Part 12. Penolakan Hesa

1755 Kata

“ Surat,” jawabku. Hesa masih memandang amplop yang kuulurkan, tanpa menerimanya. “ Titipan lagi ?” tanya cowok itu setelah beberapa detik hanya diam. Ternyata ia mengira aku mendatanginya untuk kembali menyerahkan titipin dari para penggemarnya. Apa sekarang aku juga sudah jadi penggemarnya? fix ... sepertinya aku memang sudah mengikuti mereka yang sudah terlebih dulu menjadi penggemar cowok berkaca mata ini. Aku tidak bisa membayangkan reaksi Mila kalau dia tahu aku sudah menjilat ludahku sendiri. Aku menggeleng. Dia mengerjap seolah tidak percaya. “ Ini … terima. Aku susah-susah nulisnya.” Kuletakkan surat itu di telapak tangannya dengan paksa. Dia seperti orang linglung, hanya menatap ke arah surat dengan amplop berwarna merah muda tersebut. Sementara jantungku sudah semakin berdentu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN