• Yang berdiri di atas
“Tidak memiliki cukup wewenang? Apa yang kau bicarakan pak tua Xin? Memangnya siapa Su Mingzhi ini hingga aku tidak bisa mengeluarkannya dari sekolah ini?”
“Benar! Alasan kenapa orang miskin seperti Su Mingzhi bisa bersekolah di tempat ini memang aneh, sebenarnya apa latar belakang yang dimiliki orang ini?” Pikir Wu Shuan sambil melihat Mingzhi.
“Kepala sekolah tidak mampu mengeluarkan Saudara Su, mungkin hari ini aku akan tau apa alasan kenapa tidak ada satupun yang bisa mengeluarkannya dari sini meskipun banyak laporan yang meminta saudara Su untuk segera dikeluarkan dari sini.” Pikir Zhiqing.
“Kepala sekolah Xin masih tidak ingin Mingzhi dikeluarkan, misteri inilah yang selalu membuatku penasaran tentang apa yang ada dibalik hak khusus Mingzhi disekolah.” dalam hati Mrs. Ann.
“Terimakasih! Kalian semua memberi saya waktu untuk berpikir. Saya tidak pernah mengerti kenapa saya bisa sekolah disini, akademi megah dengan siswa dari kalangan superior yang memiliki kekayaan dan kekuasaan yang luar biasa. Selain permintaan khusus dari ibu saya yang meminta saya masuk kesini, saya tidak tau alasan lain yang masuk akal sehingga bisa bersekolah disini. Tapi sekarang saya mengerti alasan sederhana dibalik itu semua. Saham! Setiap pemilik saham bisa menikmati hak khusus disekolah ini, seperti yang anda bilang.... Bahkan mengeluarkan murid dan memecat seorang guru pun tidak masalah. Selama anda pemegang saham disekolah ini, tapi orang dengan saham tertinggi tentunya memiliki hak lebih tinggi dari itu semua, seperti sang pemilik akademi ini... Tuan besar Qi Laoze. Apa itu benar kepala sekolah Xin?” kata Mingzhi.
Semua orang terdiam dan memperhatikan Mingzhi, bahkan kepala sekolah Xin tidak mampu berkata apapun dan memalingkan wajahnya dari Mingzhi.
“50 persen milik Tuan Qi, 10 persen milik keluarga Wu, 5 persen milik kepala sekolah Xin, 5 persennya lagi milik keluarga Wang, 5 persen milik keluarga Fang, 5 persennya lagi milik tuan yang kau bawa kemari (Mingzhi sambil melihat seorang pria paruh baya yang duduk di kursi di sebelah Li Saoqi), 5 persennya lagi milik anda!” Su Mingzhi mengatakan semua itu sambil menjentikkan jarinya sampai jari ketujuhnya terbuka.
“Tujuh orang pemegang saham, lalu siapa yang kedelapan? Sederhana... Orang yang memberi saya alasan untuk berdiri disini. Ibu saya! Pemilik 15 persen saham sekolah dan orang ke dua yang memiliki hak tertinggi setelah Tuan besar Qi!” Sambung Mingzhi dengan tatapan yang berapi-api.
“Hah?!! Apa yang baru dikatakan orang ini benar?” Pikir Wu Shuan.
“Saudara Su hanya berspekulasi, tapi tampaknya semua itu masuk akal, dengan kondisi itu dia bisa menjawab alasan kenapa dia bisa bersekolah di akademi Sanming.” pikir Zhiqing.
“Ya ampun, teman sekelas Su ternyata memiliki latar belakang yang misterius, keluarga kaya seperti apa yang bisa memberikan saham sebesar 15 persen kepada sekolah ini? Dia pasti dari keluarga yang tidak lebih kecil dari keluarga Li maupun keluarga Wu.” dalam hati Liurong.
Li Yifei menunjuk ke arah Mingzhi lalu menoleh pada kepsek Xin, kepsek Xin lalu mengangguk dan wajah Li Yifei mulai memerah dengan alis yang ditekuknya.
“Jadi benar Su Mingzhi adalah pemilik sisa saham yang namanya tidak pernah disebutkan di sekolah ini.” Dalam hati Wu Shuan dengan ekspresi terkejut sambil melihat ke arah Mingzhi.
“Jadi begitu! Pantas Mingzhi memiliki hak khusus sehingga mampu berada disini walaupun kenyataannya dia tidak memiliki kekayaan apapun.” dalam hati Mrs. Ann.
“Tuan Li, sebaiknya anda pikirkan baik-baik ketika anda ingin menggunakan hak anda sebagai pemilik saham.” kata Mingzhi.
