Kana menelan ludahnya susah payah, dia bisa melihat hasrat di mata Mahesa. Langkahnya mundur, keberaniannya menguap begitu saja. “Kau menghancurkan batas kesabaranku, Kana.” Bisik Mahesa menyentuh pipi Kana dengan gerakan sensual dan semakin merapatkan dirinya pada Kana. Lalu detik berikutnya pria itu meraup bibir Kana. Menjilatnya dengan mulut terbuka dan menekan kepala Kana agar semakin merapat padanya. Mahesa menggigit kecil bibir Kana membuat wanita itu langsung membuka mulutnya, Kana mulai terbuai, wanita itu mengalungkan tangannya di leher Mahesa, sedang tangan Mahesa yang bebas mulai bergerak menyentuh punggung dan menelurusi pinggang Kana. Keduanya terlena, terbuai oleh ciuman panas dan memabukkan itu hingga tersengal, Mahesa akhirnya melepaskan ciumannya. Dia menatap semakin