• BUKTI part 2
Bu guru Ann menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kebingungan.
“Ahhh! Kenapa sulit meyakinkan bu guru Ann.” Sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
“Bagaimanapun melihatnya kalian orang yang berbeda bukan?!” Pikir Wu Shuan.
“Oh ya! Tunggu disini sebentar!” Bergegas bangun dari bangkunya
Sambil berlari dan menengok ke belakang..
“Sambil menunggu kalian bisa habiskan makanannya.”
“Bu guru Ann, anda sudah mau habis?!”
“Ahh! Kamu belum mencicipinya sama sekali? Ini enak loh!”
“Benarkah....??? Apa aku bisa makan makanan kampung seperti ini?” pikir Wu Shuan.
Lalu Wu Shuan memakan sedikit, lalu dia juga mulai menyeruput kuahnya dan mengunyah beberapa daging dan telur yang ada di mangkuknya.
“Enak! Aku tidak tau makanan sederhana akan seenak ini.” dalam hati Wu Shuan.
“Bagaimana? Enak bukan? Kalau kamu tidak bisa menghabiskannya bisa kau berikan pada ibu... Hehe... (sambil mencoba mengambil daging di mangkuk Wu Shuan).”
Wu Shuan menarik mangkuknya menjauh dari tangan bu guru Ann.
“Eh! Apa baru saja aku tidak mau membaginya pada Bu guru Ann? Awawawa... Aku kekanak kanakan sekali.” dalam hati Wu Shuan sambil menunduk menutupi wajahnya yang mulai memerah dan dengan menyeka rambutnya supaya menutupi telinganya yang juga memerah.
“Eh! Ternyata Wu Shuan bisa bersikap semanis itu, tenang saja, ibu tidak akan mengambil bagianmu. Sebagai gantinya ibu akan mengambil milik pria itu... Sssttt jangan bilang apapun padanya.” Dengan tertawa licik setelah mengatakannya.
“Ya ampun! Bu guru Ann ini sebenarnya juga memiliki sikap yang memalukan. Di sekolah dia dikenal sebagai sosok yang tegas... Siapa yang akan tau sisi kekanak-kanakannya yang bahkan lebih parah dariku.” pikir Wu Shuan sambil menatap Mrs. Ann memakan-makanannya dengan lahap.
“Egh ehmmm...!!! Saya sudah kembali! Bu guru Ann tolong lihat ini.” sambil menyodorkan sebuah foto Mingzhi bersama ibunya ketika Mingzhi baru pindah ke rumah kumuh itu. Dalam foto tampak keadaan rumah yang masih lebih baik dari sekarang, dengan seorang ibu dan anak tersenyum sambil bergandengan tangan.
“ini foto Su Mingzhi, apa yang ingin anda buktikan dengan foto ini? Sudah jelas Mingzhi yang difoto jauh berbeda dengan anda.” dengan wajah serius Mrs. Ann mengatakannya.
“Memang benar! Tapi anda lihat foto ibuku yang sedang tersenyum ini. Bukankah anda bisa melihatnya melalui saya?” mengatakannya sambil tersenyum.
“Benar! Mereka berdua tampak sangat mirip, Bu!”
“saya masih belum percaya bahwa anda adalah Mingzhi.” dengan wajah yang semakin serius.
“haizzz! Bagaimana supaya ibu bisa yakin bahwa Mingzhi adalah saya?”
“Mingzhi selalu terluka, banyak bekas luka ditangannya... Tapi saya tidak melihat luka apapun di tangan anda. Mungkin luka sekecil itu tidak terlalu berbekas, tapi bagaimana dengan luka yang di terima Mingzhi di punggungnya? Luka itu dia dapatkan saat jatuh dari tangga. dan ada semacam beling yang tertancap agak dalam disana, saat itu saya orang yang mengeluarkannya.”
“Hah?!! Ibu guru Ann... Membantu mengobati punggung Mingzhi yang tertancap beling? Apa ibu Ann itu orang yang senang mendengar orang mengerang kesakitan? Fetish b**m kah? Astaga, aku baru tau!” pikir Bu guru Ann.
“Jika anda memang Mingzhi anda tidak akan keberatan menunjukkan punggung anda kan.”
“Ya ampun, lukanya sudah hilang karna Revitallize minggu lalu... Astaga! Tapi kalau tidak ku tunjukkan Ibu Guru Ann akan meragukanku, apa boleh buat.” pikir Mingzhi.
Mingzhi mulai membuka bajunya perlahan, terlihat bagian perut sampai lubang pusarnya.
“Sixpack abs?!!! Betapa kerennya cowok ini.” dalam Hati Wu Shuan yang curi-curi pandang.
“Astaga, aku tidak boleh terlihat malu didepannya, aku orang dewasa, seharusnya hal seperti ini tidak membuatku malu, kan.”
Mingzhi membuka bajunya seutuhnya lalu berbalik badan.
“Ya ampun, otot perut, otot tangan, otot leher, semuanya seperti sudah dilatihnya dengan baik. Apa anak ini atlet? Seorang model barangkali?!”
Wajah kedua perempuan itu merah dengan fikiran mereka yang mulai berfantasi kemana-mana.
“Egh ehmmm.... Bu Guru Ann. Ini sedikit memalukan jadi...” dengan wajah yang terlihat malu.
“Tidak ada! Tak ada bekas luka apapun. Ku, ku kulitmu mulus.” mengatakannya dengan gugup.
“Lukanya memang sudah tidak ada, tapi saya yakin Bu guru Ann tidak asing dengan tanda lahir di punggung saya. Jika hanya sekedar t**i lalat saja mungkin ibu tidak akan mengingatnya. Tapi tanda kecoklatan itu saya yakin ibu mengingatnya waktu mengobati saya.”
“Tanda seperti itu mungkin anda bisa membuatnya.”
“Kkkk... Kaka... Kalau begitu bagaimana jika menyentuhnya.... Pastikan apakah itu asli atau dibuat-buat.”
“Awawawawa~”
“Sa, sa saya sentuh ya!”
“Ahhhh... Tangan lembut itu menyentuhku lagi.... Mingzhi! Sadarlah! Dia itu gurumu. Jangan berpikir untuk....”
“Ini tidak dibuat-buat... Tapi mungkin saja kalau anda kebetulan memiliki tanda lahir yang sama dengan Mingzhi.”
“Astaga! Ibu masih tidak percaya pada saya?! Bagaimana saya membuat ibu percaya?... Eh! Tunggu (Menengok ke arah Wu Shuan). Nona muda! Mata anda memerah, jangan lupa berkedip nona.”
“Oh!!!”
“Maaf nona muda, rumah saya memang agak sedikit berdebu.”
“Ahh! Tidak apa-apa, saya hanya kelilipan sedikit tadi... Hehe.”
“Ya ampun, aku bahkan lupa berkedip. Apa aku terpesona pada cowok ini?! Sudah kuduga dia berbahaya.” pikir Wu Shuan.
“Bu guru Ann! Saya masih bisa membuktikan bahwa saya memang Su Mingzhi.”
“System tolong yakinkan dia, kumohon!” dalam hati Mingzhi.
“Dibalik lengan baju ibu, ada sebuah luka bekas cipratan minyak goreng, bukan?”
“Meskipun anda tahu itu, bukan berarti saya percaya pada anda. Bisa saja itu Su Mingzhi yang memberi tahu anda.”
“Baiklah kalau ibu bilang begitu, tapi hal yang ingin saya katakan adalah bahwa saya bisa menghilangkan luka itu tanpa bekas sedikitpun. Dan itu akan membuktikan bagaimana luka-luka pada tubuh saya menghilang.”
Mingzhi pergi ke kamarnya.
“System!!!”
“Permintaan terkonfirmasi! Harga minyak oles ini adalah 50 point emosi.” Kata System sambil menunjukkan item yang mirip seperti krim pelembab wajah yang digunakan oleh wanita.
“Ahh... Seperti yang diharapkan dari system, aku belum memberi tau yang ku mau dan system sudah menyediakan apa yang kubutuhkan.”
Minyak oles spesial merupakan item yang berguna untuk menghilangkan bekas luka apapun, skala bekas luka yang dibersihkan adalah bebas, tak melihat besar atau kecil bekas tersebut pasti akan menghilang sepenuhnya. Bila digunakan pada luka yang baru didapat maka item ini hanya akan menyembuhkannya secara perlahan. Gunakan secara teratur dan luka tersebut akan sembuh sepenuhnya.
“Wah... Ini hanya item yang berharga lima puluh point emosi, tapi khasiatnya bukan main. Aku sangat percaya pada yang direkomendasikan oleh system.”
“Baiklah saatnya kutunjukkan ini pada Bu guru Ann, dengan bantuan dari System kuharap dia akan percaya padaku.”
Mingzhi keluar dari kamarnya membawa krim yang didapatkan dari shop pada system.
“Bu guru Ann, gunakan minyak oles ini di lengan anda. Wadah minyak oles ini memang polos dan tidak mempunyai merk apapun karna saya yang membuatnya sendiri, saya bisa menjamin keamanannya.”
“Buatan sendiri.... Kalau anda memang bisa menjaminnya, maka saya akan menggunakannya, saya harap yang anda katakan semuanya benar. Dan saya akan percaya kalau anda memang Su Mingzhi.”
“Bu guru Ann! Jangan gunakan itu, perusahaan yang dikelola oleh orang tua saya adalah perusahaan kosmetik paling terkenal di provinsi ini, saya pikir... Untuk menggunakan produk yang tidak terdaftar, kemungkinan ini berbahaya.”
“Tidak apa, ibu akan coba. Kalau tidak, bagaimana ibu tau pria ini berkata jujur?”
“Tuan, sebaiknya anda bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Bu guru Ann.” dengan tatapan serius.
“Tentu saja! Saya akan menerima hukuman, dan jika diperlukan saya akan melayani Bu guru Ann seumur hidup saya.”
“Mememememe.... Melayani?!!!” pikir Wu Shuan dengan wajah yang mendadak merah menyala.
Mrs. Ann mulai mengoleskan krim itu di lengannya.
“Astaga! Sulit dipercaya, minyak oles ini membersihkan bekas luka saya seperti saya menghapus spidol di papan tulis. Benar-benar tidak menyisakan apapun. Kulit matinya terangkat dan kulit baru seaakan menggantinya dengan sekejap. Saya belum melihat ada minyak oles seperti ini sebelumnya, bagaimana anda membuatnya?”
“Ya ampun! Bahkan produk kosmetik termahal di tokoku tidak bisa membersihkan kulit mati seampuh krim yang dia berikan pada Bu guru Ann, apa dia benar-benar membuatnya?” dalam hati Wu Shuan.
Mingzhi tersenyum melihat luka yang dialami oleh Bu guru Ann sembuh sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh system.
“Mendiang Ibu saya yang meresepkannya, beliau dulunuya adalah dokter di bidang dermatologis. Sebelum beliau meninggal, beliau mewasiatkan ini pada saya. Jadi selama seminggu ini saya mencari uang untuk memenuhi jumlah tabungan yang akan saya gunakan untuk membeli bahan dari krim ini. Melakukan beberapa pekerjaan keras dan berolahraga sampai saya tumbuh setinggi ini, melakukan beberapa percobaan pada luka saya sampai krimnya benar-benar bekerja. Jadi... Itulah alasan saya tidak bisa hadir selama ini, Bu guru Ann, saya minta maaf... Bukan hanya untuk itu tapi karena tidak memberikan anda kabar sedikitpun.” lalu Mingzhi membungkuk meminta maaf.
“Kuharap dia percaya, dan yang terpenting sekarang aku tau, item yang kudapatkan dalam shop tidak hanya bisa kugunakan tapi orang lainpun bisa menggunakannya. Selain merasa senang, aku harus berhati-hati kalau-kalau suatu saat ada orang yang menyalahgunakan item dari System.” dalam hati Mingzhi.
“Aku masih tidak percaya!” wajah Mrs. Ann serius.
“Kalau begitu kakak bisa ke dapur dan tambah untuk beberapa porsi sup!”
“Eh! Dia memanggil Bu guru Ann kakak?! Apa aku tidak salah dengar?” dalam hati Wu Shuan dengan terkejut mendengarnya.
Lalu dengan tersenyum Mrs. Ann mengambil mangkoknya dan pergi ke dapur sesuai dengan yang Mingzhi katakan.
