Jantungku serasa mau copot. Aku menoleh ke samping. Kak Rafid terlihat terengah-enggah. Keringat membasahi kening cowok itu. Hampir saja … aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau saja kemampuan berkendara kak Rafid hanya biasa-biasa saja. Aku mengelus dadaku berkali-kali sambil menghela nafas. Dalam hati mengucap syukur karena Tuhan masih begitu baik melindungi kami. Rasanya begitu merinding saat melihat dengan mata kepala sendiri mobil yang kita naiki nyaris bertabrakan dengan mobil lain, lalu terbanting ke samping saat sang pengendara berusaha keras menghindari tabarakan. Tak sampai di situ, mobil bergerak tak beraturan untuk beberapa saat hingga nyaris menabrak pembatas jalan, dan berbalik sebelum akhirnya bisa berhenti dengan suara decitan yang cukup keras. Mungkin ini adalah keadaa