Setelah puas menyentuh Athalia, mereka sudah kembali berpakaian. Athalia duduk di ujung sofa panjang itu, sementara Mahesa menidurkan kepalanya di atas paha Athalia. Sembari tangannya sibuk memainkan ujung gaun malamnya. Tangan Athalia bergerak pelan, mengusap rambut Mahesa yang berwarna kecokelatan. Tiba-tiba saja Mahesa membuka suara, memecahkan hening di antara mereka. “Athalia. Ini sudah pukul dua pagi. Kau tidak ingin pergi tidur?” tanyanya sedikit menoleh ke arah Athalia. Athalia menggeleng. “Kantukku sudah hilang sejak kau menciumku.” Mahesa ingin tertawa mendengar itu. Tapi ia mengubahnya menjadi batuk. Seketika Mahesa teringat sesuatu. Ia mengangkat kepalanya dari pangkuan Athalia, lalu duduk dengan tegap di samping wanita itu. Sedangkan kening Athalia berkerut menatap Mah