• Para wanita yang bertamu
“Ehem! Banyak sekali buku di kasurmu, apa kau membelinya?”
“Tidak, itu semua kupinjam dari perpustakaan sekolah, Zhiqing dan yang lainnya membantuku mengumpulkan buku-buku itu.”
“Um....”
Suasana kembali menjadi canggung. Mrs. Ann melirik ke arah Qi Qiu Wei beberapa kali dengan rasa cemas, Qi Qiu Wei melihat pada Han Suyan dengan tatapan bingung dan Han Suyan menatap Su Mingzhi dalam-dalam seperti menaruh sebuah kecurigaan padanya dengan menyimpulkan kedua tangannya Han Suyan melakukan itu.
“Qi Qiu Wei tidak akan mengatakan apapun soal Kakak Ann di sekolah, dan Wakil Ketua Osis... Dia khawatir aku berbuat sesuatu pada Qi Qiu Wei ketika di dapur tadi, tapi tenanglah, sesuatu seperti yang ada dalam pikiranmu itu tidak terjadi. Jadi berhentilah menatapku dengan tajam seperti itu.”
Mingzhi mengambil masakannya dan menaruhnya di piringnya sendiri.
“Daripada mengkhawatirkan sesuatu seperti itu, kenapa kita tidak makan saja? Masakanku akan menjadi dingin kalau kalian tidak memperlakukannya dengan benar. Ayolah... Aku sudah memasakkan banyak sekali masakan untuk kalian bertiga,” sambung Mingzhi.
Ketiga perempuan itu mengambil makanan mereka.
“Hmmm.... Ini enak sekali, Kakak Su? Apa benar kau yang memasak semua ini?”
“Syukurlah kalau kau menyukainya.”
Mingzhi melihat ke arah Han Suyan yang makan dengan lahap di sebelah Qi Qiu Wei.
“Jangan ragu untuk tambah lagi, aku memasak semua ini untuk kalian,” kata Mingzhi sambil tersenyum.
“Kakak Ann? Kenapa kau hanya makan sedikit? Ini tidak seperti dirimu.”
Mingzhi lalu menambahkan makanan lagi ke piring Mrs. Ann. Wanita itu mengisyaratkan dengan tangannya yang melambai-lambai agar Mingzhi berhenti menambahkan sesuatu ke piringnya.
“Kakak tak usah khawatir, Qi Qiu Wei tidak akan mengatakan apapun soal ini di sekolah.”
“Ya, kan?!” Mingzhi melihat ke arah Qi Qiu Wei.
“Ah! Tentu saja, Bu Guru Ann tidak melakukan sesuatu yang salah, jika itu tidak mempengaruhi Akademi Sanming untuk apa Bu Guru Ann khawatir. Tapi Bu Guru Ann harus tetap memperlihatkan wibawanya sebagai tenaga pendidik dihadapan muridnya.”
“Qi Qiu Wei, Bu Guru Ann sudah berusaha untuk menjaga Imagenya di sekolah, aku tidak keberatan jika dia bersikap lebih santai di luar sekolah, setidaknya jika itu bukan tempat umum dimana murid lain bisa melihat sisi lain dari Bu Guru Ann,” kata Mingzhi.
“Okey...” dengan nada lirih Mrs. Ann mengatakannya.
Sesuatu bergetar di saku celana Mingzhi, Mingzhi segera berdiri dan mengeluarkan Hpnya. Tertulis di layar Li Yifei yang sudah menelponnya.
“Maaf! Aku harus mengangkat telpon dulu,” ujar Mingzhi.
Mingzhi lalu menggeser kursinya kebelakang dan berjalan keluar.
Qi Qiu Wei dan Mrs. Ann saling memandang, sedangkan Han Suyan sangat menikmati makanannya.
“Ehem! .... Bu Guru Ann, aku mendengar Su Mingzhi memanggilmu Kakak.”
“Um... Itu karena saya menyuruhnya memanggil saya begitu. Dia... Anak yang sangat malang, ibunya sakit keras, dia berjuang setiap hari dengan bekerja di pabrik semen demi membantu ibunya untuk sembuh, bahkan dia pernah bercerita dia pernah berhenti bersekolah beberapa tahun untuk menjadi pemulung setelah bekerja di pabrik semen, bahkan dimalam hari dia menjadi buruh cuci. Uang yang dia kumpulkan tak bisa membuat ibunya sembuh... Sampai suatu hari ibunya pergi. Dia tidak punya keluarga lagi, dia tidak pernah menceritakan soal ayahnya. Karena itu saya mengijinkannya memanggil saya kakak supaya dia sadar kalau dirinya masih memiliki keluarga.”
Mata Qi Qiu Wei berair, dia mengusap ingusnya dengan sapu tangannya.
“Bu Guru Ann sangat baik dan lembut... Aku senang ada orang seperti Bu Guru yang menjadi tenaga pendidik di Akademi Sanming.”
“Mendengar itu dari Nona Qi membuat saya tersanjung, saya sangat berterimakasih.”
Senyap, hanya suara sendok menabrak piring yang dapat terdengar. Mrs. Ann lagi-lagi melihat ke arah Qi Qiu Wei yang kembali menyantap makanannya.
“Nona Qi... Kalau saya tidak salah.... Saya mendengar anda memanggil Su Mingzhi kakak, bukankah anda seniornya?”
“Eh? Itu... Anu... Sebenarnya kami bertaruh dan aku kalah darinya, itu sebabnya aku memanggilnya kakak.”
“Mereka juga baru-baru ini pacaran,” celetuk Han Suyan dengan memasang wajah datar.
Han Suyan kembali melanjutkan makannya meninggalkan kedua perempuan lainnya dengan wajah mereka yang terkejut sekaligus bingung.
Sementara itu di luar rumah, Mingzhi berdiri di depan pintu dengan Hp yang menempel ditelinganya.
“Halo Tuan Su! Apa kabar? Semuanya pasti baik-baik saja, haha. Saya baru mendengar berita yang luar biasa, saya mendengar berita pertunangan anda dengan cucu dari Tuan Qi Laoze. Beritua itu baru saja tersebar, saya ingin mengucapkan selamat pada Tuan Su.”
“Terimakasih Tuan Li.”
“Ah! Iya... Persiapan Pesta Bintang akan segera rampung, saya sudah mendengar dari Niu Nandong bahwa Tuan Su bersedia hadir, saya juga ingin menyerahkan uang Tuan Su yang berada di saya. Setelah pestanya selesai Tuan Su bisa langsung menerimanya.”
“Terimakasih banyak Tuan Li, aku senang kau mengabariku.”
“Tentu Tuan Su, hahaha... Kalau begitu saya tutup teleponnya.”
Mingzhi berbalik dan saat dia sudah memegang gagang pintu dan akan memutarnya, sebuah pesan masuk.
Mingzhi tersenyum seketika setelah melihat pesan itu, itu adalah pesan dari Bank, tertulis bahwa sejumlah uang telah dikirimkan ke rekening milik Su Rongzhen yang dipegang oleh Su Mingzhi.
“Tampaknya bisnis Nyonya Wu berjalan lancar akhir-akhir ini.”
Mingzhi masuk lagi ke dalam, saat dia sampai dia sudah melihat Qi Qiu Wei dan Mrs. Ann memasang wajah yang sama sama terkejut.
“Ada apa dengan kalian?”
“Mingzhi, katakan! Apa kau dan Nona Muda Qi berpacaran?!” desak Mrs. Ann.
“Urgggh!!! Apa Qi Qiu Wei mengatakan itu pada Kakak? Aku bahkan masih belum sempat bercerita pada Kakak Ann soal ini,” dalam hati Mingzhi.
“Hehehe... Sebenarnya baru-baru ini itu terjadi, aku belum sempat bercerita pada kakak, ya? Maaf.” Mingzhi membuat-buat senyumnya.
Mrs. Ann menatap Mingzhi dengan pandangan yang tajam, dan terlihat bahwa dia sangat kesal. Mrs. Ann tiba tiba mengambil banyak makanan di meja dan memakannya.
“Kakak Su, masakanmu sangat enak.”
“Haha... Makanlah yang banyak, tambah saja jika kau kurang.” Mingzhi sambil melirik ke arah Mrs. Ann yang seperti sedang kesal.
****
“Hah... Kakak tidak mengatakan apapun sejak saat itu, apa dia marah karena aku tidak menceritakan hal itu dulu padanya ya? Ah... Bahkan sampai semuanya pulang dan hanya ada kita berdua dia masih tidak mau melihat ke arahku? Apa dia semarah itu?”
“Aku tidak pernah mengerti apa yang dipikirkan orang lain, pasti akan sangat keren jika aku bisa mendengar suara hati orang lain.”
Mingzhi terlintas sebuah ide hingga dia beranjak dari kasurnya saat dia sedang rebahan.
“Bukankah sekarang aku punya system. System! Apa kau punya skill untuk membaca hati orang lain?”
“Permintaan terkonfirmasi!”
