pertemuan

1615 Kata

"dah mau balik?" Tanya Dimas begitu dirinya kembali dari mengantarkan kiriman laundry. Arif yang sudah ada di atas motor dan hendak mengenakan helm tentu mengurungkan niatnya. "Iya. Udah sore juga." Jujur saja Dimas merasa tidak enak saat melihat sahabatnya itu, karena bagaimanapun juga dia sudah meninggalkan Arif sendirian di laundry, padahal itu adalah laundry-nya sendiri. "Sorry ya. Nggak bisa nemenin." Mendengar ucapan Dimas tentu saja membuat Arif terkekeh pelan. "Sans aja lah. Lagian gue enjoy kok." Dimas hanya bisa tersenyum, yah seperti itulah Arif. Walau tergolong siswa yang sedikit lambat, tapi jika berurusan dengan pertemanan, Arif adalah anak yang bisa dipercaya dan selalu mengerti perasaan sahabatnya. Tidak seperti sahabat yang sering ditemui pada umumnya, yang hanya data

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN