• Hubungan
Click! Suara layar pembaca kartu identitas, portal pun terbuka. Mingzhi kembali bersekolah setelah meluruskan beberapa kesalahpahaman yang dia alami tempo hari.
Seseorang dengan seragam security lari sambil membawa stick besi berhenti di depan Mingzhi.
“Kamu, kamu adalah orang yang diusir dari sekolah beberapa hari yang lalu, kan? Apa kamu mencuri kartu pelajar lagi untuk masuk?!”
“Tenang pak! Biar saya jelaskan. Saya tidak mencuri kartu pelajar siapapun, ini memang milik saya. Kemarin hanyalah sebuah kesalah pahaman, tapi sekarang semuanya sudah diluruskan, bapak bisa bertanya pada Mrs. Ann. Beliau wali kelas saya.”
“dengar nak! Sangat tidak mungkin membohongiku disekolah ini, dan mengaku sebagai murid. Aku hafal semua wajah orang yang keluar masuk ke akademi ini baik itu guru ataupun murid.”
“Dih... Padahal kemarin kau membiarkanku masuk begitu saja, penjagaanmu makin ketat karna ada kejadian kemarin.” pikir Mingzhi sambil memasang wajah datar.
“Kau harus tau, di akademi elit ini semua siswanya dari kalangan atas, pakaian mereka adalah barang mahal tidak seperti yang kau pakai. Seingatku hanya ada satu siswa dengan pakaian lusuh yang bisa masuk kesini.” dengan nada menyombong.
“Orang yang anda bicarakan adalah saya.”
Security itu mulai emosi.
“Nak! Sebaiknya kau pergi atau aku akan menendangmu keluar secara kasar.”
Mendengar suara dengan nada tinggi dari pak Security memancing beberapa orang ke arah suara itu berasal.
“Apaan tuh ribut banget?!”
“Sepertinya security kita sedang mengusir pengemis dari sini.”
“Kalau diliat baik-baik bukannya itu dewa basket, ya? Cowok ganteng yang kemaren bikin satu sekolah heboh!”
“Eh iya! Itu kakak ganteng. Aku mau kesana ah! Aku kan belum dapet nomernya.”
Mendadak banyak orang mengerumuni pintu masuk.
“Kakak dewa basket! Kakak kembali, apa mencariku?!”
“Lontay! Ke GR an banget sih! Kemaren dia berjanji mengajariku trik basket, sudah pasti dia mencariku.”
“Kakak manis, tidak lupa dengan makan malam kita, kan?”
Keramaian mulai disebabkan oleh para gadis yang tanpa henti merayu Mingzhi, lalu disela-sela keramaian itu masuk seorang cowok yang mencoba memaksa lewat menerobos kerumunan orang.
“Ku kira apa! Ternyata hanya orang yang mengaku-ngaku murid yang mencoba menerobos masuk sekolah kita. Security! Orang ini pasti pengemis yang ingin mengeruk uang para siswa disini.” dengan Nada songong.
“Apa yang kau katakan pada kakak ganteng?!” beberapa orang mulai kesal dengan pernyataan cowok itu.
“Cihh! Gila! cewek-cewek malah membelanya dan memarahiku!” dalam hati.
“lihat saja pakaiannya, kurasa kalau dia punya 500 yuan dia bisa membeli pakaian yang lebih bagus.”
“Ya ampun, benar juga. Meskipun kakak itu ganteng, kalau tidak kaya dia hanya akan menurunkan status kita saja.”
“Benar juga, dia tidak selevel dengan kita.”
Kerumunan orang itu mulai memberikan sifat yang sebaliknya.
“Anak anying! Enak-enak farming point malah dia datang bikin kacau... Kelihatannya aku harus menandainya juga.” pikir Mingzhi sambil memandang wajah orang yang memprovokasinya.
“Karna kau adalah orang suruhannya Li Saoqi untuk memenangkan turnamen basket untuk sekolah kita beberapa hari lalu maka aku... Jia Jixin. Akan memberikanmu sedikit kemurahan hatiku. Kalau itu Li Saoqi, mungkin dia akan memberikanmu uang 1000 yuan untuk membantunya. Kalau begitu aku akan memberimu 1500 yuan (mengeluarkan sejumlah uang lalu melemparnya pada Mingzhi). Ambillah! Sekalian beli baju. Setidaknya kalau kau menorobos masuk kesini lagi mungkin kau akan bisa mengelabui security.” Jia Jixin tersenyum dengan wajah yang meremehkan Mingzhi.
“Yah... Setidaknya Jia Jixin lebih baik daripada cowok itu, dia punya status dan keluarganya juga kaya. Modal tampang saja tidak akan berguna jika tidak punya uang.”
Mingzhi mengambil setumpuk uang yang bertaburan di lantai.
“Benar! Ambil itu... Kau membutuhkannya, setelah ini kau tidak perlu mengemis untuk beberapa hari! Jika uangmu habis datanglah kepadaku! Jia Jixin! Hahahaha!”
“Jia Jixin memang baik hati! Dia memang cowok yang dermawan.”
“Apa ini hanya perasaanku saja, tapi Jia Jixin terlihat lebih tampan sekarang.
“Hahaha... Memangnya kenapa kalau kau tampan?! Mendapatkan perhatian tidak cukup modal tampan saja, dengan uang kau bisa membeli semua perhatian yang kau butuhkan!” dalam hati Jia Jixin sambil menatap kebawah melihat Mingzhi mengambil uang di lantai.
Mingzhi berdiri di depan Jia Jixin... Menggenggam uang yang dia ambil dengat erat, lalu melemparkannya tepat ke wajah Jia Jixin.
“Kau...” Jia Jixin menutup wajahnya dengan sebelah tangan sedangkan satunya menunjuk ke arah Mingzhi.
“Hei bocah kaya dengar ini baik-baik, kau tidak tau betapa bersusah payahnya orang di pabrik semen untuk mendapatkan uang seribu lima ratus yuan dalam sebulan, bekerja dari pagi hingga petang sampai punggung pegal dan kaki gemetar. Mereka yang susah payah memberikan sesuap nasi dengan uang seribu lima ratus yuan selama sebulan untuk keluarga mereka. Lalu kau melemparkannya begitu saja! Jangan terlalu meninggikan dirimu b******k!!!” Mingzhi melihat dengan tatapan penuh dengan kemarahan.
“Kau, beraninya kau menyakiti wajahku! Bahkan jika kau memanggilku kakek sepuluh kali aku tidak akan memaafkanmu. Keluarga Jia ku tidak akan membiarkanmu begitu saja setelah kau melukaiku.”
Seseorang datang dengan tiba-tiba dan melayangkan tamparan ke wajah Jia Jixin.
“Anak kelas satu berani memukul seniornya! Dasar j*lang!”
“Jangan membicarakan senioritas didepanku, kau merendahkan teman sekelasku dengan status yang kau miliki. Paman Jia sepertinya tidak terlalu beruntung memiliki anak sepertimu, paman Jia bekerja sebagai manager di perusahaan cabang dengan baik selama ini. Tapi dengan satu titah dariku saja maka...”
“ahhh! Nona Wu! Anda nona Wu! Maafkan saya, saya tidak tau dengan siapa saya bicara!” tiba-tiba bersujud dan memohon pada Wu Shuan.
“Minta maaflah padanya. Tentunya aku akan memaafkanmu juga karena memanggilku J*lang.”
“Su Mingzhi ini, dia dulunya adalah orang yang mudah ditindas. Selain dirinya yang berubah sikapnya pun ikut berubah. Dia tak tau dengan siapa lawan bicaranya, tidak peduli seberapa tinggi status sosialnya Su Mingzhi ini akan tetap melawannya. Padahal hanya bocah miskin yang tidak punya orang tua, kenapa harus seangkuh ini... Cihhh!” dalam hati Wu Shuan dengan tersenyum melihat Mingzhi.
Semua yang melihat Wu Shuan terkagum-kagum.
“Ah... Seperti yang diharapkan dari dewi sekolah kita, meskipun Jia Jixin memanggilnya dengan sebutan kasar, dia masih bisa memaafkannya. “
“Tak hanya cantik, dia juga selalu baik, dia membela orang tidak memandang bagaimana statusnya.”
“Memang layak menjadi dewi sekolah kita.”
“Sa, sa saya minta maaf! Maafkan saya karena bertindak tidak sopan pada anda, saya harap anda bisa memaafkan saya.”
“Ambil uangnya, jangan seenaknya menghambur-hamburkannya hanya karna kau kaya. Beberapa orang tidak seberuntung dirimu!”
“Teman sekelas Su?! Apa kau maafkan dia?”
“Tentu saja, yang terpenting dia sudah meminta maaf. Ketua kelas, terimakasih sudah membelaku.”
“Barusan Wu Shuan memanggilnya teman sekelas Su, kan?”
“Iya, aku juga ingat kalau kemaren dia juga mengaku sebagai Su Mingzhi murid kelas 1-3.”
“Mohon perhatian semuanya, kalian semua harus tau, kalau laki-laki yang berdiri di samping saya adalah Su Mingzhi, dia teman sekelas saya. Jika kalian memikirkan Su Mingzhi yang tidak tinggi dan tidak tampan, kalian benar! Orang yang kalian pikirkan adalah dia.”
“Maaf teman sekelas Su, mengataimu tidak tampan dan tidak tinggi, aku hanya ingin mereka menerimamu.”
“Ahh! Tidak apa ketua kelas! Aku mengerti.”
“Jadi dia Mingzhi? Bagaimana dia berubah seperti itu? Aku tidak bisa percaya.”
“Tapi kalau Wu Shuan yang mengatakan demikian maka...”
Pada hari itu seluruh akademi merasa percaya tidak percaya dengan yang terjadi pada Mingzhi. Mereka bertanya tentang bagaimana dan apa saja yang Mingzhi lakukan sampai dia berubah sedrastis itu.
****
Dikoridor menuju ke kelas banyak wajah melongo di kiri dan kanan, melihat dua orang berjalan bersama, yang laki-laki sangat tampan, dan yang perempuannya pun sangat cantik, siapapun yang melihat mereka saat itu pasti cemburu dengan apa yang dilihatnya.
“Selamat pagi semuanya!” dengan senyuman ramah Wu Shuan menyapa semua orang di kelas.
“Selamat pagi ketua ke....las. Eh! Dewa basket?!”
“Ya ampun dia datang lagi, bukanya kemarin Mr. Song sudah memperingatinya.”
“Teman-teman dengar! Orang yang disampingku ini adalah Su Mingzhi teman sekelaa kita, yang terjadi kemarin adalah kesalah pahaman kita.”
“Mingzhi?! Si kerdil itu dia?!”
“Wu Shuan, meskipun kau yang bilang begitu... Dilihatpun mereka berbeda bukan? Kenapa kau bilang dia adalah si kerdil?”
“Benar, dia adalah orang yang disewa Saoqi untuk memenangkan pertandingan melawan Guangdong.”
“Kalian mungkin tidak percaya, tapi kemarin aku dan Wali kelas Ann sudah mengonfirmasinya. Dia adalah Su Mingzhi teman sekelas kita.”
“Tidak apa ketua kelas! Sama halnya dirimu dan Bu guru Ann, mereka juga tidak akan mudah untuk percaya.” Mingzhi menyela pernyataan Wu Shuan.
Mingzhi melangkah berdiri di depan papan tulis tempat guru menerangkan pelajaran, dihadapan bangku bertingkat yang berbentuk setengah lingkaran memungkinkan semua orang melihat Mingzhi ditengah-tengah.
“Aku... Jarang mengangkat wajahku, beberapa dari kalian, aku tidak bisa mengenal wajahnya. Aku tak terlalu mengenal siapa kalian, dan siapa nama kalian aku pun tak tau. Tapi! Li Saoqi, Wang Zhiqing, Nalan, Fang Xiaoran, Wu zi, Liu Liurong, pria yang duduk dipojok itu (sambil menunjuk), dan yang memakai baju berwarna hitam di tengah. Ku rasa aku paling dekat dengan mereka semua.”
“Apa maksudmu menyebut nama kami, hubungan dekat apa?! Aku bahkan tidak kenal kau!” Kata Saoqi.
“Bre! Bukannya kau menyuruhnya bertanding kemarin, kau tidak mengenalnya?” Kata Zhiqing.
“Apa Li Saoqi berbohong pada kita semua?”
“Bukan, aku tidak berbohong... Aku. Aku memang mengenalnya, tapi tidak dekat seperti yang dia bilang.”
“Kau! Hubungan dekat apa yang kami miliki denganmu?!!!” Li Saoqi berdiri sambil memukul bangku.
“Heee... Kalian sudah lupa? (kemudian menutup mulutnya dengan tangan). Tentu saja... Hubungan Para pembully dengan seorang yang dibullynya.” sambil tersenyum di depan semuanya Mingzhi mengatakanya.