• Paman Hwan
Suara pukulan yang begitu keras membuat semua orang tertegun, Ah Wei yang dipukul oleh paman Hwan tidak bergerak lagi dan terkapar di tanah. Semua yang melihat senyum pria itu meringis ketakutan.
“Paman Hwan? Pukulannya begitu kuat, aku tau kalau dia itu seorang mandor dari pabrik semen, selain menyuruh orang lain mengaduk dan menyunggul karung semen aku tidak pernah melihat dia melakukan hal-hal berat. Jadi kupikir dia tidak memiliki tubuh yang kuat, terlebih dia itu sudah tua, apa dia bahkan mampu mengangkat satu karung penuh semen? Dia selalu memakai jaket tebal tidak peduli itu musim panas atau musim dingin, jadi aku tidak pernah mengetahui tubuhnya seperti apa. Tapi setelah dia menunjukkan ini, satu hal yang pasti.... Dia kuat!” dalam hati Mingzhi yang tertegun.
Para berandalan lain menarik tubuh Ah Wei ke belakang.
“Yo! Anak muda! Paman ini akan menggantikan orang tua kalian untuk mengajarkan kalian bagaimana menghormati orang yang lebih tua.” Paman Hwan mengatakannya sambil melemaskan tubuhnya.
“Seram! Sebenarnya paman Hwan orang yang mengerikkan.” pikir Mingzhi.
“Pak tua! Jangan berlebihan, kami berjumlah belasan orang, dan kalian hanya berdua.” kata Ah Xiong.
“Tidak-tidak! Jangan bawa-bawa keponakanku, dia tidak akan kubiarkan melawan kalian.” jawab Paman Hwan.
“Cihhh! Sombong! Sadari umurmu orang tua, kau itu sudah hampir tercium seperti tanah, rawat saja tulang rapuhmu itu. Mencoba mengalahkan kami seorang diri?!”
Paman Hwan menggelengkan kepalanya.
“Haaa.... Inilah kenapa aku tidak terlalu suka bocah jaman sekarang. Kalian belasan orang yang tak tahu diri dan tak tahu sopan santun, dan kalian juga sepertinya tidak tahu sekolah itu seperti apa. Di sekolah.... Satu orang guru mengajar lusinan muridnya. Apa kalian mengerti itu? Di usia kalian yang lebih muda dariku, tidak akan terlambat untuk kembali ke sekolah dan belajar.”
“Tua bangka!”
Ah Xiong maju dan dengan cepat menendang kepala mengarah ke pipi kiri paman Hwan. Paman Hwan mengkerucutkan telapak tangannya dan dengan sigap dengan tangan sebelah kanannya paman Hwan mematok kaki Ah Xiong sebelum mengenai pipi paman Hwan.
Kaki yang digunakan menendang terpental sedikit dan dengan menggunakan sedikit tenaga Paman Hwan mendorong tubuh Ah Xiong. Kaki Ah Xiong yang terkena patokan dari Paman Hwan mencoba menyanggah tubuhnya, sedikit kaki itu menyentuh tanah dan rasanya seperti kaki itu menginjak kabel bertegangan tinggi. Ah Xiong terjatuh.
“Argggh!!! Kakiku, kakiku! Ini sangat sakit, ini seperti tersetrum. Rasanya kakiku terbakar. Apa yang kau lakukan pak tua?!” Ah Xiong berguling-guling sambil mengerang.
“Menurutmu apa? Aku hanya memberimu pelajaran. Dilarang menaruh kakinya di atas kepala orang yang lebih tua.”
“Paman Hwan tidak menghindari serangannya sama sekali, malahan saat kaki berandalan itu mendekati wajahnya, paman Hwan bahkan tidak bergeming sedikitpun. Dia hanya menggunakan sedikit tenaga untuk menangkis tendangan itu, tunggu! Apa itu bahkan terlihat seperti paman menangkisnya? Tidak! Dia menyerang juga, kalau tidak bagaimana berandalan itu malah kesakitan. Siapa sebenarnya paman Hwan ini?” dalam hati Mingzhi.
“Kalian kenapa diam saja?!! Hajar tua bangka ini untukku! Bunuh dia!”
Mendengar perintah Ah Xiong bukannya kelompoknya segera bertindak tapi malah membuat bulu kuduk mereka berdiri, wajah mereka menyiratkan ketakutan. Melihat seorang pria tua yang tersenyum sambil melirik manatap setiap mata mereka dalam-dalam.
Kaki para berandalan itu gemetar, otak mereka tidak mampu memproses perintah Ah Xiong dengan cepat. Mereka terus memikirkan tentang apa dan bagaimana seharusnya mereka bertindak.
“Sial! Apa yang harus kulakukan?”
“Pria tua ini jelas tidak sederhana, tatapan matanya seperti menelan kita kedalamnya, itu saja cukup untuk menekan lawan yang menatapnya balik. Dan perasaan kuat yang dia pancarkan, ini... Intimidasi yang sangat kuat.”
“Ah Xiong benar-benar gila, bunuh katamu?! Kau pikir bagaimana kita melakukannya. Pak tua ini tidak merasa gelisah sedikitpun, bahkan setelah mengetahui dia kalah dalam jumlah dia malah tetap bisa mempertahankan senyumannya. Siapa orang ini?”
“Ketua Li hanya bilang untuk berurusan dengan seorang bocah SMA, dia tidak pernah mengatakan kalau sebenarnya disini ada seorang master yang melindunginya, tidak! Seorang master tidak akan memancarkan aura seperti ini. Dia Grandmaster!!!”
“Terasa seperti belasan kelinci yang menunjukkan cakarnya pada harimau yang tengah meringkuk. Situasi ini... Kitalah kelincinya.”
Ah Xiong memerintah mereka dengan suara lantang hingga para berandalan itu tersadar dalam lamunan mereka.
“Bodoh!!! Apa kalian tuli?! Cepat bunub dia!”
Mereka mengeluarkan pisau lipat dari saku mereka, walau wajah mereka penuh dengan keringat dingin, mau tidak mau mereka harus maju.
Tiga orang mulai berlari kedepan mengarahkan pisaunya ke arah paman Hwan.
“Gawat! Mereka mengeluarkan senjata tajam. Paman Hwan dalam bahaya!” Pikir Mingzhi. Dengan cepat Mingzhi berlari melewati paman Hwan.
Berandal yang berlari cepat segera menyadari Mingzhi dan dia mulai menusukkan pisaunya pada Mingzhi secara reflek. Mingzhi segera menendang perut berandal itu. Kaki Mingzhi yang lebih panjang daripada tangan berandal itu berhasil menjauhkan pisau itu dari perutnya.
Satu orang terjatuh sambil memegangi perutnya, datang lagi orang dibelakangnya mencoba mengarahkan pisaunya ke leher Mingzhi. Dengan cepat Mingzhi menutup jalur pisau itu dengan tangannya. Telapak tangan berandal yang memegang pisau ditangkap oleh Mingzhi. Dengan sedikit tekanan jempol pada telapak tangan berandal, membuat Mingzhi berhasil mengendorkan pegangan berandal pada pisau dan berhasil mendapatkan pisaunya.
Mingzhi memukul kepala berandal itu dengan gagang pisau. Berandal itu terjatuh kedepan, selang beberapa saat ketika kepala itu mulai terjatuh, sebuah pisau melesat dari arah kepala itu. Dengan cepat mengarah ke wajah Mingzhi, dengan reflek lebih cepat, bagian tajam dari pisau bertemu dengan pisau yang dipegang Mingzhi. Mingzhi maju sambil menangkinya, menghempaskan tangan berandal melalui kepala Mingzhi. Mingzhi maju dan menyelingkan tangannya ke leher berandal itu, sedangkan kaki Mingzhi di silangkan melalui kaki berandal itu. Dengan sedikit dorongan Mingzhi membanting berandal itu ketanah dan dengan cepat memukul hidung berandal tersebut.
“Hooooo.... Tidak buruk! Tidak buruk nak! Kau mengejutkan pamanmu, tak kusangka kau memiliki beberapa kemampuan. Kau mampu menerjang pisau yang tajam dan matamu tidak berkedip sedikitpun, keberanian semacam itu kau dapatkan dari mana?” Paman Hwan Terkesan dan mendekat ke arah Mingzhi.
“Apa kau belajar seni beladiri? Gerakanmu sangat halus dan tepat pada sasaran, reflekmu luar biasa, tenaga yang kau keluarkan juga sedikit, bahkan melawan tiga orang dewasa yang jauh lebih kuat, aku tidak melihatmu ngos-ngosan.” sambung paman Hwan sambil menepuk pundak Mingzhi.
“Katakan padaku! Siapa mastermu?”
“Master? Master apa? Aku mempelajari teknik pertarungan dengan melihat gerakan dari orang-orang yang pernah kulawan, dan kebanyakan gerakan aku melihatnya dari film-film. Semuanya berkat skill memory photography dari System. Apa aku harus mengatakan belajar dari System?! Mana mungkin?” Pikir Mingzhi.
“Haha! Aku hanya asal memukul, paman.”
“Hah? Kau tidak mau memberi tahuku?! Dasar bocah bau!”
Seseorang kembali berlari menerjang dengan sebuah pisau lipat ke arah Mingzhi.
Paman Hwan menghentikan pisaunya tepat dengan menggenggam bagian tajam pisau itu.
“Paman Hwan?!!”
Semua orang tercengang.
“Hah?! Orang itu baru saja menangkap pisau itu dengan tangan kosong.”
“Dia tidak terluka, lihatlah! Bahkan tidak ada darah mengalir dari telapak tangannya.”
Orang yang menusuk paman Hwan merasa kebingungan dan gemetaran.
“Di di dia kebal terhadap pisau! Ti tid tidak salah lagi. Beliau seorang Grandmaster!”
“Grandmaster!!! Maafkan junior ini yang gagal melihat dan tidak memperlakukan Grandmaster dengan layak dan telah berlaku tidak sopan di hadapan Grandmaster!” Berandal itu bersujud di bawah kaki paman Hwan.
Semua berandal dibelakang kehilangan niat bertarung mereka dan serentak mereka bersujud juga.
“Maafkan kami Grandmaster, mata kami gagal melihat keagungan yang dimiliki oleh gunung Taishan. Kami tidak akan berani!”
“G g grandmaster?! Paman Hwan?!” wajah Mingzhi Shock dan sepenuhnya merasa terkejut dengan pemandangan yang dia lihat.
“Sial! Ternyata aku malah menyinggung seorang Grandmaster, aku telah bertindak tidak sopan dihadapannya, bisa gawat kalau dia tidak membiarkan kami pergi dari sini dengan mudah.” Pikir Ah Xiong.
“Pulanglah! Tampar dari kalian sampai ke mobil dan jangan pernah mengganggu keponakanku lagi, jika aku melihat kalian di daerah ini lagi maka aku tidak akan biarkan kalian pulang dengan bagian tubuh yang utuh.”
“Ba baik baik Grandmaster, maafkan junior ini yang telah berani melayangkan tendangannya kepada grandmaster.”
“Pulanglah!!!” Paman Hwan memberikan tatapan yang mengancan berandalan itu.
Tanpa banyak berkata-kata mereka pergi dengan lari tunggang-langgang menjauh dari rumah Mingzhi.
“Paman Hwan benar-benar luar biasa, sosoknya yang ramah dan murah senyum, dibalik itu semua dia merupakan orang dengan perangai yang sangat ganas. Para berandalan itu lari tunggang langgang setelah menyinggungnya. Aku tidak tau sebenarnya paman Hwan ini siapa?” dalam hati Mingzhi.
“Kalau tidak salah mereka mengatakan dari organisasi harimau giok? Bagaimana kau bisa menyinggung orang-orang itu, Nak?”
“Aku hanya sedikir berkelahi dengan mereka, apa paman tau organisasi harimau giok?”
“Yah... Itu organisasi besar di kota Sanming, pemimpinnya adalah orang jahat dan merupakan pemimpin dengan otoritas tertinggi di dunia bawah tanah kota Sanming.”
“Paman tahu tentang mereka, padahal disini adalah daerah pinggiran, bahkan daerahku jarang bersinggungan dengan kota, tak ada hal menarik disini, ini hanyalah daerah sederhana dimana seseorang bisa hidup tenang dengan berkumpul bersama keluarga mereka di siang dan malam hari. Jika paman Hwan saja bisa tau nama mereka itu artinya reputasi organisasi Harimau Giok benar-benar bukan omong kosong belaka. Cerita tentang Sanming dikendalikan oleh organisasi dunia bawah, Organisasi Harimau Giok. Semuanya benar.” pikir Mingzhi.
“Paman Hwan telah terlibat dengan urusan ini tanpa sengaja saat dia menolongku, para berandal itu pasti akan menceritakannya, dan kabar ini akan segera sampai ke telinga Li Yifei. Takutnya dia akan mengirim orang dengan jumlah lebih banyak untuk berurusan dengan Paman Hwan. Dan hal ini bisa sangat membahayakan paman. Aku harus meminta bantuan System dan segera menyelesaikan ini dengan caraku.” pikir Mingzhi.
“Mana mungkin hanya karna berkelahi dengan salah satu anggota Harimau Giok akan membuat kelompok dengan banyak sekali orang menyerangnya. Umumnya hal seperti itu tidak akan terjadi kecuali Su Mingzhi sudah menyinggung salah satu petinggi atau orang penting dalam organisasi tersebut.” pikir paman Hwan.
“Nak! Sepertinya masalah disini sudah selesai, bawa aku masuk! Awalnya aku kemari karna aku ingin kau memasakkanku sesuatu.”
“Ah! Benar juga! Karena paman sudah membantuku membereskan mereka, aku akan memasakkan paman masakan yang lezat! Mari masuk paman!”
****
Di dapur, Mingzhi mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi seseorang.
“Zhiqing!”
“haha! Saudara Su, kau menelponku. Selamat malam! Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan denganku?”
“Beritahu aku dimana lokasi markas besar organisasi Harimau Giok!”
****