“Kenapa, Athalia? Kau terkejut? Atau kau ingin marah padaku karena masih ingin tetap berdiri di atas panggung dengan Tuan Ervan?” tanya Mahesa, dengan sedikit senyum miring di bibirnya. Athalia mengerutkan kening, tak mengerti dengan ucapan lelaki itu. Sambil menenggelamkan kedua tangannya ke dalam saku celana, Mahesa melangkah pelan, menghampiri Athalia. “Semua orang menyanjung kalian, memuji penampilan kalian yang sempurna. Katanya suara kalian sangat merdu, banyak yang mengatakan kalian adalah pasangan yang cocok.” sebelah bibir Mahesa berkedut, seakan tak suka dengan ucapannya sendiri. Athalia masih mengerutkan keningnya. Langkahnya mundur perlahan saat langkah Mahesa semakin maju ke arahnya. “Apa maksud semua ini? Mengapa kau mematikan lampu dan membawaku ke mari?” Sudut-sudut bi