“Kenapa? Heran karena aku mengenalmu?” kekehnya. “Seharusnya aku tersinggung karena kamu nggak mengenalku ketika pertama kali aku datang ke kamar ini. Tapi kumaafkan karena waktu itu kamu dalam pengaruh obat yang cukup kuat. Tapi sekarang seharusnya pengaruh obat itu sudah hilang. Apa kamu masih belum juga mengenalku?” tanyanya sambil berdiri tepat di depan Zea. Wanita itu mengamati lekat-lekat wajah tampan lelaki di hadapannya. Dengan tampilannya yang sudah berpakaian utuh, Zea langsung menyadari siapa orang yang semalam bercinta dengannya ini. “Anda kelihatan berbeda sekali kalau tanpa pakaian,“ kata Zea menyindir. “Pakaian memang penyamaran terbaik untuk menutupi siapa diri kamu sebenarnya. Tapi di hadapanmu, aku ini sudah telanjang. Kamu tau seperti apa aku sebenarnya kan?” tanyanya
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari