• Junior yang lebih tua
Lawan Hong Xili yaitu Wei Guchang yang sudah bertarung sebanyak dua kali sudah nampak kelelahan.
“Ah! Sodara Wuzi, nampaknya sepupumu Hong Xili akan menang dalam pertandingan ini.”
“Sodara Su, dalam pertarungan ini yang paling diuntungkan adalah yang kondisinya segar bugar, Wei Guchang itu tekniknya tidak lebih buruk dari kak Xili, tapi karena dia sudah bertarung sebangak dua kali, staminanya akan sangat menurun, di kondisi yang tidak fit seperti ini, sudah pasti dia akan kalah.”
“Kalau begitu yang mengambil posisi terakhir akan selalu diuntungkan dalam pertarungan ini.”
“Itu benar, karena itu peringkat perguruan terbaik selalu berubah ubah tiap bulannya. Mencari kemenangan bisa dengan cara yang sodara Su bilang tadi. Tapj itu tidak sepenuhnya tepat. Menang setelah mengalahkan lawan yang kondisinya tidak fit tidaklah membanggakan, dan kalah dalam kondisi yang tidak fit tidaklah memalukan. Jadi meski Wei Guchang kalah, dia tidak akan dipermalukan, justru orang-orang akan memujinya.”
“Begitu ya...”
“Jika dipertarungan berikutnya kak Xili kalah dari seseorang dari perguruan keluarga Wei lainnya, itu akan menjadi tamparan bagi paviliun keluarga Hong.”
Setelah Wei Guchang kalah dari Hong Xili, murid lainnya dari keluarga Wei, Wei Qincheng benar-benar membalas sesuai perkataan Wuzi, dan sesuai dengan prediksinya, Hong Xili kalah dalam beberapa gerakan dari Wei Qincheng.
“Hong Xili sangat tidak tau malu, dia bisa menang karena melawan orang yang staminanya lebib sedikit dibanding dirinya.”
“Dia tidak mampu menahan beberapa gerakan dari Wei Qincheng, ternyata kemampuannya tidak begitu hebat sampai bisa mengalahkan Wei Guchang.”
Semua omongan buruk dilemparkan orang-orang pada paviliun Hong. Melihat perhatian orang terfokus pada paviliun keluarga Hong membuat itu menjadi peluang untuk Mingzhi.
“Senior Hong! Biar aku membalaskan penghinaan itu untukmu.”
“Berhati-hatilah junior Su, Wei Qincheng bukan lawan yang mudah.”
Mingzhi masuk ke arena dengan berjalan santai, dia tidak memperagakan gerakan akrobatik seperti melompati arena yang tinggi dalam satu gerakan. Mingzhi naik ke atas arena dengan cara yang sangat biasa. Semua orang yang melihat itu menertawai Mingzhi.
“Ya ampun! Orang ini berjalan dengan anggun menuju ke atas arena, seperti wajahnya yang cantik, nampaknya orang ini tidak punya hal lain yang patut dibanggakan selain tampangnya.”
“Hahaha.... Kau benar, apa dia tidak mampu melompat ke arena seperti yang lainnya?”
“Dia pasti hanya mau cari muka.”
Tanpa mendengar perkataan dari orang-orang Mingzhi tetap naik ke atas arena.
“Pffft! Teman, apa kau tersesat? Murid perguruan mana kau? Kau tidak memakai seragam perguruan manapun.” kata Wei Qincheng.
“Aku tidak punya tempat yang disebut perguruan. Aku datang kemari dengan menumpang bus milik paviliun keluarga Hong.” jawab Mingzhi.
“Oh! Karena keluarga Hong sudah baik karena membawamu kemari dan kau ingin berbalas budi pada mereka?”
“Tidak, aku kesini hanya untuk menghajarmu.” jawab Mingzhi dengan wajah datar.
“Bocah cantik, kuharap kau paham dengan kalimatmu barusan.”
Tanpa memberi salam hormat Wei Qincheng langsung maju tanpa basa-basi.
Mingzhi tetap tak bergerak sedikitpun. Wei Qincheng berlari semakin cepat dan terus mendekat pada Mingzhi, Mingzhi mengambil dua langkah kedepan sesaat setelah Wei Qincheng sudah berada dekat dengan Mingzhi.
Wei Qincheng yang terlambat memperhitungkan itu tak sempat berhenti berlari, dan dengan sebuah pukulan keras Su Mingzhi mengarahkannya langsung ke wajah Wei Qincheng.
Wei Qincheng terjungkal dan terjatuh.
Wei Qincheng segera berdiri, kakinya gemetar dan ketika dia mengusap wajahnya, hidungnya mengeluarkan darah. Pandangan Qincheng menjadi samar dan dia melihat seolah ada dua Mingzhi di depannya.
“Bocah cantik itu hanya melangkah sedikit dan aku melihatnya memukul Qincheng seperti pukulannya tidak bertenaga, tapi kenapa Qincheng terjungkal sampai seperti itu?”
“Sekilas aku melihat gerakan dari bocah itu, ketika dia maju dia menjegal kaki Qincheng yang tengah berlari dengan secepat yang dia bisa, Qincheng kehilangan keseimbangannya, dan saat dia terjatuh kedepan dengan wajah yang maju terlebih dahulu, bocah itu hanya meletakkan tangannya di depan wajah Qincheng, dan hanya butuh sedikit tenaga untuk membuat Qincheng terjungkal seperti itu.” kata seorang master dari perguruan lain.
Qincheng menggelengkan kepalanya untuk mendapatkan kembali penglihatannya.
“Apa kau sudah kelelahan saat melawan senior Hong? Berlari sekuat tenaga hanya akan membuang staminamu sia-sia.”
“Sial! Orang ini... Dia mempermalukanku, apanya yang tidak punya perguruan? Sudah jelas dia mengerti caranya bertarung.” pikir Wei Qincheng.
“Ah... Mimisanku tak kunjung berhenti, dan ini sangat sakit.”
“Teman, apa kau bisa memberitahuku siapa namamu?”
“Namaku Su Mingzhi.”
“Baiklah teman Su, aku akan mengalahkanmu.”
Wei Qincheng menendang lurus kedepan, Mingzhi terdiam dan ketika tendangan itu semakin dekat Mingzhi menunduk dan tangannya meninju bagian dalam paha dari Wei Qincheng.
Qincheng terjatuh dan kakinya tak bisa digerakkan. Mingzhi mengulurkan tangannya dan membopong Qincheng ke luar arena.
“Dua gerakan? Hanya butuh dua gerakan untuk mengalahkan murid inti perguruan Wei? Pantas Su Mingzhi ini mampu mengalahkan Niu Nandong. Dan desas-desus yang mengatakan kalau dia adalah satu-satunya murid master Cong, kurasa dia tidak hanya sekedar bicara.” Dalam hati Qi Qiu Wei.
“ShuanShuan?! Apa adik Su memang seperti itu? Dia ternyata jago berantem juga, ya? Ah! Sudah ganteng, dia kuat juga... Apa adik Su tidak keberatan dengan orang yang lebih tua darinya? Uwuu... Aku jadi semakin tertarik padanya.” kata Wu Shian dengan semangat.
Mingzhi melompat masuk kelapangan, semua orang terkesan dengan cara dia masuk untuk kedua kalinya dan tak seorangpun yang mengatainya kali ini.
“Adik Su!! Kau keren sekali!!” Suara nyaring dari Wu Shian terdengar menggema di seluaruh aula, membuat semua orang memperhatikannya yang bersorak untuk Mingzhi dengan semangat.
“Anak itu, tidak akan ku biarkan dia mencuri perhatian nona Wu Shian sekali lagi, Nona Wu Shian tidak boleh terpesona pada orang lain kecuali dengan diriku.”
Orang itu melompat ke atas arena.
“Salam!”
“Salam.” Balas Mingzhi.
“Tunggu.... Apa kau tidak ingin membiarkan murid perguruan Wei yang lain untuk berhadapan denganku?”
“Teman, itu sangat tidak perlu, Wei Qincheng adalah murid terbaik di keluarga Wei, murid lainnya tidak sebanding dengan Wei Qincheng, jadi tidak perlu perguruan mereka naik lagi.”
“Sangat sombong, murid dari keluarga Ling benar-benar tidak berhati-hati dalam bicara, meskipun yang dikatakannya itu benar, tapi itu membuatku merasa direndahkan.” dalam hati penatua keluarga Wei.
“Yang dikatakannya mungkin benar, keluarga Wei tidak membatah perkataan itu sama sekali.” pikir Mingzhi.
“Teman! Mohon sarannya!”
Murid perguruan Ling dikalahkan oleh Su Mingzhi dengan satu pukulan. Wu Shian yang melihat itu semakin bersemangat dalam mendukung Mingzhi, tak terima dengan sikap Wu Shian semua orang dari berbagai perguruan datang satu persatu untuk menantang Mingzhi, dan Mingzhi melempar mereka semua keluar dari arena Aula Naga.
Di sebuah tempat dalam arena dimana itu adalah tempat tertinggi untuk melihat jalannya pertandingan, pak tua dari keluarga Qi duduk ditemani oleh cucunya.
“Qiu kecil, nampaknya anak tak berseragam itu seumuran denganmu, apa kau mengenalnya?”
“Kakek... Itu adalah orang yang kumaksud, dia adalah murid dari Master Cong.”
“Muridnya Master Cong?!! Master yang selama ini tidak pernah terdengar namanya di Sanming.”
“Benar, namanya terkenal setelah menghancurkan harimau giok dalam semalam, kemunculan master Cong ini kurang lebih bersamaan dengan berubahnya Su Mingzhi.”
“Dia adalah salah satu murid kelas satu di akademi kita, menurut kabar yang dikumpulkan oleh Yanyan, perubahan yang di dapat oleh Su Mingzhi di mulai ketika dia menghilang selama seminggu. Su Mingzhi murid yang dikenal sebagai orang paling dibenci oleh seluruh siswa siswi akademi, itu karena dia memiliki penampilan yang jelek, bahkan aku pernah melihat dia sesekali. Orang-orang terus membullynya dan tak satupun yang peduli dengan hal itu, lalu... Dia menghilang tanpa kabar, seminggu setelahnya dia kembali dan membuat akademi Sanming cukup gempar.” sambung Wi Qiu Wei.
“Apa selama seminggu itu dia bertemu dengan Master Cong dan berlatih dengannya?”
“Kemungkinannya sangat kuat, saat dia kembali ke akademi dia mulai berselisih dengan orang-orang yang sering membullynya, salah satunya adalah bocah dari keluarga Li, Li Saoqi. Setelah membalas Li Saoqi, tuan Li Yifei merasa kesal dan memberikan banyak masalah pada Su Mingzhi, mungkin... Karena tidak terima muridnya diganggu, Master Cong keluar dan menghapus gangguan yang diterima oleh muridnya.”
“Seorang master yang dapat mengalahkan organisasi bengis seperti harimau giok, dan seorang master yang mampu mengajari seorang sampah dalam seminggu dan menjadikannya peseni beladiri yang berbakat yang lebih baik dari anak seusianya. Aku sangat ingin bertemu dengan Master Cong ini.”
“Qiu kecil! Bersikap baiklah pada Junior itu, dapatkan kesan baik darinya dan mungkin kita akan mendapat keuntungan dari itu.”
“Kakek... Kurasa sudah agak terlambat... Hehe.”
“Apa? Kenapa?”
Su Mingzhi melihat ke atas ke tempat Qi Qiu Wei dan tangan Mingzhi mengepal ke arah nona Qi Qiu Wei, lalu telunjuk Mingzhi mengarah ke bawah. Mingzhi mengisyaratkan nona Qi Qiu Wei untuk turun ke arena.
Qi Qiu Wei tersenyum sinis sambil melihat ke bawah.
“Karena aku sudah sedikit menyinggungnya.”
“A... Ap.. Apa? Bagaimana bisa kau menyinggungnya?”
“Kakek tak perlu khawatir, aku sangat penasaran padanya jadi... Aku ingin tau dia seperti apa. Jiwa dan hati seseorang akan terlihat dari caranya bertarung... Kakek yang mengatakannya. Jadi aku akan mencari tau.”
Qi Qiu Wei memasuki arena dan semua orang bersorak untuknya.
“Junior Su, ayo tunjukkan bagaimana caranya kau akan mengalahkanku.”
“Junior? Jangan salah paham, aku lebih tua setahun darimu, kurasa kau sudah tau sejak kau mencari tau siapa diriku.”
“Lalu bagaimana aku akan memanggilmu? Kau sekelas lebih rendah dariku, yah walaupun umurmu lebih tua, tapi kau tetap juniorku di akademi.”
“Bagaimana kalau kita tentukan saja lewat pertandingan ini.” kata Mingzhi.
“Menarik, kau tau caranya memeriahkan pertarungan rupanya. Baiklah! Jika kau bisa mengalahkanku aku akan memanggilmu kakak selamanya.”
“Mulai biasakan dirimu dari sekarang...”
“Hmph! Junior yang sombong!”