Sejak kecil ia sudah mengalami kepahitan. Baron sudah menjadikannya tumbuh sebagai wanita yang paham bahwa kehidupan itu sangat lah keras.
Athalia sudah terbiasa melihat sosok ayahnya yang gemar berjudi, mabuk-mabukan dan bermain wanita.
Seakan tidak ada satu pun kebaikan Baron yang diingatnya. Lelaki tua itu terlalu banyak melukai perasaannya.
"Sekarang hutang Ayah pada Haris sudah lunas, Athalia. Ayah tidak akan memaksamu lagi untuk melayaninya. Harus juga sudah tidak memintamu lagi. Jadi tolong ... lepaskan Ayah! Cabut laporanmu dan biarkan Ayah keluar dari penjara ini. Ayah tidak senang tinggal di sini," pinta Baron lagi, wajahnya menatap Athalia dengan sorot memohon.
Melihat itu, sebagai seorang anak, tentu Athalia merasakan sedikit rasa iba di dalam hatinya terhadap Baron.
