bisa mengangguk saja.
“Hah?!! Hamil?! Bukannya kau saja yang terlalu polos?!” dalam hati Mingzhi sesaat setelah dia sadar.
Han Suyan kembali ke kursinya sambil menetapkan pandangannya pada Mingzhi. Setelah itu Qi Qiu Wei kembali, dan Mrs. Ann keluar dari kamar Mingzhi dengan pakaian yang sudah rapi, dia membuka kuncir rambutnya dan kembali memasang lensa matanya.
Semuanya sudah berkumpul di meja yang sama, makanan yang disajikan masih mengeluarkan uap dan aroma wanginya sudah tercium memenuhi ruangan kecil itu tapi tak satupun dari mereka menjamah makanan itu. Mereka berempat saling menatap satu sama lain dan suasana disana menjadi sangat canggung.