Hubungan Baru

1464 Kata
 • Hubungan Baru Di sebuah mansion megah dimana seorang bangsawan dalam dongeng biasanya tinggal. “Mom! Bagaimana ini, besok aku ada sesi pemotretan yang tidak bisa ditinggalkan. Lihat luka bakar ini bahkan tidak mau hilang setelah memakai gel terbaik milik kita. Kalau aku membatalkan kontraknya maka aku harus membayar denda besar untuk ini, dan profesionalitasku dalam dunia model bisa tercemar. Ya ampun aku harus bagaimana, Mommy?” Perempuan cantik itu merengek dan bertingkah seperti anak kecil. “Tidak bisakah kau menutupinya dengan baju berlengan panjang?” “Ya ampun, Mom. Pemotretan ini untuk bikini, mana mungkin harus dipakaikan lengan panjang. Aku tak mau tau pokoknya lukanya harus segera hilang atau aku akan buruk di foto nanti.” terus merengek. Wu Shuan datang sambil berjalan menuju kulkas dan mengambil minuman. “Haha... Kakak sih gaya-gaya an, sudah tau tak bisa masak malah mengambil iklan masak.” kata Wu Shuan. “Bocah nakal, kakakmu dalam masalah kau malah tertawa seperti itu. Setidaknya bantulah kakakmu ini untuk ceria kembali.” Wu Shian, kakak Wu Shuan berbalik ke arah ibunya setelah mengomeli Wu Shuan sambil memegang tangan ibunya yang sedang mengaduk adonan. “Mom, Shuan kecil malah menertawaiku, Mom. Setidaknya marahi Shuan kecil karna berani membully kakaknya.” “Apa yang dikatakan adikmu itu benar, kamu sih gaya-gaya an, seumur hidupmu mana pernah kamu memegang sodet?!” ibu Wu Shuan, Wu Meilin tertawa kecil ketika mengatakannya. “Kalian berdua sama saja! Tidak ada yang peduli padaku, hum!” Wu Shian membuang muka. Wu Shuan dan ibunya tertawa dan Wu Shuan teringat sesuatu. “Kak! Mungkin aku tau cara menghilangkan bekas luka itu sepenuhnya.” “Benarkah adik kecil? Katakan padaku bagaimana?” “Teman sekelasku membuat semacam gel yang dapat membersihkan bekas luka, bahkan luka dalam sekalipun hilang hanya dalam pemakaian beberapa hari saja.” “Shuan kecil! Benarkah yang kau katakan itu? Bagaimana kalau kau bandingkan dengan salah satu produk terbaik kita?” Wu Meilin menanyakannya dengan wajah yang tiba-tiba serius “Tidak diragukan lagi, kualitasnya jauh lebih baik!” “Benarkah?!!!” “Awalnya Shuan tidak percaya sih Mom, kalau ada produk yang bisa mengungguli produk kecantikan perusahaan kita. Lalu temanku itu menunjukkan buktinya pada Shuan dan bu guru Ann, dan hasilnya bekas luka yang ada di tangan bu guru Ann hilang sepenuhnya, itu seperti mengganti kulit mati dengan sel kulit baru. Bahkan Shuan berpikir kalau gel itu memiliki kegunaan lain seperti meremajakan kulit.” “Kalau benar yang kau katakan itu, apakah temanmu itu membuatnya sendiri?” “Dia bilangnya sih begitu, dia hanya mengikuti resep yang diwariskan ibunya.” “Dia berasal dari keluarga mana?” “Ntahlah, dia hidup sendiri dirumah kecil di perbatasan. Tapi kalau dari marganya, dia bermarga Su. Dan namanya adalah Su Mingzhi.” “Hmmm.... Ibu tidak pernah mendengar tentang keluarga Su di Sanming.” “Apa Mommy tertarik?” “Wu Shuan, gel yang bisa menyembuhkan bekas luka secara instan dan meremajakan sel kulit adalah sebuah impian wanita di dunia ini. Jika itu benar-benar ada maka sangat menakjubkan. Tapi disisi lain ini akan membahayakan perusahaan kita yang bergerak di bidang kosmetik, kalau temanmu itu memasarkan produknya maka kerugian yang kita dapatkan akan sangat besar.” “Adik kecil?! Bolehkah kau meminta gel tersebut ke temanmu itu? Aku mohon Shuan kecil, kakakmu sangat membutuhkan itu saat ini. Ya!” dengan mata yang berbinar-binar sambil menggenggam tangan Wu Shuan. “Ntahlah kak, tapi mungkin dia akan memberikannya, dia orang yang baik kok.” “Hmm... Adik kecil? Su Mingzhi itu laki-laki atau perempuan?” “Laki-laki!” “Ho-ho... Apa kau tertarik padanya?” Wu Shian mengatakannya dengan nada meledek. “kakak!” Wu Shuan menyembunyikan wajah memerahnya. “Gel yang bisa membersihkan bekas luka secara instan ya?” dalam hari Wu Meilin. **** Keesokan harinya di sekolah, tatapan para siswa masih penuh dengan banyak pertanyaan dan ketidak yakinan tentang apakah Mingzhi yang bersama mereka hari ini benar-benar Mingzhi. Semua siswa hanya berani curi-curi pandang dan hanya berani membicarakannya dalam hati mereka. “Aku tidak merasa aneh sama sekali bila mereka terus menatapku, lagipula itu kebiasaan mereka. Tapi tidak ada yang menghinaku saat sedang berjalan seperti ini rasanya.... Sedikit aneh.” dalam hati Mingzhi. Wu Shuan menyapa Mingzhi yang baru memasuki kelas. “Teman sekelas Su! Hai!” “Ketua kelas! Hai... Kau ceria sekali pagi ini, ada apa?” kata Mingzhi sambil ke tempat duduknya. “Itu, sebenarnya aku ingin meminta sedikit bantuan darimu. Emm... Kuharap kalau kau tidak keberatan...” Mengatakannya dengan wajah memerah lalu seseorang menyela perkataan Wu Shuan. “Selamat pagi teman sekelas Su! Bagaimana kabarmu hari ini?” Liurong masuk dengan tingkah yang baik pada Su Mingzhi. Mingzhi merasa aneh padanya dan hanya diam menatap Liurong tanpa menjawab salam darinya. Orang-orang yang berada dikelas juga menatap Liurong yang memberikan kesan ada yang janggal dari sikapnya. “E.... Itu, em.... Teman sekelas Su, atas semua perbuatan yang kulakukan padamu di masa lalu, aku Liu Liurong, meminta maaf padamu dengan tulus.” Liurong mengatakannya sambil membungkuk. “Eh? Ada apa ini? Kenapa Liurong meminta maaf pada Su Mingzhi? Apa yang terjadi?” dalam hati Wu Shuan. Semua orang mulai berbisik. “Eh... Bukannya kemarin itu Liurong dan kelompoknya nampak marah pada Mingzhi? Apa yang terjadi?” “Entahlah, aneh rasanya melihat salah satu kelompok Saoqi meminta maaf dan membungkuk seperti itu.” “Seseorang katakanlah sesuatu bila terjadi sesuatu yang besar kemarin antara mereka setelah perang dingin di kelas.” “Liu Liurong!” Liurong terkejut dan langsung berdiri sambil melihat Mingzhi sambil mengucurkan keringat. “Teman sekelas Su!” “Aku memaafkanmu, dan untuk yang kemarin.... Aku juga ingin meminta maaf padamu.” Liurong tersenyum lebar. “Ah! Teman sekelas Su tidak perlu mengatakannya, kita adalah teman sekarang.” Liurong menjabat tangan Mingzhi dengan rasa senang. Mingzhi tersenyum padanya, beberapa orang masuk bersamaan kedalam kelas dengan wajah dan langkah yang ragu untuk mendekat ke arah Mingzhi. “Em... Su Mingzhi... Aku ingin mengatakan hal yang sama, setelah semua yang kuperbuat di masa lalu terhadapmu, aku ingin meminta maaf! Tolong maafkan aku.” Wang Zhiqing mengatakannya dengan wajah yang tidak berani menatap Mingzhi. “Ya ampun! Wang Zhiqing yang juga terkenal arogan dan Sombong ini juga telah menundukkan kepalanya pada Su Mingzhi.” dalam hati Wu Shuan sambil kebingungan melihat tingkah mereka yang begitu menghormati Mingzhi sekarang. “Wang Zhiqing! Aku terima permintaan tulusmu itu, mulai saat ini kita lupakan saja yang terjadi.” Zhiqing melihat pada Mingzhi. “Haha... Lega rasanya mendengarnya. Terimakasih teman sekelas Su, mulai saat ini aku akan memanggilmu saudara, kita teman sekarang.” Zhiqing tersenyum. Mingzhi mengangguk sambil tersenyum. Xia baili dan juga Tian Fan meminta maaf pada Mingzhi, begitu pula Wu Zi. “Kakak Su, kemampuan bertarungmu itu hebat, lebih baik daripada aku. Mulai sekarang biarkan aku memanggilmu kakak, kapan-kapan mainlah ke perguruan milik keluargaku, aku sendiri yang akan menyambutmu Kakak Su.” “Terima kasih Wu Zi.” Lalu datang kemudian dengan wajah yang menyembunyikan ketakutannya terhadap Mingzhi, Fang Xiaoran. “Anu....” Dengan wajah kebingungan. “Fang Xiaoran, aku minta maaf padamu, maaf membuatmu melalui semua itu. Kau juga ingin mengatakan itu kan, sudahlah... Kita lupakan saja.” Mingzhi tersenyum hangat pada Xiaoran. Bak angin musim semi yang menerpa Xiaoran dengan kesejukannya senyuman itu membuat mata Xiaoran berbinar-binar. “Apakah dia adalah iblis yang kemarin membuatku ketakutan setengah mati?” dalam hati dengan wajah yang memerah. “Kalian... Aku senang akhirnya kalian barakhir menjadi teman sekarang, memang beginilah seharusnya. Teman sekelas Su, apa kau senang dengan ini.” kata Wu Shuan sambil tersenyum manis. “Ya ampun! Bagaimana orang-orang ini tunduk pada Mingzhi? Bukankah status kalian itu lebih tinggi?! Dasar tidak berguna.” pikir Wu Shuan. “Tentu saja.” Jawab Mingzhi. “Ini adalah respect point, point emosiku meningkat secara signifikan, mereka benar-benar tulus melakukannya. Aku bersyukur ini berakhir seperti ini.” Dalam hati Mingzhi. “Kawan Su. Sebenarnya aku memikirkan ini sejak kemarin, aku merasa ada yang salah darimu.” “Hah?” “Maksudku adalah saat itu aku yakin kau melempar kunci keluar, bagaimana caranya kau mendapat kunci itu kembali?” tanya Liurong. “Liu, jadi kau sudah sadar jauh sebelum kursi itu terbang ya? Dasar! Tapi kau peka sekali.” jawab Mingzhi. “benar! Bagaimana saudara Su melakukannya.” “Tuh kan! Ini membuatku tidak berhenti berpikir di malam hari.” “Hei berhenti memikirkan itu, minggu depan adalah ujian semester, sebaiknya itu yang kau pikirkan Liu.” “Haha... Baiklah kalau kawan Su tidak mau mengatakannya.” Wu Shuan bingung dengan apa yang mereka bicarakan. “Nak! Kau dalam masalah kali ini! Pergilah ke ruangan kepala sekolah!” Kata Mr. Song yang tiba-tiba datang itu. “Benar! Diantara mereka yang tidak ada adalah Li Saoqi.” Pikir Mingzhi sambil mengepalkan tangannya dengan wajah serius.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN