“Aro…!!“ Aro segera menegakkan tubuhnya, ketika mendengar seseorang memanggil. Aku bisa kembali bernafas lega, setelah beberapa saat yang kurasakan hanyalah rasa tegang. Bahkan aku merasa sulit hanya untuk sekedar mengais udara untuk mengisi rongga paru-paruku. Kuhela nafas panjang dan dalam, seolah ingin mengganti stok oksigen yang sebelumnya kurang. Kubenarkan kata-kata terakhir yang Aro ucapkan. Kita memang tidak boleh menilai orang hanya dari penampilan luarnya. Don’t judge a book from its cover. Tapi entah kenapa, aku merasa takut melihat pria itu, meskipun dia tidak pernah menyakitiku sekali pun. Kulihat Kak Rafid sedang berjalan cepat mendekati kami. “Lo ada perlu sama Sila?” tanya langsung Kak Rafid pada Aro yang sudah bersandar pada badan mobil Kak Rafid. Aro terkekeh menanggapi