hari minggu ini aku memutuskan untuk santai saja dirumah.sejak jam 7 pagi aku sudah berkeliling taman komplek berjoging bareng papaku.mamaku tidak ikut serta ,beliau memilih untuk ikut menyiapkan sarapan bersama Art dirumah.
"pa..dini capek udahan yuk kita pulang"
"yaelah din baru berapa puteran udah lelah,lemah kamu kalah sama papa"
aku nyengir aja mendengar jawaban papa,papaku emang hobi olahraga,makanya diusia yang sudah memasuki setengah abad ini beliau masih terlihat muda dan bugar.
diperjalan menuju rumah ,kami terus mengobrol sambil jalan santai,aku meminta papa untuk jalan santai aja gak usah lari nafasku udah ngos ngosan.
"din...apa kamu tidak punya pacar,papa lihat kamu gak pernah pergi kencan ,atau diantar jemput cowok" papaku memiringkan kepala saat bertanya,mungkin beliau ingin melihat ekspresi mukaku secara langsung.
"ah pa..apaan si,dini belum mikir kesitu kali dini sibuk kerja,lagian gak ada cowok yang naksir sama dini" celetukku
"ish kamu ini din,masa iya anak papa yang paling cantik ini gak ada yang naksir,papa minta maaf udah menyuruhmu memegang perusahaan diusia mudamu din,papa ingin melatihmu mandiri sejak muda "
"apa karena jadwal pekerjaan yang padat jadi kamu gak ada waktu untuk sekedar hangout bersama teman temanmu.."papa melihat kearahku kemudian melanjutkan perkataanya,"papa akan cari asisten din untuk membantumu menghandle pekerjaan,agar kamu gak terlalu sibuk ,yaaa..."papa menoleh kepadaku
"nggak usah pa,memang akunya aja yang belum mikir kesana,dan...tentu saja karena belum menemukan cowok yang pas aja"kataku sambil tersenyum kearah papa
"bagaimanapun kamu butuh pendamping dini...usia kamu sudah matang,dan papa mama juga sudah tua pengen melihat kamu menikah dan punya anak ,menimang cucu darimu"pandangan mata papa lurus kedepan,bisa kulihat dari pancaran mata beliau ,ada satu harapan tulus disana.
"papa tidak mengharuskan kamu menikah dengan putra pengusaha atau konglomerat,yang penting pendampingmu nanti baik sayang sama kamu dan papa mama "
aku menatap papa sambil tersenyum ,entah aku harus menjawab apa ,calon pacarpun aku tak punya gimana mau menikah..
.....
keesokan paginya ketika dimeja makan ,kami tengah sarapan bersama
"din...papa sudah memutuskan mencari asisten buat kamu dikantor,kamu mau cari sendiri atau papa carikan"
"gak usah pa..dini masih bisa handle kok urusan kantor,apa papa gak percaya ama dini,apa papa gk puas dengan pekerjaan dini ya"
"bukan begitu nak,papa gak mau kamu terlalu sibuk,papa juga sudah ingin melepas sepenuhnya urusan kantor,papa ingin santai,dan menghabiskan waktu dirumah dengan mamamu"
papa dan mama saling memandang mereka terlihat masih sangat harmonis dan mesra.
"terserah papa aja ,dini ikut aja "
"baik nanti papa cari orang yang kompeten,dijamin kamu suka dengan pekerjaannya ,bahkan mungkin suka dengan orangnya"papa berkata sambil tersenyum jail
"ish apaan sih paaa dini cari partner kerja bukan buka biro jodoh"balasku..
papa mama tertawa melihat mukaku yang memerah,aku memang pemalu dari kecil,papa mama iseng banget kerap kali menjailiku membuat pipiku merah merona
" kita lihat kinerjanya dulu ya din,jadikan dia asistenmu dulu,nanti kalau dia memang kompeten ,papa akan benar benar pensiun,kamu gantikan papa dan biar posisimu dia yang isi"
" dini ikut aja pa,papa atur aja "kataku..
"baiklah sayang.."
"dini berangkat dulu ya pa ma ,assalammualaikum..."
kucium tangan kedua orang tuaku
"hati hati dijalan ya sayang...yang fokus nyetirnya"kata mamaku
"iya ma..."kukecup pipi mama
"nanti papa nyusul mau ada urusan dulu dengan teman papa ya din" kata papaku
"okey pa...,dini berangkat ya "
"sampai jumpa dikantor"kulambaikan tanganku kemudian aku bergegas memasuki mobilku