“Hmmm... Orang itu!” tersenyum sambil melihat ke arah Mrs. Ann yang berlari kegirangan ke arah dapur.
“Bu guru Ann! Bagaimana dengan masalah Mingzhi?!”
Bu guru Ann berhenti sejenak dan menoleh.
“Apa yang kamu bicarakan?! Dia itu Su Mingzhi.”
“Eh?!! Kok bisa?! Sejak kapan ibu percaya bahwa dia Mingzhi. Haizz... Bu guru lari ke dapur tanpa mendengar yang saya katakan.”
Mingzhi tertawa kecil.
“Sudah lupakan saja, beliau tidak akan mendengar anda kalau sudah seperti itu, kakak... Emmm maksudku Bu guru Ann, dia jadi sulit untuk mendengar perkataan seseorang kalau ada makanan yang enak di depannya.”
“Beliau benar percaya pada anda?!”
“Tentu, saat beliau berbicara dengan cara yang tidak terlalu formal barusan saya tau, beliau sudah yakin dengan cerita saya... Aiya! Betapa sulitnya meyakinkan Bu guru Ann. Beliau orang yang cepat sekali berubah moodnya seperti yang anda lihat!”
“Kalau anda adalah Su Mingzhi yang sebenarnya, berarti anda sudah lama mengenal Bu guru Ann. Saya bahkan baru tahu setelah sekarang, dibalik sosoknya yang serius dan berwibawa, ternyata beliau kekanak-kanakan sekali.”
“Benar! Keras kepala juga... Haha, jangan katakan pada siapapun orang di kelas maupun di sekolah, beliau sudah membangun imagenya sedemikian untuk mempermudah pekerjaannya. Bisakah anda melakukannya?”
“Umm... Karna anda adalah Su Mingzhi, dan anda merupakan teman sekelas saya... Bagaimana kalau kita bersikap selayaknya teman sekelas? Anda juga tidak perlu bersikap terlalu formal mulai sekarang...” Wu Shuan mengatakannya dengan memperlihatkan wajah yang malu-malu.
“Uhhh.... Teman sekelas ya, maaf nona muda..”
“Ketua kelas saja! Atau... Kau boleh memanggilku Wu Shuan...” Mode putri malu.
“Memanggil nama mungkin sedikit terlalu.... Kalau begitu ketua kelas saja, maaf ya... Aku tidak terlalu memperhatikanmu saat dikelas, aku hanya beberapa kali melihatmu, aku juga tidak tau kalau kamu ketua kelas, yang ku tau Wu Shuan adalah nama ketua kelas dan aku baru tau ternyata Wu Shuan adalah kamu.... Emm.... (menundukkan kepala sambil menggaruk bagian belakang kepala dengan wajah yang tersipu malu, tangan kanan ingin menjabat tangan Wu Shuan.) salam kenal! (tersenyum seketika).”
“Salam kenal juga teman sekelas Su!”
“Ya ampun apa-apaan ekspresinya ketika tersipu malu?! Dia cowok tapi ntah kenapa aku merasa dia itu... Imoet bingitz!”
Bu guru kembali dengan Mangkok penuh.
“Hehe... Mingzhi, sudah kubilang kamu bisa dapat teman kalau kamu mau berusaha! Good job!”
“Kakak! Sudah kubilang berapa kali kalau makan itu jangan bicara... Kau ini!”
“Ah!!! Aku keceplosan. Seharusnya aku tak memanggilmu kakak saat ketua kelas Wu ada disini.”
“Sudahlah... Wu Shuan juga boleh memanggilku kakak saat tidak di sekolah, lagipula dia ini teman pertamamu sekarang, jadi kakak tidak keberatan kalau Wu Shuan ingin memanggilku kakak.” Sambil mengunyah makanannya.
“Bu guru Ann, setidaknya bersikaplah seperti seorang pendidik di depan murid anda.” Wu Shuan mengatakannya dengan tersipu.
“Kaku sekali! Orang kaku gak bakal laku loh... Kalian lanjut mengobrol saja aku mau makan supku.” lalu pergi ke dapur lagi.
“System.... Terimakasih!!! berkatmu aku berhasil meyakinkan mereka. Kau menyelamatkanku lagi kali ini.” dalam hati Mingzhi dengan senyum bahagia.
****