Kiran menyandarkan tubuhnya pada pintu toilet, ia sudah kedinginan. Kenapa tadi ia harus lupa membawa tasnya. Padahal ponselnya berada di sana. “Mahesa. Mahesa tolong aku!” rengeknya sambil menggedor-gedor pintu dengan tenaganya yang sudah lemas. Kiran terlalu lelah, sudah sejak tadi ia menggedor pintu dan berteriak. Tapi tak satu pun orang datang untuk menolongnya. Sampai suara langkah kaki kembali terdengar di telinga. Bola mata Kiran langsung melebar waspada. Benaknya berpikir mungkin wanita yang tadi datang lagi. “Siapa yang datang? Jangan-jangan wanita itu lagi,” gumamnya pelan. Dengan menggertakkan giginya kesal, Kiran pun menggedor pintu toilet itu dengan kasar, lalu ia berteriak. “Hei! Kau yang ada di luar sana! Kau kembali pasti untuk mengerjaiku. Sebenarnya kau ini siapa?