Part 20. Dunia Malam

1893 Kata

Selamat datang dunia malam. Aku berdiri menatap sejauh mata bisa menjangkau. Lampu-lampu jalanan mencoba menyibak gelapnya malam. Langit berteman dengan bintang dan bulan. Suara bising deru mobil terdengar. Malam memang sudah bergelayut, tapi suasana di tempatku sekarang berada tidak kalah dengan suasana Jakarta di pagi hari, saat semua orang berduyun-duyun memadati jalanan Jakarta. Menuju tempat mereka memulai hari. Kak Rafid sedang memeriksa kembali kondisi mobil kesayangannya. Ya … akhirnya aku menerima ajakan Kak Rafid untuk kembali mendampingi cowok itu menangguhkan jalanan kota Jakarta. Kali ini suasana lebih ramai dibanding saat terakhir aku menemaninya. Yang aku dengar dari cerita Kak Rafid sewaktu kami dalam perjalanan, bahwa hari ini bukan hanya dua orang yang bertanding, tapi ad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN