BAHASA IBU

1652 Kata
 • BAHASA IBU Langit merah menandakan senja sudah tiba, langkah kaki yang ramai, suara kendaraan terdengar untuk segera keluar dari gerbang. “Saudara Su, terimakasih untuk krim yang kau berikan, lukaku tidak nyeri lagi.” Zhiqing menepuk pundak Mingzhi. “Haha... Benar-benar! Aku awalnya khawatir memiliki bekas luka di wajahku yang tampan ini, sekarang aku tidak perlu khawatir akan hal itu. Terimakasih teman sekelas Su.” kata Liurong. “Em... Baili, apa kau pikir kulitku semakin bersinar?” “Wu Zi! Kau merusak image mu sebagai pria sangar kalau mengatakan hal itu.” “Haha... Tapi krim itu benar-benar bagus untuk kulit.” “Sudahlah, itu sebagai tanda perminta maafku pada kalian karena bersikap berlebihan.” “Saudara Su, dulu kami juga bersikap keterlaluan padamu, lebih dari yang kau lakukan pada kami. Aku... Secara pribadi merasa menyesal telah memperlakukanmu seperti itu. Jujur... Jika kau masih menyimpan dendam padaku, maka kau boleh memperlakukanku lebih buruk.” “Tidak perlu, mengetahui kau merasa seperti itu bagiku sudahlah cukup. Wang Zhiqing... Kuharap kita bisa berteman kedepannya.” “Teman sekelas Su, kamipun merasa begitu! Kurasa kita semua harus berteman mulai sekarang, kita harus sering berkumpul bersama nanti... Hahaha.” Liurong merangkul pundak Mingzhi. “Aneh rasanya melihatmu lebih tinggi.” Sambung Liurong. “Teman sekelas Su! Ayo... Kurasa mommyku sudah menunggu kita.” “Ketua kelas Wu? Kau dan saudara Su mau kemana?” “Kami berdua akan makan malam bersama, mommyku telah mengundangnya untuk datang.” Semua lelaki yang mendengar pernyataan itu terperanga, bukan hanya Zhiqing dan kawan-kawannya, tapi para lelaki yang hendak pulang dan berada di dekat mereka juga terkejut mendengar itu. “Ma, ma, makan malam? Dengan dewi sekolah kita Wu Shuan?” “Teman-teman, aku harus pergi.” Wu Shuan dan Mingzhi berenjak pergi dari sana, semua yang melihat hal itu hanya bisa terpaku tanpa mengatakan apapun. **** Di dalam mobil. “Ehem! Em... Teman sekelas Su, mulai sekarang... Bolehkah aku memanggilmu Mingzhi seperti Bu guru Ann memanggilmu?” Wu Shuan mengatakannya tanpa melihat Mingzhi, dengan wajah memerahnya dia mencoba menyembunyikannya. “Emm... Tentu saja.” Mingzhi tersenyum sambil melihat Wu Shuan. Wu Shuan menghadapkan wajahnya pada Mingzhi, mereka saling bertatap tanpa sengaja, Wu Shuan sedikit tersentak dan wajahnya semakin merah. “Kkk, kkau... Kau juga boleh memanggilku Wu Shuan.” “Umm!” Mingzhi tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Ya ampun.... Wajahku panas sekali, apa aku terlihat memerah dihadapannya? Ah! Pasti dia berpikir macam-macam sekarang, tidak mungkin aku dibuat tersipu oleh orang miskin ini. Eh?! Apa aku mulai menyukainya? Tidak mungkin!” dalam hati Wu Shuan yang salah tingkah. Wu Shuan terlihat begitu salah tingkah, Mingzhi tidak memperhatikan itu dan dia memikirkan Zhiqing dan kawan-kawannya sambil melihat keluar jendela. “Teman ya?? Ibu... Sepertinya kau bisa tersenyum sekarang, anakmu ini telah berhasil memiliki teman. Istirahatlah dengan tenang, perhatikan diriku dari surga sana dan tak perlu khawatir. System bersamaku.” **** Mingzhi sekarang telah berdiri di depan sebuah restoran yang sangat mewah, lantai pertamanya saja memiliki beberapa tingkatan yang harus di jajaki. Tampak orang dengan setelan serba mahal berlalu lalang. Mingzhi tak henti-hentinya melihat ke atas ke arah lantai tertinggi yang dimiliki gedung itu. Tak peduli bagaimana, hal itu memberikan rasa kagum kepada Mingzhi. “Nona muda Wu! Wajah nona muda beberapa kali telah muncul di televisi, nona Wu merupakan pelajar terbaik dengan nilai tertinggi seantero negeri. Saya, meskipun sebagai orang luar, saya pribadi merasa bangga terhadap pencapaian Nona muda Wu.” kata seorang penyambut tamu di depan pintu restoran. “Ah! Terimakasih banyak!” Sang penyambut tamu melihat pada Mingzhi yang sibuk mengagumi betapa megahnya restoran itu. “Hmmm... Apa pemuda ini datang dengan nona Wu? Wah... Dia tampan sekali, apa dia pacarnya nona muda? Tapi... Kenapa pakaiannya terlihat begitu murahan?” dalam hati penyambut tamu itu. “Nona Wu! Selamat datang! Kami menyambut anda! Nyonya besar sudah menunggu anda.” kata seorang pria menggunakan baju pelayan ala eropa yang dengan sopan mempersilahkan Wu Shuan masuk. “Ah! Anda pasti tuan muda yang dibicarakan oleh nyonya besar. Saya charless menyambut kedatanagan nona Wu dan tuan muda! Mari... Biar saya antar tuan dan nona masuk.” Mereka bertiga masuk sesuai dengan arahan pria sopan itu. “Ya ampun... Pemuda yang bersama nona muda Wu sangat tampan.” Penyambut tamu di depan pintu tersebut mengatakannya sambil terpesona pada Mingzhi. “Iya sih... Tapi pakaiannya terlihat tidak mahal sama sekali, malahan... Terlihat miskin, apa pemuda itu miskin?” “Ishhh! Mana mungkin nona muda mau pada pria yang tidak sederajat dengannya.” **** Mingzhi dan Wu shuan masuk ke ruang makan yang sangat megah, luasnya bahkan bisa lebih dari lima belas kali rumah Mingzhi. Mingzhi berjalan sambil melihat sekelilingnya, dia tidak berhenti terpesona dengan betapa mewahnya tempat itu. Sang pelayan menarikkan kursi Wu Shuan dan Mingzhi. “Tuan dan nona muda, silahkan duduk!” “Terima kasih!” kata Wu Shuan. Mingzhi juga ikut mengucapkan terimakasih, tapi Mingzhi tanpa sadar juga ikut membungkuk seperti yang dilakukan oleh sang pelayan. Meskipun hal itu terlihat sopan, namun membungkuk pada seorang pelayan dianggap hal yang memalukan. Beberapa orang yang melihat hal itu tertawa sambil menutupi mulutnya. “Selamat sore Aunty Wu!” Mingzhi memberi salam pada Nyonya Wu, dan tampak orang di samping nyonya Wu terlihat memandangi Mingzhi tanpa berkedip sedikitpun. “Nak Su! Kau sudah sampai.” “Em...” Mingzhi kebingungan melihat ke arah Wu Shian yang terus menerus memandanginya. Wu Meilin mengejutkan Wu Shian dengan menendang kaki Wu Shian. “Ah! Hai! Namaku Wu Shian, aku kakaknya Wu Shuan! Kau pasti Su Mingzhi ya! Mommy bercerita sedikit tentangmu.” Wu Shian terkejut dan tanpa sadar menyodorkan tangannya ke arah Mingzhi. Mingzhi tersenyum dan menjabat tangan Wu Shian. “Salam kakak Wu Shian!” “Ya ampun betapa tampannya orang ini, Wu Shuan tidak pernah memberitahuku kalau dia memiliki teman setampan dia sebelumnya. Dasar adik kecil nakal!” dalam hati Wu Shian. “Nak Su! Ini adalah gel yang kamu berikan, dan ini ada sedikit uang untuk membalas kebaikanmu. Wu Shian juga menambahnya karena pemotretan yang dia lakukan berhasil karena bantuan Nak Su.” Mingzhi sedikit ragu-ragu ketika mengambilnya. Amplop itu terlihat begitu tebal sehingga dia berpikir pasti banyak uang yang ada di dalamnya. “Apa sepuluh ribu yuan terlalu sedikit nak Su?” “Ah! Bukan begitu aunty, malahan saya tidak berharap aunty Wu membalasnya dengan ini, kurasa ajakan makan malam saja sudah cukup untukku.” “Kalau begitu jangan merasa ragu untuk menyimpan uangnya.” Suara robot tiba-tiba terlintas di dalam pikiran Mingzhi. “Pencapaian terkonfirmasi! Host telah berhasil mendapatkan uang sebanyak sepuluh ribu yuan dalam semalam. Misi baru telah terbuka di jendela misi. Someone who become millionaire. Dapatkan sejuta yuan untuk menerima gift dari System. Program telah diperbarui, kini system mampu mengkonversikan uang ke dalam bentuk point untuk lebih memudahkan Host. Selamat Host!” ujar System. Seseorang tiba-tiba datang menghampiri meja Mingzhi, dia orang kaya dengan kumis yang panjang dan melingkar ke atas, menggandeng seorang wanita dengan gaun merah yang memiliki manik-manik berkilauan. “Wah wah... Ternyata Nyonya Wu sekeluarga, saya datang kemari untuk memberi anda wajah. Apakah pemuda tampan ini tamu Nyonya Wu? Dia tampan, tapi... Kenapa dia terlihat kampungan ya? Apa nyonya Wu tidak salah membawanya masuk ke restoran bintang lima ini? Bahkan saya bertaruh dia tidak bisa membaca satupun menu hidangan prancis disini. Nyonya Wu, jangan membiarkan seekor katak memakan daging angsa.” Pria itu mengatakan semuanya dengan senyumannya yang sinis. “Haha... Kali ini aku akan membuat keluarga Wu malu, untung aku melihat pemuda ini memberikan hormat pada pelayan. Kelihatannya dia tidak tau apapun soal cara kaum elit bersosial. Berarti dia hanyalah orang dari kalangan sampah. Dan melihat nyonya Wu memperlakukan orang ini, maka keluarganya tidak lebih baik dari sampah. Mari lihat bagaimana kau akan menyelamatkan wajahmu Nyonya Wu.” dalam hati pria itu. “Sialan! Orang ini kelihatannya mencoba untuk mempermalukanku di hadapan banyak orang.” dalam hati Wu Meilin. “Astaga! Gara-gara Mingzhi, mommy harus menanggung malu, memang ide buruk mengajak orang yang bukan dari circle kita untuk makan malam. Dia hanya bisa membuat kita malu saja.” pikir Wu Shuan. Mingzhi berdiri dari mejanya. “Maaf Aunty Wu, sepertinya saya harus pergi ke toilet sebentar.” “Ah! Kalau begitu biar charless menunjukkan jalannya.” jawab Wu Meilin. “Heh!! Sepertinya pemuda miskin ini tau caranya berpikir. Tunggu saja. Aku akan mempermalukan kalian semua.” dalam hati pria sinis itu. **** “System!” “Ya Host!” “Tolong konversikan uang yang baru ku dapat ke dalam bentuk point emosi!” “Permintaan terkonfirmasi! Uang telah berhasil dikonversikan kedalam bentuk point emosi, kini host memiliki sepuluh ribu delapan ratus tujuh puluh dua point emosi.” “Mantap! Fitur baru ini sangat membantu... Tapi... System! Apakah point emosi bisa ditukarkan menjadi uang?” “Jawab! Perintah itu sangat mungkin.” “Bagus! Kalau begitu... Aku bisa mendapatkan uang dengan lebih mudah.” “Peringatan! Uang hasil konversi dari point tidak mendapatkan hitungan sebagai point penyelesaian misi someone who become millionaire.” “Jadi begitu. Intinya aku harus mendapatkan uang sesuai dengan usaha yang aku lakukan. Hmmm... System ini mencegahku untuk menjadi malas. Oh ya! System! Apakah kah punya sebuah skill yang bisa membuatku memahami bahasa prancis?” “Jawab! Permintaan terkonfirmasi! Skill yang diinginkan oleh Host adalah BAHASA IBU. Skill ini bisa membuat host memahami semua bahasa di dunia, skill ini akan terbuka setelah host mendengar lima kata atau melihat lima kata ataupun menyebutkan lima kata dalam bahasa asing. Maka secara otomatis bahasa asing tersebut akan secara instan dikuasai oleh Host!” Mingzhi tertawa. “Ya ampun! Kalau begitu deskripsinya bukankah itu benar-benar nge-cheat. Hahaha... Aku merasa kasian pada mereka yang berusaha mempelajari bahasa. System! Berapa harga skill ajaib ini?” “Jawab! Skill BAHASA IBU merupakan skill kelas S, host perlu menukarkan lima ribu point emosi. Apakah host yakin menukarkan point host untuk skill ini?” Mingzhi tersenyum lebar. “Yeeeeesssss~” ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN