Kini kepala Athalia terangkat dan menatapnya. Athalia menaruh sendoknya di atas piring, ia makin tak bernapsu makan. Bagaimana tidak? Perasaannya gelisah, ada banyak hal yang mengganggu pikirannya. Berdeham pelan, mengusir serak di tenggorokannya, Athalia mengangguk. “Ya. Aku ingat. Bagaimana aku tidak mengingatnya? Hari ini adalah hari yang sudah kunantikan sejak satu bulan lalu. Kau akan melepaskanku, lalu aku akan terbebas dari ikatanmu.” Athalia meneguk ludah kasar setelah mengatakannya. Jujur saja, ada segumpal rasa tak rela yang mengganjal di dalam hati, namun Athalia merasa tak mungkin untuk mengungkapkannya. Perjanjiannya dengan Mahesa akan segera berakhir, maka Athalia juga harus bersiap untuk mengakhiri rasa cinta yang sudah ia pupuk dalam relung hatinya. Jangan sampai terla