“Saya mendukung keputusan anda tuan Li! Saya akan mengikut sertakan 5 persen saham saya untuk mendukung anda, bagaimanapun juga dia telah menganiaya Xiaoran kami, kami tidak bisa menerima ini.” orang tua Xiaoran berdiri dan angkat bicara.
“Begitu pula dengan saya ketua Li, membiarkan orang yang menimbulkan kekacauan dalam sekolah itu bisa mengganggu proses belajar mengajar murid lain, murid Su ini memang harus dikeluarkan dari sini. Saya juga akan memberikan 5 persen saham saya disekolah ini.”
Li Yifei tersenyum lebar, lalu dia menengok dan melototi kepsek Xin yang tidak memberikan pendapat apapun. Dengan wajah pucat dan keringat mengalir di wajahnya akhirnya kepsek Xin pun ikut angkat bicara.
“Benar! Benar... Aku selaku kepala sekolah di akademi ini pun tidak mengharapkan adanya kekerasan seperti ini, menyebabkan luka pada murid-muridku dan mengganggu ketenangan pelajar lainnya. A. Aku... Aku akan memutuskan dengan wewenang yang kami miliki... Kami memutuskan siswa Su harus meninggalkan akademi Sanming!” Mengatakannya sambil menunduk kepsek Xin hanya takut dia membuat Tuan Li Yifei tidak puas.
“Kepala Sekolah Xin! Setidaknya anda bisa mengatakan keputusan terakhir itu lebih tegas. (Mingzhi tertawa kecil), sejak awal saya tau kalau anda tidak memiliki sikap itu sama sekali, kepala sekolah yang tidak tegas, patuh pada perintah orang lain, dan hanya mempedulikan posisinya di banding muridnya sendiri.”
“Lancang!!!” Kepsek Xin tiba-tiba marah dengan ucapan itu.
“Mingzhi, sudahlah... Jangan diteruskan, jangan bersikap seperti itu.” Mrs. Ann memegang tangan Mingzhi sambil memohon.
“Sudahlah Bu guru Ann, lupakan saja, lagipula saya akan dikeluarkan dari sini, setidaknya saya harus menceritakan pengalaman saya disini dari awal sampai akhir, anggap saja sebagai salam perpisahan. Kepsek Xin! Saya selalu tutup mulut, tapi dalam hati saya, tidak ada waktu saya habiskan tanpa memohon. Dengar aku! Lihat aku! Tolong aku! Ampuni aku! Tidak juga berhenti bertanya, kenapa harus aku? Apa salahku? Kapan aku menyinggung kalian? Kepala ini selalu tertunduk tapi tidak untuk hari ini. Kepala sekolah Xin, hari kedua dimana saya diterima disekolah ini, disitu hari perundungan saya dimulai. Dari jendela itu anda melihat kebawah, melihat murid lain menghina saya dan memperlakukan saya dengan buruk. Anda tampak cemas saat itu, kalau anak dari orang yang memiliki saham terbesar kedua disini disinggung, bagaimana aku akan mempertanggung jawabkan posisiku sebagai kepala sekolah, lalu anda melihat wajahnya (sambil menunjuk Saoqi), andapun merasa jauh lebih cemas, kenapa harus dia? Anda takut pada orang dibelakangnya yaitu tuan Li. Lalu anda menutup tirai itu dan pura-pura tutup mata dengan apa yang terjadi.”
Semua orang terdiam mendengarkan Mingzhi, Kelompok Li saoqi yang mengingat hal itu juga menunduk seakan mereka merasa bersalah karena mereka memang terlibat saat itu. Li Yifei dan Li Saoqi tersenyum mendengar semua cerita Mingzhi sedangkan kepsek Xin memalingkan wajahnya.
“Keesokan harinya anda pasti menunggu kabar, namun tak ada apapun yang terjadi. Merasa penasaran hari itu anda mengunjungi kelas saya dan tak sengaja berpapasan dengan saya di depan pintu, walau menunduk saya tau melihat cara anda berpakaian mungkin anda merupakan salah seorang guru, saya memberi anda hormat. Sekilas saya melihat anda memperhatikan memar ditangan saya. Dengan luka seperti ini bagaimana tak ada satupun orang melaporkan kejadian yang terjadi? Selama perundungan yang saya terus dapatkan anda hanya dapat berspekulasi demikian. Dengan tidak adanya orang yang mempermasalahkan ini maka yang anda perlukan hanyalah menutup mata. Membiarkan semua terjadi seperti biasa. Tapi jika boleh saya memberitahu pada anda. Diperlakukan seburuk itu bagaimana seseorang akan terbiasa? Tak ada satupun orang yang peduli apa yang terjadi, keberuntungan yang saya punya hanya satu! Bertemu dengan Mrs. Ann, orang yang memperlakukan saya dengan baik dan orang yang menjadi alasan saya tetap bertahan walaupun saya sudah tidak kuat dengan perlakuan ini. Berminggu-minggu saya mengumpat dalam hati dan baru akhir-akhir ini saya melampiaskan semuanya. Saya babak belur anda tutup mulut dan ketika Li Saoqi hanya sedikit menderita anda angakat bicara! Kepedulian anda pada murid anda atau pada posisi anda yang mendorong anda bersikap demikian?!” sambung Mingzhi.
Mingzhi mulai meneteskan airmatanya.
“Seharusnya ibuku menggunakan uang itu untuk menyembuhkan penyakitnya saja, daripada harus membiarkanku belajar ditempat dimana aku dihajar tanpa mendapatkan keadilan. Ibuku sudah pergi, kini akupun harus pergi.”
“Tanpa latar belakang dan kuasa kau memang tidak layak dengan semua ini, kuharap kau mendapatkan pelajaran!” Jawab Li Yifei dengan tersenyum.
“Bajingan... Aku pastikan untuk membuat perhitungan padamu juga, Li Yifei!!!” dalam hati Mingzhi dengan tangannya yang mengepal kuat.
Prakk Prakk Prakk! Suara orang bertepuk tangan, Masuk seorang wanita dengan tampilan elegan nan cantik dari pintu kantor kepala sekolah.
“Dengan latar belakang yang mumpuni pun bersikap tidak adil kurasa cukup keterlaluan, Tuan Li.” ujar Wu Meilin yang baru memasuki ruangan itu.
“mengintimidasi, bersikap sok berkuasa, menonjolkan superioritas pada orang dibawahnya. Penjahat memang suka melakukan itu ya. Tapi mencampuri urusan anak-anak? Kurasa anda cukup tidak tau malu.” Sambung Wu Meilin.
“Huft... Untunglah mommy datang tepat waktu.” Dalam hati Wu Shuan.
“Nyonya Wu! Anda datang kemari? Bisakah anda memberikan saya wajah? Bukankah anak anda, Wu Shuan. Tidak terlibat dalam pertikaian ini?” kata Li Yifei.
“Saya datang bukan karna pertikaian diantara anak-anak ini, saya hanya datang untuk melihat bagaimana sekolah ini akan adil terhadap tindak pembullyan. Selama ini siswa Su, mendapatkan perundungan sedemikian tapi tidak ada seorangpun yang peduli, bukankah itu tidak adil? Saya sudah mendengar semuanya. Dan saya merasa... Bagaimana kepala sekolah Xin tidak begitu kompeten dalam pekerjaannya? Saya dan paman Qi mungkin mulai mempertanyakan suara yang saya berikan pada anda Tuan Xin.”
“Nyonya Wu, semua itu salah paham, ini hanya pertikaian antara anak muda. Saya tidak melakukan apapun, semuanya hanya salah paham. Tolong jangan biarkan masalah ini terdengar pada Tuan Besar Qi.”
“Sial! Wu Meilin malah muncul di saat seperti ini, hubungannya dengan keluarga Qi tidak bisa dianggap enteng. Wu Meilin merupakan keponakan pak tua Qi, jika masalah ini terdengar maka akan buruk untukku.” pikir Li Yifei.
“Aku memberikan suaraku pada Siswa Su, tidak ada seorangpun yang boleh mengeluarkannya dari sini. Masalah ini sebaiknya berhenti disini dan biarkan anak-anak yang menyelesaikannya.”
“Li Saoqi! Selesaikan masalah ini sekarang juga! Minta maaflah pada Su Mingzhi.” tegas Li Yifei.
Saoqi terkejut dan merasa tidak terima atas perintah ayahnya.
“Dasar anak nakal! Apa kau tidak mendengarku berbicara?!!!”
“Sial! Kenapa aku harus meminta maaf pada si b******k itu.” dalam hati Saoqi.
Saoqi berdiri dan berjalan perlahan ke arah mingzhi lalu ia menunduk dan meminta maaf.
“maafkan aku, kuharap kita bisa melupakan semua yang terjadi.”
“Dia bahkan tidak memiliki itikat baik saat meminta maaf, tapi ya sudahlah... Yang terpenting adalah masalah ini telah selesai. Kuharap begitu, tapi kelihatannya tak akan semudah itu.” dalam hati Minhzhi.