“Ah! Ada kah?! Itu hebat!” Mingzhi bersemangat.
“Jawab! Tidak ada item seperti itu di dalam System.”
“System! Kembalikan semangatku tadi!” kata Mingzhi dengan nada kesal.
“Host! Seperti ada sebuah suara ketukan di pintu.”
“Hah? Aku tidak mendengar apapun. Apa kau mencoba menakutiku?”
Suara ketukan itu semakin keras hingga Mingzhi sendiri dapat mendengarnya.
“Mungkin itu paman Hwan,” ucap Mingzhi.
Mingzhi pergi ke depan untuk membuka pintu, saat dia membuka pintunya dengan sekejap seseorang memeluk seperti sedang menyergapnya.
“Kak Wu Shian!” seru Mingzhi dan Wu Shuan bersamaan.
“Selamat malam Nak Su! Maaf Aunty Wu mengganggumu malam-malam begini.”
“Tidak Aunty, silahkan masuk!” jawab Mingzhi sambil berusaha melepaskan diri dari Wu Shian.
“Maaf Aunty Wu, rumahku terlalu kecil dan agak tidak nyaman.”
“Silahkan duduk! Apa kalian sudah makan malam?” sambung Mingzhi.
“Sudah!” Wu Shuan dan Wu Meilin menjawab dengan kompak.
Sedangkan Wu Shian mengatakan secara bersama juga namun dia mengatakan belum.
“Em... Aku belum! aku belum kenyang!” serunya dengan gugup.
“Aku akan memasakkan sesuatu untuk Kak Wu Shian. Untuk Aunty Wu dan Wu Shuan apa yang kalian inginkan? Kopi atau teh?”
“Padahal kau tak perlu repot-repot, Nak. Tapi Aunty akan menghargai keramahanmu, tolong seduhkan Aunty teh buatanmu.” ujar Wu Meilin.
“Aku juga.” sambung Wu Shuan.
“Kalau begitu aku akan membantu Adik Su di dapur!” seru Wu Shian.
“Ha.... Aku punya firasat buruk soal ini,” dalam hati Mingzhi.
Wu Shian menarik Mingzhi ke dapur, dirumah yang luasnya hanya beberapa petak saja bahkan orang yang baru berkunjung saja pasti sudah tahu letak dapurnya.
“Shuan Kecil, wajahmu terlihat kesal. Apa karena Kakakmu mendekati Mingzhi? Kau suka pada Mingzhi?” Wu Meilin tersenyum kecil menggoda putri kecilnya.
“Tidak, aku kesal karena kakak tidak menjaga sikapnya, bukankah dia tau sendiri kalau Su Mingzhi itu sudah di tunangkan dengan sodari Qi.”jawab Wu Shuan.
“Kau mau bilang kau kesal karena kakakmu akan mengambil Su Mingzhi dari Qi Qiu Wei begitu? Tapi seharusnya kau tak perlu merasa sekesal itu, Qi Qiu Wei tidak disini, dan dia tidak akan tau apa yang terjadi dengan tunangannya, jadi dia tidak akan kesal. Justru kekesalanmu yang seperti itu membuat Mommy berpikir kau menyukai Nak Su, dan kau tidak rela kalau dia di rebut oleh kakakmu.”
“Aku tidak!”
“Mommy mendengar ini dari Wu Shian, pertunangan Nak Su dan Qi Qiu Wei terjadi karena sebuah kesalahan pahaman, pertunangan yang seperti itu tidak akan menahan Nak Su untuk jatuh cinta pada orang lain.”
“Apa itu artinya Mommy membiarkan Su Mingzhi dan Kak Wu Shian jatuh cinta?!”
“Kenapa tidak? Mommy juga suka pada Nak Su, di usia yang begitu muda memiliki banyak bakat yang mengejutkan. Sebagai seorang pria dia sangat sempurna, Orang tua manapun yang punya anak perempuan pasti rela melamar Su Mingzhi untuk putrinya.”
“Hah? Tapi dia kan...”
“Hanya tinggal menunggu waktu sampai dia kaya. Kalau itu dirinya dengan bakat seperti itu... Mungkin hanya akan membutuhkan beberapa hari saja.”
Wu Meilin tersenyum pada putrinya yang terlihat kecewa pada keputusan yang dibuat olehnya.
“Kau juga boleh mendekatinya juga loh, bagi Mommy siapapun dari kalian yang dia cintai yang terpenting adalah Su Mingzhi akan menjadi menantu Mommy.”
Wajah Wu Shuan memerah walaupun dia terlihat agak sedikit kesal.