Dengan tangan bergetar dan keringat dingin yang mulai keluar dari pelipis hingga keningnya, Seri mendekati Yohan yang menatapnya dengan mata melebar. "Maafkan aku. Aku harus membunuhmu supaya aku bisa tetap hidup." Bahkan suara Seri terdengar serak dan bergetar. Dia mulai mengangkat pisau itu dengan tangan kirinya yang tidak terluka. "Aku harus hidup supaya ibuku juga hidup." Air mata gadis itu tanpa sadar menetes. Raut wajahnya menunjukkan rasa bersalah, keputusasaan sekaligus harapan untuk memulai hidup. "Kamu tidak bisa merasa sakit, kan? Jika aku menusuk jantungmu sekarang, kamu tidak akan menderita. Kamu hanya akan mati dengan tenang." 'Bahkan jika aku memukulmu sampai babak belur dan sekarat, kamu tidak akan menangis. Jika aku menusuk jantungmu sekarang, kamu tidak akan menderita.