Begitu ijab kabul selesai dilakukan Mahesa langsung beranjak tanpa melihat Kana lagi, membuat wanita itu mendelik kesal dan mengejar Mahesa. “Mas, tunggu.” Kana menahannya. “Mana bisa pergi begitu saja. Kau harus membantuku pindah ke rumahmu.” Kana sedikit merajuk membuat Mahesa memutar bola matanya malas. Mendengar panggilan Mas dari Kana membuatnya bergidig ngeri. “Siapa bilang kita akan tinggal satu rumah?” Mahesa menaikkan kedua alisnya. “Aku! Kita harus tinggal satu rumah! Sesuai perjanjian kita! Point nomor tujuh dan delapan.” Kana mengingatkan dengan senyum lebarnya, membuat Mahesa tersenyum sinis. Lalu memberikan secarik kertas berisi alamat dan meninggalkan wanita itu tanpa kata. “Mas, kau harus membantuku. Barang-barangku sangat banyak.” Kana masih mencoba merajuk, dia a