• Masalah Baru
Pertarungan antara Su Mingzhi dan Qi Qiu Wei pun dimulai.
“Aku sudah tau kalau kemampuan sodara Su itu luar biasa, dia sudah mengalahkan banyak lawan dan mampu berdiri di arena selama itu.” ujar Wuzi.
“Kau benar, Su Mingzhi itu membuat setiap perguruan tidak berani mengirim muridnya ke arena. Identitasnya sebagai murid langsung dari Master Cong sangat sesuai. Diantara generasi muda sudah pasti dia yang paling berbakat.” sahut Xili.
“Tapi cucu dari penatua Qi tidak bisa dianggap remeh, kemampuannya setara atau lebih tinggi dari Sodari Hong, di usia mereka... Sudah pasti mereka adalah generasi wanita paling berbakat di provinsi ini. Meskipun lawanku adalah Qi Qiu Wei yang seorang wanita, aku mungkin akan kalah saat melawannya.” kata Liwei.
“Saat Qi Qiu Wei sudah seusiamu, dia akan jadi wanita paling berbakat. Dengan keahliannya dalam seni bela diri dan kecantikannya yang luar biasa, seluruh provinsi mungkin akan tergerak untuk meminangnya.” ujar master Hong.
Hong Wuyi merasa kesal mendengarnya dan tatapannya tak mampu lepas dari Qi Qiu Wei.
Di dalam arena.
“Junior?! Apa kau hanya akan menghindari seranganku?”
“Ya! Menerimanya adalah sebuah kebodohan, meskipun kau cantik, tapi dipukul orang sepertimu tetap saja aku tak rela, hehe...”
“Apa kau sudah lelah setelah bertarung belasan ronde? Ayo! Serang balik aku!”
Qi Qiu Wei menyerang Mingzhi dan kemudian Mingzhi menghentikan pukulan Qi Qiu Wei, Mingzhi menarik tangan Qi Qiu Wei dan dengan sebelah tangannya yang lain Mingzhi menyerang leher gadis cantik itu.
“Kenapa kau berhenti?” Wajah Qi Qiu Wei menjadi kesal.
“Karena kau tak mampu menghentikannya. Jika seranganku benar-benar mengenaimu kau tidak akan bisa memanggilku kakak. Dan ucapanmu barusan akan menjadi kalimat terakhirmu.” Mingzhi tersenyum.
“Sial! Bocah ini selain beladirinya baik, dia juga pandai bersilat lidah.” Dalam hati Qi Qiu Wei.
Qi Qiu Wei melompat mundur.
“Junior, kau bisa membalas seranganku kapanpun sesuai keinginanmu, tapi kenapa kau lebih memilih menghindar? Apa kau ingin membuatku kelelahan?”
“Hahaha... Lucu sekali, apa kau berpikir seperti itu? Maaf ya... Sepertinya kau salah paham. Aku sama sekali tidak berusaha membuatmu kelelahan, aku hanya ingin melihatmu terlihat bodoh.” Mingzhi tersenyum pada Qi Qiu Wei dengan wajah yang menjengkelkan.
Tak hanya Qi Qiu Wei yang merasa kesal, namun setiap penonton yang mendengar kalimat itu juga merasakan hal yang sama.
“Sama sekali tidak bersikap sopan, anak itu.... Apa dia berpikir setelah menghina nona muda Qi dia dapat keluar dari sini dengan mudah.”
“Penatua Qi pasti akan sangat marah mendengar cucunya dihina seperti ini, terlebih itu didepannya.”
“Aku paham kemampuan anak ini sangat hebat, mampu bertarung dengan murid-murid berbakat tanpa adanya tanda-tanda dia merasa lelah, sudah pasti dia itu luar biasa. Tapi menyinggung nona muda Qi Qiu Wei. Anak ini terlalu percaya diri.”
Dengan amarah yang menggebu-gebu Qi Qiu Wei menyerang Mingzhi terus menerus, Mingzhi terus menghindar dan menahan serangan Qi Qiu Wei tanpa kesulitan sedikitpun.
“Ini sudah di puncak pertarungan, anak itu sudah tidak lagi menghindari tapi dia juga menangkis serangannya, kelihatannya dia mulai kesulitan.”
“Tidak! Dia sama sekali tidak merasa kesulitan, malahan dia sedang mempermainkan nona muda.”
“Benar, lihatlah wajah anak itu, dia bisa terus tersenyum sedangkan nona muda sudah berkeringat, dia sudah mengeratkan giginya, bahkan urat di dahinya kita bisa melihatnya, nona muda mengrluarkan segenap kemampuannya untuk menang.”
“Sial! Bagaimana bocah itu tidak terengah-engah ditekan seperti itu?”
“Siapa bocah itu? Siapa masternya? Kenapa aku baru melihat orang berbakat sepertinya?”
Semua orang mulai mengagumi Mingzhi.
Mingzhi terus menahan serangan Qi Qiu Wei dan Qi Qiu Wei Semakin kelelahan, kecepatan serangannya menurun sedangkan Mingzhi malah semakin cepat, keadaan berbalik setelah itu.
Qi Qiu Wei dalam posisi menghindar dan bertahan, sedangkan Mingzhi terus menyerang.
“Sudah mencapai batasmu? Kau baru saja masuk ke arena dan kau sudah kelelahan? Setelah ini jangan mengatakan kalau aku membully wanita.”
Mingzhi tersenyum dan memprovokasi Qi Qiu Wei dengan suara pelan. Suara pukulan dan tangkisan yang dihasilkan mereka berdua membuat suara Mingzhi hanya terdengar oleh mereka berdua, pengadil yang menyaksikan pertarungan itu dengan jarak paling dekat hanya mampu mendengar samar-samar.
“Kurang ajar!” Pukulan Qi Qiu Wei bertambah keras dan dia kelihatan begitu emosi.
Mingzhi bukan hanya menangkisnya tapi dia menyerang balik, Mingzhi menendang dengan cepat ke arah perut tapi dia tidak sampai menendangnya,, kaki Mingzhi terus menendang tanpa henti dari perut ke kaki, dari kaki naik ke d**a, dan terakhir adalah ke muka.
Hempasan angin dari kaki Mingzhi cukup membuat rambut panjang Qi Qiu Wei terjuntai.
Mingzhi lalu dengab santai melompat ke belakang dan menjaga jarak dengan Qi Qiu Wei, wajah Mingzhi tetap tersenyum dan matanya masih memancarkan aura memprovokasi.
Wajah Qi Qiu Wei tertunduk namun matanya masih melirik pada Mingzhi yang tersenyum membodohinya. Darah mendidih mengalir ke otak, tangan yang mengepal sangat kuat terasa sangat kesemutan.
“Sampai hari ini aku tidak pernah dipermalukan oleh siapapun tapi bocah ini, dia... Dia malah mempermainkanku dihadapan banyak orang. Jika aku tidak bisa menumbangkannya dalam sekali pukul maka namaku bukan lagi Qi Qiu Wei.” Dalam hati nona muda Qi yang kala itu sudah membara.
Qi Qiu Wei nampak mengambil nafas dalam-dalam, berbeda dari serangan sebelumnya dia seperti akan menggunakan teknik yang lain.
“Itu... Teknik tinju besi keluarga Qi ku, sejak kapan Qiu kecil mempelajarinya? Bahkan tingkatannya sudah berada diatas level dasar. Diusia semuda itu cucuku? Gawat, anak kecil yang menjadi lawannya akan mati, aku harus...”
Qi Qiu Wei bergerak.
Mingzhi mengangkat sebeleh senyumnya.
“Eh???”
Tanpa disadari Qi Qiu Wei yang berlari menerjang kedepan tidak merasakan pijakannya, tubuhnya seperti melayang, bahkan dia dapat melihat rambutnya yang terurai dari depan dan sinar lampu yang menyilaukan matanya.
Tangan Qi Qiu Wei melambai satu persatu, dan dengan sigap Mingzhi menangkap tangan kanan Qi Qiu Wei dengan tangan kanannya, begitu pula dengan tangan kirinya yang menangkap tangan kiri gadis yang akan terjatuh itu.
Hanya selisih setengah jengkal sebelum kepala Qi Qiu Wei terbentur ke arena, kedua tangan Mingzhi sudah berhasil menahan itu, dengan posisi tangan yang menyilang Su Mingzhi menghentikannya. Kedua kaki Qi Qiu Wei berada di bawah s**********n Mingzhi.
Senyum Mingzhi masih tidak luntur sedikitpun, malah semakin lebar. Dan kemarahan Qi Qiu Wei menghilang sebentar dan kembali lagi setelah melihat senyum Mingzhi yang menurutnya menjengkelkan itu.
Qi Qiu Wei mencoba meronta dan Mingzhi langsung meluruskan tangannya, sekarang tangan Qi Qiu Wei yang berada di posisi menyilang. Menyadari dirinya tak dapat bergerak, Qi Qiu Wei terpikir untuk menendang s**********n Mingzhi. Mingzhi yang menyadari bahaya itu langsung menjatuhkan dirinya dan dia duduk di paha Qi Qiu Wei.
“Fuhhhh.... Dengan begini kakinya tak dapat menendang, jika dia menendangku di sisi itu, sudah pasti dia akan meruntuhkan masa depanku.” Dengan wajah lega Mingzhi mengatakan itu dalam hati.
Tangan Qi Qiu Wei yang dipegang oleh Mingzhi menjadi lemas. Wajahnya yang nampak marah malah terlihat pucat, matanya mulai berkaca-kaca dan air mata mulai mengelilingi di sekeliling kelopak matanya.
“Eh? Apa yang?”
Semua orang tampak menutup mata mereka dengan kedua tangan mereka, dan beberapa dari mereka mengintip melalui sela-sela jari mereka.
Wu Shuan tampak marah begitu pula Hong Wuyi, Wu Shian malah tampak merona dan bersemangat melihat itu.
Aura kemarahan dari grandmaster Qi Laoze terasa sampai ke bawah. Mingzhi yang tidak tau apa itu, merasa merinding dan tanpa sadar dia menghada0 ke atas ke ara tuan Qi Laoze berdiri.
“Huaaaaa.... Waaa!!!” Qi Qiu Wei menangis sekeras mungkin.
Mingzhi sepontan berdiri dan segera menjauh dari Qi Qiu Wei. Qi Qiu Wei lalu terduduk sambil mengusap air matanya.
“Waaaaaaa!!” Qi Qiu Wei menangis lagi dan dengan cepat berlari dari arena.
Mingzhi hanya berdiri sambil kebingungan dan memegangi keningnya.
“Peringatan! Point emosi yang diperoleh Host berkurang dengan drastis, Host telah menumbuhkan kebencian di hati banyak orang.”
“Bagaimana?!” Mingzhi melihat sekeliling tampak bahwa setiap murid perguruan keluarga Qi ingin menyerang Mingzhi secara bersamaan.
Dari kerumunan itu pak tua Qi Laoze berjalan, semua orang membukakan jalan untuk pak tua Qi Laoze.
“Gawat! Awalnya aku mempermainkan cucunya untuk memancing dia mendatangiku, tapi kejadian tadi benar-benar tidak disengaja. Itu sudah melewati kriteria mempermainkan, Walau dia mendatangiku seperti yang kuinginkan di awal tapi aku sudah melecehkan cucunya, sekarang bagaimana aku akan lolos dari masalah ini?” dalam hati Mingzhi.
“Peringatan! Point Host menyentuh angka ribuan, sekarang bagaimana Host akan melewati situasi ini?”
“Hah?!! Kau bercanda? Jika kau saja tanya padaku lalu aku harus bertanya pada siapa?!!”
Qi Laoze semakin dekat dengan Mingzhi, langkah demi langkah, walaupun sudah berjalan dengan tongkat tapi langkah kaki seorang grandmaster masih tetap menyisakan aura yang cukup untuk membuat bulu kuduk Mingzhi berdiri.
“Bocah! Beraninya kau....”
“Peringatan! Point Emosi Host hanya tersisa tiga digit angka.”
“Hentikan itu! Memangnya peringatanmu membuat situasi jadi lebih baik, ini sebaliknya!”
“Cihh! Kalau sudah begini bagaimana caranya aku akan membuat penguasa kota berpihak kepadaku? Aku berencana membuatnya berhutang padaku dengan menyembuhkan penyakitnya... Tapi dengan point emosi yang sangat sedikit ini.... Bagaimana?”
“Tentu saja pilihannya hanya ada satu kan! Buat kehebohan!”
Qi Laoze berdiri dihadapan Mingzhi dengan alisnya yang sudah ditekuk.
“Bocah! Tak peduli kau itu muridnya Master Cong, penghinaan terhadap cucu kesayanganku, kau akan menanggungnya... Hari ini meskipun aku akan menjadi musuh dari mastermu, aku akan membalaskan penghinaan ini.” Dengan geram Qi Laoze mengatakannya.