Ditarik ke Ruangan

1046 Kata

Ervan mengangguk malu. Mata birunya melirik Athalia dengan sorot lembut. “Kami pernah satu kelas saat SMA dulu. Athalia adalah murid yang cerdas dan rajin. Aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengannya di pesta ini. Dan satu hal lainnya yang membuatku terkejut adalah, ternyata dia sudah menjelma menjadi wanita dewasa yang begitu … cantik.” Pujian itu membuat pipi Athalia sempurna memerah, ia menunduk, menyembunyikan senyum canggungnya atas ucapan Ervan. “Cantik?” ulang Mahesa, melarikan pandangannya hingga bertemu dengan iris mata Athalia yang berwarna cokelat muda. Sesaat memandanginya, dalam hatinya tak mampu menyangkal kenyataan itu bahwa Athalia memang cantik. Namun ketika mendengar pujian itu dari mulut lelaki lain, hati Mahesa serasa terbakar, ada rasa tak suka mendengarnya. J

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN